Final Chapter : Happiness For 10,000 Years

43 8 10
                                    

"Sudah tidak ada harapan lagi..."

Dokter telah mengatakan hal sedemikian menyeramkan. Benarkah tidak dapat menolong Alec? Ibu dan adik Alec menangis mendengarnya.

"Bagaimana kalau lakukan transplantasi ulang?" tanya Calvin yang panik.

Dokter menghela napas dan menggelengkan kepalanya.

"Kini kanker yang ada di dalam tubuh pasien telah menyebar. Sekalipun melakukan transplantasi ulang, tidak akan merubah apapun. Terlebih kondisi pasien yang sangat lemah, akan sangat berbahaya bila dilakukan operasi dadakan seperti ini pada pasien. Jadi sudah sangat tidak memungkinkan bila melakukan transplantasi ulang."

Semua yang mendengar kabar buruk tersebut  merasa terpukul... terpukul mendengar pernyataan dokter. Mary berusaha menenangkan ibu dan adik Alec.

"Ma, kenapa masalah penyakit Kakak tidak pernah diberitahukan padaku? Aku berhak tahu semua ini, Ma! Aku berhak!" lirih Jesslyn yang tampak syok berat.

Selama ini Alec dan Ibunya selalu menyembunyikan fakta tentang penyakit yang diderita oleh Alec pada Jesslyn. Dan kini ia yang tiba-tiba tahu kalau kakaknya akan segera pergi dari dunia ini tentu menjadi pukulan besar baginya. Ia begitu menyayangi Alec. Ibu Alec yang juga tidak bisa menerima kenyataan ini seketika jatuh terjerembab di lantai dan pingsan. Dokter yang ada disana langsung menyuruh para perawat membawanya ke ruang rawat. Jesslyn yang terus menangis menemani ibunya, sedangkan Calvin dan Mary menunggu di depan ruang rawat Alec.

"Alec tidak mungkin meninggalkan kitakan Cal?! Tidak mungkinkan?! Tidaaakkk!!"

...

Di pagi hari, mata Alec terbuka perlahan. Ia menyadari dirinya terbaring di rumah sakit. Ada dokter disampingnya dan ada Mary yang sedang tidur menyandar di ranjang Alec. Dan Calvin yang sedang terlelap disofa. Alec menggerakan kepalanya dengan sulit, lehernya terasa kaku. Ia menatap dokter disampingnya.

"Do-dokter... sebenarnya... saya ini sakit... sakit apa?" tanya Alec dengan lemah.

"Kanker ganas di dalam tubuh anda telah menyebar. Jadi itu kenapa anda tidak sadarkan diri kemarin."

"Tidak mungkin... saya sudah melakukan transplantasi hati, tapi kenapa? Kenapa kanker itu kembali lagi?"

"Kanker ini sangatlah ganas. Transplantasi yang anda lakukan beberapa waktu yang lalu, tidak mampu mengangkat seluruh sel kankernya. Sehingga kanker itu masih tersisa di dalam tubuh dan kembali bertumbuh semakin cepat."

Alec terpukul mendengarnya. Berarti, pengorbanan Sylvia berakhir sia-sia.

"Dokter... adakah cara untuk mengeluarkan sel kanker ini dari tubuh saya?"

Dokter itu menggelengkan kepalanya.

"Sudah tidak ada cara lagi..."

"Kalau begitu kira-kira... berapa lama waktu saya yang tersisa?"

"Untuk waktu, saya tidak bisa memperkirakan waktu yang pasti. Hanya Yang Maha Kuasa lah yang mampu memutuskan segalanya. Tapi sesuai prediksi medis, tubuh anda hanya dapat bertahan sekitar sebulan atau dua bulan paling lama. Sekalipun bisa lebih dari itu... itu sudah mukjizat. Saya permisi dulu, nanti saya akan kembali memeriksa anda."

Alec termenung. Seakan tak ada habisnya penderitaan yang menerpa dirinya, air matapun kembali mengalir membasahi pipi Alec. Inikah nasibnya? Berakhir seperti ini?

...

Tiga bulan berlalu sudah...

Pranggg!

Sebuah vas jatuh dari meja dan pecah.

"ALEEECC!!" teriak ibunya.

Alec kembali mengeluarkan darah kental dari mulutnya. Alec kehilangan keseimbangan tubuhnya dan menabrak meja, mengakibatkan pecahnya vas yang ada di atas meja itu. Alec terjerembab di lantai yang dingin itu.

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang