#12

121 2 0
                                    


Gavin Pove

Hari ini adalah hari pernikahan Mama, gue gak tahu apa harus seneng atau sedih. Pikiran gue gak karuan, ingin bahagia karena orang yg gue sayang tengah merasakan kebahagiaan yg tak terbendung, tapi hati gue tidak mengharapkan semua itu. Hati gue ingin menangis, mulut ingin berteriak sekencangnya. Tapi apa daya, gue harus memperlihatkan ekspresi bahagia didepan Mama. Gue tidak ingin Mama tahu apa yg saat ini gue rasakan..
Kimi adalah Assisten Tante Maya yg bencong sedang mendandani gue dikamar, sejak pagi dia dan crew datang kerumah untuk merias gue dan Mama, karena acara akad nikah dilaksanakan pagi ini jam sepuluh.
Gue berasa seperti pengantin yg dipaksa kawin aja. Karena diraut wajah gue tidak memperlihatkan rona kebahagiaan sama sekali.

"Ekee lihatin daritadi kamu Cemberut mulu sih say?" tanya Kimi sambil terus merias wajah gue

"Biasa aja" jawab gue santai

"Sini ekee liat senyum cantik ye.."

"Hiiii.." gue nunjukkin gigi gue yg rapi ini pada bencong bawel itu

"Idiihh.. Kok gitu sih say senyumnye??" Kimi terlihat geli melihat senyum gue yg aneh

"Udah deh jangan bawel, cepat rampungin make up gue, gue udah gerah ini.." keluh gue kesal

"Udah pake AC masih aja gerah say..Ckck.."

Gue gak ngegubris perkataan Kimi yg super kepo ini, ini bencong lama banget make up.in gue. Bikin gue makin risih aja, udah gaya bencongnya lebay banget.. Lama-lama geli gue jadinya

Sepuluh menit kemudian si Kimi selesai make up.in wajah gue. Dan dia juga sudah cabut dari kamar gue, akhirnya gue bebas dari bencong kepo itu. Sendiri emang lebih baik, bahkan sangat baik.. Haha

"Haiii Gaviiiiiiinnnnnn.......!!!!!!!" suara gaduh tiba-tiba membuyarkan mood gue yg baru saja bagus, dan sekarang jadi buruk seketika.

"Bisa gak sih sebelum masuk ketok pintu dulu? Udah gak ketok pintu, berisik pula suara kalian.." hardik gue kesal

"Oh my God Gavin... Loe cantiiiikkkk buangettt tahu gak sih??!" sahut Imel terkejut melihat penampilan gue dengan memakai gaun cantik design Tante Maya ini.

Imel dan Gledys mulai kepo mengamati sambil memegang-megang gaun yg gue pakai ini "Ini gaunnya yg bagus, apa emang muka loe yg cantik ya Gav??" tanya Gledys

"Hmm.. Udah jangan pegang-pegang gaun gue!!" hardik gue

"Iihh.. Kok gitu sih loe Gav?!" Keluh Gledys

"Iya, loe jutek banget sih? Lagi dapet ya..??" sahut Imel

"Non Gavin, Penghulu sama keluarga dari Pria sudah datang" tiba-tiba Bi Sani datang memberitahu. Bi Sani sudah berpakaian rapi dengan memakai kebaya bermotif batik dengan rambut disanggul keatas sehingga terlihat rapi.
Kebetulan untuk akad nikah diadakan dirumah gue. Untuk acara resepsi barulah dirumah Om George

"Oh iya Bi, bentar lagi Gavin turun" jawab gue kemudian melihat didepan cermin lagi. Rasanya gue enggan melangkahkan kaki keluar kamar. Gue masih pengen bermalas-malasan disini, gue gak sanggup kalau harus melihat Om George membacakan Ijab Kabul didepan Penghulu nanti. Ya Tuhan.. Seandainya gue bisa mengembalikan waktu jauh sebelum Papa meninggal, rasanya gue sangat menikmati masa-masa itu. Dimana saat itu gue bahagia bersama Papa tanpa ada yg mngusik.
Tapi gue jadi inget, kemarin gue mimpiin Papa. Papa bilang kebahagiaan Mama adalah kebahagiaan gue juga. Tapi kenapa gue masih saja belum menerima takdir pilu ini dalam kehidupan gue??

"Gav, kok loe jadi bengong sih?" tanya Gledys membuyarkan lamunan gue seketika

"Iya Gav, nyokap loe udah nungguin dibawah. Andrew juga udah Whatsapp terus nih nyuruh turun.." sahut Imel

My Brother Is My Boyfriendᴅ ( COMPLETED!! )Where stories live. Discover now