#11

147 2 0
                                    

Author Pove

Terkadang kita harus berkorban demi kebahagiaan orang-orang yg kita sayang, meskipun pengorbanan itu sangat menyakitkan hati kita yg paling dalam.

Banyak diluar sana berbagai cerita manusia tentang pengorbanan. Ada yg bercerita jika pengorbanan mereka untuk orang yg mereka sayang berujung sia-sia. Banyak hal atau alasan kenapa mereka berkata sia-sia..
Namun banyak juga pengorbanan yg berujung kebahagiaan dan suka cita. Berbagai animo manusia pasti pernah merasakan suatu pengorbanan. Entah mereka berkorban demi kebahagiaan atau bahkan berkorban demi kesengsaraan.

Gavin salah satunya yg harus rela berkorban demi orang tuanya. Meski dia tidak tersakiti dalam hal fisik, tapi secara hati nurani dia sangat tersakiti bahkan terpukul dengan keputusan Mamanya untuk menikah lagi dengan Pria pengusaha kaya raya. Meski demikian, Gavin berusaha tegar dan menerima takdir ini. Takdir dimana dia harus merelakan Mamanya untuk menikah lagi.
Dia cuma berharap bahwa keputusan Mamanya untuk menikah lagi ini adalah keputusan yg terbaik dalam hidup Mamanya kedepan. Karena dia tidak mau jika orang tua satu-satunya itu akan tersakiti suatu saat nanti.

Gavin berdiam diri didalam kamar, menikmati alunan musik lewat ponselnya dengan menggunakan hadset. Pandangan matanya menatap langit-langit atap kamarnya yg berhiaskan stiker animasi bulan dan bintang bercorak kerlap kerlip. Pandangannya kemudian redup karena Gavin menutup kedua bola matanya. Seketika Gavin terlelap dari tidurnya
Suatu ketika Gavin bermimpi, didalam mimpi itu dia bertemu dengan seorang laki-laki yg berdiri membelakanginya. Postur tubuhnya tinggi tegap sambil mengenakan pakaian yg serba putih. Gavin penasaran dengan laki-laki itu, dia mencoba mendekatinya

"Kamu siapa?? Ini tempat apa??" tanya Gavin pada laki-laki yg membelakanginya itu

Kemudian dengan pelan laki-laki itu menghadap kearah Gavin berdiri "Ini rumah baru Papa sayang.." jawab Laki-laki itu kemudian tersenyum

Gavin terkejut dengan pemandangan yg sedang ia temui saat ini. Hal yg sangat membahagiakan yg selama ini dia tunggu-tunggu untuk bertemu dengan Papanya "Papa.. " Gavin kemudian memeluk laki-laki itu yg tidak lain adalah Papanya "Gavin kangen sama Papa.. Gavin pengen ikut Papa" kata Gavin dengan nada serak, dia tak kuasa membendung air matanya yg tiba-tiba menetes deras

Laki-laki itu melepaskan pelukkan Gavin dan tersenyum "Belum saatnya kamu ikut Papa sayang.. Kita sekarang sudah beda dunia" terang laki-laki itu sambil memegangi kedua pundak Gavin, menatap wajah Gavin dengan seksama

"Tapi Gavin pengen sama Papa..Cuma Papa yg bisa ngertiin Gavin.."

"Sayang, masa depan kamu masih panjang, kamu harus terus kejar mimpi-mimpi kamu yg selama ini kamu cita-citakan. Kamu juga masih punya Mama yg sayang sama kamu, kamu harus bahagiakan dia.."

"Tapi Mama akan nikah lagi.. Gavin sangat sedih Pa.."

"Itu kebahagiaan Mama, kamu harus jalani semua yg terjadi! Kebahagiaan Mama adalah kebahagiaan Gavin.. Papa selalu sayang Gavin.." laki-laki itu mengecup kening Gavin dengan lembut

"Tapi Pa.. Pa..!! Papa..!!" teriak Gavin karena laki-laki itu tiba-tiba menghilang "Papa.. Jangan tinggalkan Gavin.." Gavin menangis tersedu-sedu menyadari bahwa Papanya sudah tidak ada lagi bersamanya

"Papa.. Papa.. Jangan tinggalkan Gavin..!!" teriak Gavin

"Sayang.. Kamu kenapa??" Meriska yg mendengar teriakan Gavin dari luar langsung buru-buru masuk kedalam kamar Gavin

Gavin terbangun dengan gelagapan, kedua bola matanya sembab seperti habis nangis "Mama.. " kata Gavin yg tersadar dari mimpinya, dan sekarang melihat Mamanya sudah berada disampingnya

"Kamu mimpi Papa lagi ya?" tanya Meriska

Gavin menganggukkan kepala, kemudian Bi Sani datang dengan membawa segelas air putih untuk Gavin

My Brother Is My Boyfriendᴅ ( COMPLETED!! )Where stories live. Discover now