#1

1.3K 11 8
                                    


"Hey..!!" gertak Imel dan Gledys dari arah belakangku

"Iihh.. Bikin orang jantungan aja kalian..!!" gerutuku kesal
Imel dan Gledys adalah dua sahabatku sejak SMP. Mereka yg selalu ada untukku disaat suka maupun duka, ada satu cowok bernama Andrew yg juga sahabatku. Tapi gak tahu lagi dimana itu anak sekarang..

Hahaha.. Mereka tertawa bebarengan,  puas sekali mereka membuatku kaget maksimal, sampai-sampai ketawa ngakak seperti itu

"Ngapain sih bengong sendiri?? Kesambet setan taman loe ntar.." celetuk Gledys

"Andrew mana??" tanyaku pada mereka

"Gak tahu gue.. Tadi sih abis denger bel istirahat dia langsung cabut keluar.." terang Imel sambil memilin-milin rambutnya. Sudah kebiasaannya berkegiatan memilin rambut. Dia memang cantik dan sexy, tapi masih cantik gue.. Haha

"Helloow semuanya..." sapa Andrew kemudian

"Darimana loe Ndrew??" tanya Imel

"Hehe... Biasa, panggilan alam cuy.." jawab Andrew sambil nyengir

Spontan aku, Imel dan Gledys menutup hidung "Idihhh.. Jorok banget sih kamu Ndrew..??"

"Hellooo.. Gue abis panggilan alam, bukannya mau kentut.. Jadi gak perlu nutupi hidung keless.." Hardik Andrew kesal

"Loe udah cuci tangan pake sabun belom??" sahut Gledys melihat Andrew dengan raut wajah jijik

"Iya Ndrew, jangan bilang loe cuma lap pake tissue doang.." sahut Imel kemudian. Aku hanya tersenyum melihat ulah mereka bertiga yg selalu heboh sendiri

"Kalian nih kayak gak pernah panggilan alam aja sih, gitu aja ribet banget.." celetuk Andrew

"Sudah.. Sudah.. Mending sekarang kita makan dikantin dulu, Ok.." aku beranjak dari dudukku dan merangkul Imel dan Gledys menuju kantin

"Gini nih kalau sahabatan sama cewek, yg dirangkul cuma cewek doang.. Gue ditelantarin gitu aja.." protess Andrew

"HAha.. Pindah posisi saja jadi cewek Ndrew.." teriak Gledys pada Andrew yg masih berdiri sambil ngedumel sendiri

"Sialan.. Tungguin gue!!!" teriak Andrew kemudian berlari mengikuti kami

                           ®®®

Sepulang sekolah aku menghabiskan waktuku dikamar, menikmati hembusan angin yg masuk dari jendela kayu berbentuk persegi panjang dengan hiasan gorden berwarna toscha itu. Sejak Papa meninggal, aku lebih suka menyendiri dikamar. Karena Mama selalu sibuk bekerja dikantor dan pulang larut malam. Terkadang keempat sahabatku yg selalu datang kerumah untuk menghiburku disaat aku sedang penat.
Tidak terasa sudah lima bulan Papa meninggalkanku untuk selama-lamanya. Dia yg selalu mengajarkanku untuk selalu tegar menjalani apapun kehidupan yg akan terjadi nanti. Papa meninggal karena serangan jantung tiba-tiba saat sedang melatihku berenang. Saat itu aku sedang berniat mengambilkan minuman didapur untuk Papa, setelah itu aku kembali ketaman belakang rumah menemui Papa yg sudah duluan berenang. Dan pada saat itu juga aku sangat terkejut melihat Papa yg memegangi dadanya dengan kesakitan. Akupun berteriak histeris meminta tolong pada Pak Irwan dan Bi Sani. Aku kemudian mencoba menolong Papa dengan nyemplung kedalam kolam renang, dan Pak Irwan datang ikut membantuku membopong Papa. Pada saat itu tubuh Papa sudah pucat dan lemas tak berdaya. Akupun sangat ketakutan dengan kondisi Papa seperti itu. Pak Irwan membawa Papa kerumah sakit, dan ternyata saat tiba dirumah sakit dan setelah diperiksa dokter, Papa sudah tidak bernyawa lagi. Detik itu aku menangis histeris, memaki dunia yg sudah tidak adil padaku. Secepat itu Papa pergi tanpa ada perasaan yg aneh sebelumnya. Dokter bilang Papa terkena serangan jantung, padahal sebelumnya Papa terlihat sangat sehat tanpa mengeluh sakit atau apapun itu. Bahkan dia sangat bersemangat untuk melatihku berenang karena seminggu lagi aku ada perlombaan renang tingkat Provinsi. Aku sangat terpukul dengan kejadian yg sama sekali jauh dari anganku itu. Aku gak pernah tahu kalau Papa selama ini punya penyakit jantung, karena dia selalu terlihat sehat dan berstamina setiap hari.
Papa adalah seorang Arsitek, dia selalu bilang apapun yg akan menjadi cita-citaku kelak, itulah yg harus aku capai apapun halangannya. Papa seorang Bapak kepala keluarga sekaligus pelatihku renang yg hebat. Sejak aku duduk dibangku kelas empat Sekolah Dasar, Papa sudah mengajarkanku untuk berlatih berenang setiap pulang sekolah. Dan alhasil aku selalu mengikuti setiap perlombaan renang dan mendapatkan juara terbaik. Untuk itu Papa membangunkan sebuah kolam renang diteras belakanv rumah dengan luas 8x4m persegi khusus untukku berlatih renang setiap hari. Namun setelah kepergian Papa aku sudah tidak ada hasrat untuk berlatih berenang ataupun mengikuti berbagai perlombaan. Aku lebih sering menghabiskan waktuku dikamar bermain ponsel, atau utak atik laptop, kadang juga mendengarkan musik-musik yg aku suka. Apalagi lagu dari John Legend yg berjudul All of me.. Lagu itu selalu berhasil membuatku meneteskan air mata. Aku suka dengan lirik lagu itu, berulang kali aku memutar lagu itu, entah kenapa aku tidak pernah bosan mendengarnya.

My Brother Is My Boyfriendᴅ ( COMPLETED!! )Where stories live. Discover now