Byung Yeon dan Young tengah melakukan perjalanan di kota. Seorang Bibi menghampiri keduanya dengan semangat. Tapi sadar mereka berdua tengah mencari Tuan Jung, Bibi itu berubah judes. Tuan Jung sedang melawan anjing disana.
Young menoleh. Dia mengernyit melihat Tuan Jung yang tengah menggonggong seolah melawan anjing yang ada dihadapannya. Tuan Jung tengah mabuk.
Young mengatakan pada Byung Yeon bahwa ia akan berbicara sendiri dengan Tuan Jung. Byung Yeon mengerti.
Ra On terpesona melihat warna - warni kain dan bermacam pernak pernik yang dipajang disebuah toko. Hanbok cantik tergantung disana. Bukannya senang, Ra On malah sedih melihat hanbok itu. Ia mengingat saat ibunya selalu melarang dia menggunakan hanbok dan berdandan layaknya seorang gadis. Ibu selalu menegaskan bahwa ia adalah seorang pria.
Yoon Sung menyadari akan mata Ra On yang berkaca - kaca. Namun seperti biasanya, dia selalu bersikap seolah tak tahu dan mengajak Ra On untuk pergi dari sana. Keduanya berniat pergi, namun sebelum itu. Yoon Sung sempat berbalik dan menanyakan tentang hanbok yang membuat Ra On tertarik.
Setelah menanti cukup lama, akhirnya Tuan Jung tersadar dari pengaruh alk*hol. Tuan Jung awalnya menyapa Young dengan biasa namun setelah beberapa saat menatap wajah Young. Ia menyadari sesuatu.
Ditengah siang yang cerah, hujan turun dengan lebatnya ketika Yoon Sung dan Ra On kembali dari pasar. Yoon Sung segera meraih tangan Ra On menuju ke sebuah pondokkan. Mereka berdua berteduh disana. Sebagai pria yang pengertian, Yoon Sung melihat tetesan air hujan mengenai baju Ra On hingga ia pun memberikan jaket hanbok yang disukai Ra On.
Ra On menolak, bagaimana bisa dia menggunakan pakaian milik wanita?
Yoon Sung menyuruhnya untuk menggunakan saja jaket itu, cuma untuk memayunginya dari hujan.
"Tidak. Bukannya kau bilang kalau itu hadiah untuk orang yang spesial?" tolak Ra On.
Yoon Sung membenarkan hal itu, cuma sekarang belum saatnya dia memberikan kado tersebut. Dia akan menunggu sampai orang spesialnya mau menerima hadiah itu dengan senang hati.
Ketika Ra On masih terus menolak tawarannya, Yoon Sung meletakkan hanbok itu dikepala Ra On. Wah, seketika Ra On tampak seperti seorang gadis cantik hanya karena hanbok itu. Keduanya sempat bertatapan cukup lama namun Yoon Sung segera berdehem. Dia izin pergi untuk membeli payung dan meninggalkan Ra On sendirian.
Tak berselang lama, Young datang ke pondok itu untuk berteduh. Baik Ra On dan Young sama - sama tak menyadari kehadiran masing - masing dan sibuk dengan pikiran mereka sendiri.
Young menengadahkan tangannya meraih tetesan air hujan. Suasana ini mengingatkannya dengan kenangan bersama Ibu. Saat itu, dia masih kecil dan hujan turun dengan lebatnya. Ibu mengajaknya untuk bermain dengan air hujan tapi Young ragu. Dia belum mempersiapkan sepatu dan payung.
"Itu adalah kesempatan yang baik." Ucap Ibu melangkahkan kakinya. Dia bermain dengan air hujan dan membiarkan kaki polosnya mengenai rerumputan.
"Kau ratu dan aku Putra Mahkota... Bagaimana mungkin (kita hujan - hujanan)?"
Dengan senyum hangatnya, Ibu mengingatkan bahwa tak ada aturan kalau seorang Ratu tak boleh berjalan menggunakan alas kaki. Young yang awalnya ragu, perlahan mulai tertarik dan melepaskan alas kakinya.
Anak - ibu keluarga kerajaan itu bermain dengan riang layaknya manusia biasa. Melepas penat diantara ketatnya peraturan didalam istana.Kembali ke masa kini, mata Young berkaca - kaca setelah mengingat kenangan manis bersama ibunya. Dan sesaat setelah itu, Ra On menengadahkan tangannya merasakan tetesan air hujan. Young akhirnya menyadari keberadaan seseorang disampingnya, meskipun dia tak bisa melihat wajah orang itu. Ra On kemudian menoleh, dia langsung menganga ketika tahu Young berdiri tepat disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Drawn By Clouds ✔
Historical FictionMoonlight Drawn by Clouds bercerita tentang Hong Ra On (Kim Yoo Jung) seorang wanita yang menyamar sebagai seorang pria dan bekerja sebagai penasihat dalam urusan kencan. Berawal dari sebuah surat cinta yang ditulisnya untuk klien, Hong Ra On kemudi...