Author PoveHari pertama Gavin tinggal dirumah George membuat dia ingin cepat-cepat pulang kerumahnya sendiri. Tapi apa daya, dia ngerasa tidak enak kalau harus meninggalkan rumah yg sudah mirip istana itu. Karena seisi rumah sangat baik dan perhatian padanya, terlebih George yg sangat menyayanginya lebih dari seorabg anak tiri. Bahkan George tidak pernah menganggap Gavin adalah anak tirinya. Dia memperlakukan Gavin sama dengan apa yg dia lakukan dengan Jordhan dan Jenniver.
Pagi ini keluarga Forheid sedang sarapan pagi diruangan makan keluarga. Berbagai menu sarapan pagi sudah terhidang dimeja. Gavin lebih memilih roti tawar dengan selai coklat serta satu gelas susu untuk mengisi perutnya..
"Papi jadi honeymoon dimana?" tanya Jenniver membuat Gavin tersedak mendengarnya
"Minum dulu sayang.." kata George yg melihat Gavin tersedak
"Iya Om.." jawab Gavin kemudian meneguk segelas susu. Sampai saat ini Gavin masih saja memanggil George dengan sebutan Om.. Namun George tidak pernah mempermasalahkan semua itu
"Rencana Papi akan mengajak Mama ke Jerman untuk bertemu grandma disana.." kata George "Gimana menurut kamu Sayang??" tanya George pada Meriska yg duduk disampingnya
"Aku terserah kamu George.."
"Ya sudah sekalian Jenniver bareng aja berangkatnya.."
"Ok, itu lebih baik.."
"Jordhan sama Gavin gimana?" sahut Jordhan kemudian
"Kalian kan harus sekolah sayang, jadi kamu dirumah jagain Gavin ya.." ungkap Meriska
"Benar apa kata Mama, kamu dirjmah jagain Gavin.." sahut Jenniver
"Hmm.. Gavin pulang saja kerumah.." jawab Gavin
Semua terkejut dengan perkataan Gavin barusan "Kenapa kamu pulang Gav? Kamu disini saja sama Jordhan.." kata Jenniver
"Tidak Kak, aku pulang saja. Aku kangen rumah.."
"Ya sudah tidak apa-apa.. Lagipula disana kan ada pembantu dan sopir yg bisa jagain Gavin.." sahut George
"Tapi sayang, kamu lebih baik disini sama Kaka Jordhan. Disana kamu tidak ada teman ngobrol.." kata Meriska
"Ma, Gavin kan sudah terbiasa sendiri dirumah sama Bi Sani. Gavin sudah biasa ditinggal Mama kerja sampai larut malam kan. Jadi Gavin rasa tidak masalah kalau harus tinggal dirumah.." ungkap Gavin membuat Meriska terdiam
"Hmm.. Mama tenang aja, Jordhan akan sering tengok Gavin kerumah.." sahut Jordhan
"Ya sudah kalau begitu, Jordhan.. Gavin sekarang adalah adik kamu, jadi sudah menjadi tanggung jawabmu untuk menjaga adik kamu ini..!!" kata George dengan tegas
"Papi tenang saja.."
®®®
"Gimana rasanya tinggal serumah sama keluarga baru?" tanya Gledys
"Gak gimana-gimana" jawab Gavin singkat
"Kepo banget sih loe Dis.." celetuk Andrew
"Yeee.. Biarin dong, gue kan pengen tahu"
"Iya nih, Andrew nyolot banget. Lagi PMS kalii dia.. Hahaa" sahut Imel tertawa lepass
"Besok Mama bakal bulan madu di Jerman"
"Hahh..???" Gledys dan Imel terkejut mendengarnya
"Trus loe bakal ikut gitu?" tanya Imel
"Enggaklah.. Gue kan harus sekolah, lagipula mereka itu bulan madu. Masa iya gue ikut?!"
"Trus loe dirumah sama Jordhan Gav?" tanya Andrew
"Gue pulang kerumah, gue udah bilang sama mereka.."
"Mereka izinin?"
Gavin menganggukkan kepala "Ehemm.."
"Gav.. Gav.. Udah enak tinggal dirumah yg udah kayak istana. Loe malah pulang kerumah.." sahut Imel
"Loe aja sana yg tinggal dirumah istana itu.." hardik Gavin kesal
"Bener tuh apa kata Gavin.. Haha.." celetuk Gledys
"Memangnya orang-orang disana tidak suka sama loe Gav?" tanya Andrew
"Mereka semua sayang banget sama gue Ndrew. Apalagi kak Jenni.. Dia baaikkk banget sama gue"
"So apa yg bikin loe gak betah disana?"
"Gue bukannya gak betah tinggal disana. Tapi gue cuma gak mau aja terlalu lama ninggalin rumah gue. Gue suka kangen kalau lama-lama ninggalin rumah.." terang Gavin
"Hmm.. Gue bisa ngerti Gav" kata Andrew
●●●
Gavin Pove
Hari ini Mama, Om George dan Jenniver akan berangkat ke Jerman. Mama dan Om George akan melaksanakan bulan madu sekaligus memperkenalkan Mama kepada keluarga besar Om George disana. Sedangkan Jenniver harus kembali ke kampus untuk kuliahnya yg hampir tiga hari dia Absent.
Gue sekeluarga berangkat ke Bandara untuk mengantar Mama. Mama terlihat sangat sumringah dengan keberangkatannya sekarang, gue harus memperlihatkan bahwa gue juga ikut bahagia dengan semua ini. Meskipun dalam hati sangat menolak keras."Gavin, kamu jaga diri baik-baik ya,. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu hubungi Jordhan.." terang Mama saat hendak berpamitan dengan gue
"Mama tenang aja, Gavin bisa jaga diri sendiri. Mama have fun yaa selama bulan madu nanti.."
"Makasih sayaang.." Mama memeluk erat tubuh gue
"Jordhan, inget yaa.. jaga Gavin baik-baik!!" Tegas George pada Jordhan
"Iya Pi, jangan khawatir.. trust me!!" Jawab Jordhan melempar senyuman mautnya
"Papi tenang aja, Jordhan itu cowok yg bertanggung jawab dengan tugasnya.." sahut Jenniver sambil meledek Jordhan
"Ok kalau gitu, peringatan keberangkatan sudah bunyi, kita pergi dulu yaa.." kata George kemudian memeluk tubuh Jordhan sambil mengucapkan berbagai kalimat perpisahan. Begitu halnya dengan Jenniver yg memeluk tubuh gue erat. Dia juga mengucapkan berbagai kalimat pesan pada gue, dia sangat perhatian dengan gue.
"Kakak pergi dulu ya Gav, jaga diri baik-baik.." pesan jenniver kemudian menggeret kopernya hendak pergi
"Kakak tenang saja"
"Oiya... sering-sering chat aku ya.."
Gue menganggukkan kepala seraya tersenyum pada Jenniver yg langkahnya sudah semakin menjauh dari tempat gue berdiri.
Setelah selesai mengantar Mama, gue dan Jordhan balik kerumah untuk istirahat. Karena tadi sepulang sekolah, gue langsung berangkat ke Bandara tanpa istirahat terlebih dahulu.
"Loe mau makan dulu atau langsung pulang?" Tanya Jordhan saat kita lagi berada dimobil
"Gue pengen pulang aja.." jawab gue lemas
"Tapi loe tadi belum sempet makan siang kan.."
"Gue belum laper.. udah, kita pulang aja!!"
Akhirnya Jordhan menuruti permintaan gue untuk langsung pulang kerumah. Mata gue rasanya sudah mulai ngantuk, karena udah kebiasa tidur siang juga.
●●●
YOU ARE READING
My Brother Is My Boyfriendᴅ ( COMPLETED!! )
RomantizmNamaku Gavin Andhara Pratama (Gavin dibaca Jevin) Hidupku berubah 360° setelah Papaku meninggal.. Pada akhirnya Mamaku memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang Pengusaha kaya bernama George Forheid Namun Papa tiriku adalah lelaki yg baik, dia m...