Ra On sampai ditempat pertemuan mereka dan dia mulai meluncurkan kata – kata manisnya. Dia mengaku kalau ia tengah gugup saat ini. Dia tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan hanya kata – kata.
“Aku hanya melihatmu dengan mataku.” Ucap suara lembut seorang pria dari balik tirai.
Ra On suka mendengar suara itu, tapi tunggu dulu. Dia seorang pria bukannya wanita cantik yang mereka bicarakan. Ra On buru – buru bangkit untuk pergi, dia ingat permintaan kliennya untuk mengatakan, permintaan maaf karena telah lancang mencintai wanitanya itu.
“Aku penasaran seberapa tingginya kelas wanita itu, ternyata dia malah pria.” Gumam Ra On. Tapi sepersekian detik kemudian, ia menghentikan langkahnya saat ingat suara gemerincing uang yang ditawarkan sang klien.
Ra On masuk ke dalam bilik kemudian PM Lee Young menunjukkan surat yang dikirimkan olehnya. Dia mengatakan dengan sarkastik kalau dia sampai berkaca – kaca setelah membaca surat itu.
Dalam batin Ra On, dia mengira kalau PM Lee Young ini gay. Dia menyuruhnya untuk menangis saja kalau dia mau. Bagaimana bisa dia menahan perasaannya hanya karena terlarang? Baiklah kalau begitu, Ra On mengajak PM Lee Young untuk pergi dari sana dan mengukir kenangan bersama.
PM Lee Young hanya bisa menatapnya dengan dahi mengernyit tak mengerti arah pembicaraan Ra On.
Mereka berdua sudah sampai disebuah kedai yang menjual gukbap. Ra On memuji Guk Bap disana sangat enak karena Bibi pemilik warung ini pernah bekerja di istana. Lee Young hanya menatapnya kurang suka.
Tak jauh dari mereka, Bibi pemilik warung sedang memaki – maki pelanggan yang terjatuh. Segala macam ucapan kasar dikeluarkan. Bukannya merasa risih, Ra On malah tertawa – tawa mendengarnya.
“Apa makian seperti itu kau anggap lucu?” tanya Lee Young.
Ra On menganggapnya bukan makian, itu Cuma mengingatkannya tentang cinta nenek pada cucunya. Apa kau dimarahi kakekmu saat salah dalam mengingat huruf? Lee Young makin keheranan. Tidak, kenapa aku melakukan kesalahan pada sesuatu yang sangat mudah?
“Apa kau dipukul saat ngompol dimalam hari?”
“Tak pernah. Meskipun aku melakukannya. Tak ada yang berani memukulku.”
Ra On tiba – tiba menjulurkan tangannya untuk memukul Lee Young. Tapi Lee Young sigap menghindar dan menatapnya sinis.
Ra On menebak kalau Lee Young ini hidup dikeluarga kaya dengan sendok perak dimulutnya. Lee Young mengatakan bukan. Ra On memintanya tak usah malu, tak apa – apa kalau pria tidak gagah dan kuat. Mereka juga bisa lemah seperti bunga.
“Aku bilang bukan.” Sentak Lee Young. Ra On mengiyakan saja ucapannya dengan wajah tak percaya.
Bibi pemilik kedai dengan kata – kata kasarnya menyuruh mereka jangan berbicara terus dan cepat pergi. Lee Young melirik dengan tajam ke arah Bibi itu. Bibi sempat keheranan karena wajah itu terlihat familiar. Wajah Bibi pun berubah syok saat menyadari siapa pria dihadapannya ini. Lee Young tersenyum kemudian mengedikkan dagunya agar Bibi itu segera pergi.
Lee Young berniat menyuapkan makanan ke dalam mulut, tapi tiba – tiba Ra On membubuhkan kimchi ke sendoknya menggunakan tangan. Lee Young kesal dan buru – buru melempar sendoknya.
“Ikut aku!”
Ra On protes karena mereka harus menyia – nyiakan gukbap mereka. PM Lee Young tiba – tiba menarik tangannya dan melemparkan Ra On ke balik pohon. Dia menondongkan pisau tepat didepan lehernya, Lee Young mengaku kalau dia menemui Ra On secara pribadi tanpa menyuruh orang lain karena berfikir kalau dia adalah orang yang baik. Tapi ternyata dia sama sekali tak tahu siapa yang bertukar surat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Drawn By Clouds ✔
Ficțiune istoricăMoonlight Drawn by Clouds bercerita tentang Hong Ra On (Kim Yoo Jung) seorang wanita yang menyamar sebagai seorang pria dan bekerja sebagai penasihat dalam urusan kencan. Berawal dari sebuah surat cinta yang ditulisnya untuk klien, Hong Ra On kemudi...