Chapter 8 : Friendship

52 11 5
                                    

Foto kebersamaan antara Mary dan Alec yang masih tersimpan rapi di dalam dompet Alec, hubungan mereka kini sudah jauh dari kata 'kebersamaan'. Kata 'kebersamaan' terasa begitu asing di dengar. Melihat foto yang dicetak beberapa tahun yang lalu itu, Alec merasa rindu akan masa-masa yang kini sudah pudar. Apapun usahanya, Alec tetap tidak bisa mengembalikan masa lalunya saat bersama Mary. Ia terus menatap foto itu dengan seksama.

"Hei, sedang apa?"

Terkejut, Alec segera menutup dompetnya, dan memasukannya ke dalam kantong celana. Kemudian Alec menoleh kebelakang, melihat sahabatnya berdiri tepat dibelakangnya.

"Calvin? Kukira siapa..."

Alec merasa gugup diperhatikan seperti itu. Ia menggaruk tengkuk lehernya.

"Hayoo... foto siapa itu tadi?" tanya Calvin dengan candaan.

Calvin tidak melihat jelas wajah wanita di dalam foto itu. Tapi yang dia tahu wanita itu bersama Alec dalam foto itu.

"Bukan siapa-siapa." tepis Alec yang secara bersamaan menggelengkan kepalanya.

Calvin tidak puas dengan jawaban Alec. Calvin terus menerus mendesak Alec untuk memberi tahunya siapa gadis di dalam foto itu. Alec bersikeras tidak memberi tahunya. Calvin bukanlah pria yang mudah menyerah.  Ia gunakan segala cara dari merayu hingga mengiming-imingi Alec. Alec benar-benar merasa jengkel.

"Baiklah, itu orang yang kusukai puas? Dan aku tidak perlu hadiah-hadiah atau traktiran seperti yang kau ucapkan tadi."

Alec benar-benar merasa jengkel. Terpaksa ia beri tahu agar Calvin tidak mengganggunya lagi.

"Puas dong... Kukira sudah jadi kekasih maka sampai diperhatikan seperti itu hahaha..." Calvin berkelakar.

Calvin kemudian tersenyum konyol dan berlalu ke teman lainnya. Alec tentu saja sangat kesal dengan sifat Calvin yang menyebalkan seperti itu. Tapi Alec tidak pernah marah pada Calvin. Calvin adalah sosok sahabat yang sangat baik bagi Alec.

...

Calvin dan Alec bertemu saat Alec baru saja mulai kuliah. Saat itu Alec tidak tahu dimana ruang kelasnya. Karena dari pertama kali ia masuk sekolah, Alec selalu saja melewatkan ruang kelasnya yang sudah ia lalui berulang kali dan selalu berakhir bertanya kepada guru tentang keberadaan kelasnya. Akhirnya Alec bertabrakan dengan Calvin di depan sebuah ruang kelas. Calvin bingung melihat Alec kesana kemari sedari tadi, dan menanyakan apa yang dicarinya hingga kesana kemari seperti itu.

"Hei! Kau yang disana! Ada apa sampai kesana kemari seperti itu? Mencari sesuatu?"

Alec menjawabnya dengan polos.

"Saya? Oh... saya sedang cari ruang kelas ini..."

Ditunjukannya kertas petunjuk yang di genggamnya.

"Hm... sebenarnya kelas ini berada tepat di belakangku dan tepat di depanmu saat ini." ujar Calvin bingung.

Dengan tertawa kecil Alec berterima kasih dan masuk ke dalam kelasnya.

"Bocah yang aneh..." gumam Calvin seraya terkekeh geli.

...

Setelahnya mereka menjadi sahabat dalam waktu singkat. Ketika Alec ada masalah Calvin pasti membantunya. Ia juga bukan tipe sahabat yang pelit. Saat ada kebutuhan mendadak dan dalam masalah keuangan, Calvin senantiasa membantu Alec tanpa pamrih. Walau begitu Alec tidak pernah tidak mengembalikan apa yang dipinjamnya. Mereka masing-masing punya caranya sendiri membangun persahabatan mereka. Kecocokan diantara Alec dan Calvin membuat mereka bersahabat dengan sangat cepat. Alec adalah orang yang lembut, detail, pintar dan bertanggung jawab namun rapuh dan pesimistis. Sedangkan Calvin adalah orang yang ceroboh, cuek, nakal, tidak suka belajar dan jahil, namun memiliki sifat periang yang cerewet, rasa percaya diri yang sangat besar dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebab itulah mereka saling melengkapi.

...

Alec melirik Calvin yang berada di sudut ruangan, Calvin mengedipkan satu matanya dengan tampang nakalnya. Alec tidak ingin mempedulikannya, ia pun melanjutkan menyimak materi yang diterangkan dosennya.

Mary terus terbayang wajah Calvin di dalam kelasnya. Mary memutuskan pergi meninggalkan kelas, melewatkan jam pelajarannya. Mary semakin yakin pada pilihannya. Ia akan berusaha memperjuangkan cintanya.

Sampai di kampusnya Calvin, Mary memarkirkan mobil mewah nya yang berwarna merah dan segera berlari masuk kedalam kampus. Mary melihat Calvin di dalam kelasnya, sedang berbicara dengan salah satu temannya.

"Calvin!" panggil Mary yang setengah berteriak.

Calvin merasa ada yang memanggilnya, jadi ia melihat ke sekelilingnya. Dan melihat Mary yang berada di ambang pintu kelas. Mary menghampiri Calvin.

"Kelas sepi sekali?" tanya Mary.

"Hari ini kampus ada acara, tuh semuanya ada di lapangan basket outdoor." tutur Calvin dengan nada malasnya.

"Acara apa?"

"Birthday nya universitas kita yang ke berapa lah begitu."

"Kenapa kamu tidak ikut?"

"Kesana?" tanya Calvin seraya menunjuk ke arah pestanya dengan mimik malasnya.

"Ugh... malas sekali... keramaian it's not my type." tambah Calvin.

Mary mengangguk pelan.

"Kalau begitu kita bisa ke..."

Kalimat yang di ucapkan Mary terpotong dengan seorang wanita yang memanggil Calvin.

"Vin!"

Wanita bertubuh seksi itu menghampiri Calvin, dengan cara jalannya yang seperti seorang model. Berambut cokelat, memakai tanktop hitam dan denim pendek yang memperlihatkan kulit putihnya. Sebelum wanita itu menghampirinya Calvin pun menghampirinya lebih dulu. Lalu mencium pipi wanita itu. Mary yang melihatnya geram. Perasaan campur aduk dirasakan Mary. Ia telah terbakar api cemburu. Mary berlari ke tempat parkir mobil. Berniat meninggalkan kampus.

Musik yang kencang memeriahkan pestanya. Semua mahasiswa dan mahasiswi berdansa ala mereka sendiri, termasuk Alec. Ia tidak tahu harus apa jadi ia menari sebisanya walau tariannya benar-benar kacau. Menari tanpa gerakan yang pasti, tapi itu membuatnya senang, ia tertawa sambil menari di tengah keramaian. Saat sedang menari, dari kejauhan Alec seperti melihat Mary di tempat parkir sedang berjalan cepat. Benarkah itu Mary?

"Mary!!" panggil Alec dengan berteriak.

Gadis yang di panggilnya itu berhenti.

Benarkah gadis itu Mary?


Writer : Evelyn A Chandra

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang