Malam harinya, Ra On demam tinggi dan ia terus merintih selama tidurnya. Rupanya, Ra On tengah terhanyut dalam mimpinya. Saat itu, Ra On masih kecil dan berpergian bersama Sang Ibu.
Suara Prajurit terdengar, lewat situ!
Ibu dengan panik mengajak Ra On untuk melakukan petak umpet. Dia akan menghitung sampai sepuluh dan dihitungan kesepuluh Ra On harus bersembunyi. Sembunyi sampai jangan terlihat satu helari rambut pun.
Baiklah, Ra On setuju. Dia akan menang ketika Ibu belum menemukannya dalam hitungan ke 100. Ibu menolak aturan tersebut, kali ini aturannya berbeda. Ra On jangan sampai keluar kalau Ibu belum menemukannya.
Ra On sempat ragu namun saat ia melihat senyum Ibu. Ra On tak lagi ragu dan membalas senyumannya. Ia bersembunyi sesuai permintaan Ibu.
Ibu berhasil menyembunyikan ketakutannya sampai akhirnya Ra On bisa bersembunyi dibalik meja. Ia pun kemudian berlari ketika Prajurit telah mendekatinya. Ra On masih terdiam meringkuk dibalik meja hampir menangis.
Young sudah duduk disamping Ra On memperhatikannya. Dia mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Dasar bocah. Ra On membuka matanya setengah sadar dan penglihatannya samar, ia menarik lengan baju Young untuk pegangan. Dia mengira Young adalah Byung Yeon.
Young cuma tersenyum, kenapa kau berbicara dalam tidurmu?
"Aku bermimpi tentang hari saat aku terpisah dari ibuku." Ucap Ra On disela isakan.
"Kau mendapatkan mimpi yang menyedihkan."
Tidak. Bagi Ra On ini adalah sebuah mimpi yang menyenangkan. Setidaknya ia bisa melihat Ibu lagi.
Byung Yeon masuk ke Jahyeondang dan melihat keduanya. Ia meremas luka di perutnya yang bersimbah darah. Byung Yeon tak mengeluarkan suara apapun dan memilih pergi sebelum Young menyadari kehadirannya.
-oOo-
Keesokan harinya, Ra On sudah sehat dan berada di perpustakaan bersama Young. Dia ingat kalau Young yang telah menyelamatkannya saat tenggelam di kolam. Ia ingin mengucapkan terimakasih padanya. Tapi belum sempat dia mengatakan terimakasih, Young sudah memotong ucapannya dan menyuruh Ra On untuk tidak datang ke perpustakaan sebelum kesehatannya pulih.
Ra On tak mau, kesehatannya telah membaik berkat Urri Kim Hyung (Kakak Kim Byung Yeon -ku) yang telah merawat semalaman.
"Urri Kim Hyung?"
Ra On membenarkan. Berkat dia yang telaten merawatnya hingga ia pulih, tidak seperti seseorang yang takut ketularan. Young memintanya untuk duduk namun Ra On menolak.
"Kau menolak?!"Ra On berpura - pura batuk, apa dia akan dipukuli karena telah membuat si sendok perak sakit? Young membungkam mulut Ra On dengan meletakkan pil dimulutnya. Itu sepuluh kali lebih efektif ketimbang Urri Kim Hyung itu.
Young pun bergegas pergi setelah menjejalkan pil tersebut dalam mulut Ra On. Ia tersenyum kecil ketika sudah berbalik.
Kasim Jang berjalan mendekati Ra On dengan tampang sangat serius. Ra On sampai ketakutan karena berfikir telah membuat kesalahan. Namun ternyata itu cuma pura - pura, peserta pelatihan akan diberikan libur ketika chuseok.
Ra On jelas girang menerima kayu tanda keluar. Ia mengucapkan terimakasih dengan senangnya. Ketika Ra On telah pergi, dia keheranan dengan sikap Putra Mahkota yang beda akhir - akhir ini.
Ra On menghampiri dua rekan kasimnya, disana Sung Yeol tengah menghibur Do Gi. Ra On keheranan dengan apa yang tengah terjadi. Sung Yeol menjelaskan bahwa Do Gi telah melakukan persiapan demi menyambut utusan Qing tapi tiba - tiba dia malah dihapus dari daftar. Ra On heran, memangnya apa menyenangkannya dekat dengan para utusan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Drawn By Clouds ✔
Historical FictionMoonlight Drawn by Clouds bercerita tentang Hong Ra On (Kim Yoo Jung) seorang wanita yang menyamar sebagai seorang pria dan bekerja sebagai penasihat dalam urusan kencan. Berawal dari sebuah surat cinta yang ditulisnya untuk klien, Hong Ra On kemudi...