Ha Yeon berjalan dengan sebal karena ajakannya ditolak oleh Young. Meskipun begitu, dia tetap tersenyum mengingat Young menolaknya sambil tertawa dan membuat hatinya berdebar.
Kasim Ma berteriak malam - malam didepan pondokkan untuk para dayang. Wol Hee tersadar dari tidurnya dan mengintip Kasim Ma dengan khawatir. Kasim Ma masih duduk bersimpuh dijalan dengan frustasi, Keluarlah! Keluarlah!
Suara Kasim Ma langsung menghilang karena ada seseorang yang membekapnya.
Wol Hee menutup jendelanya dengan khawatir tapi masih dongkol juga, "Si Gila itu, apa yang akan dia lakukan sekarang?"
Kasim Ma mencekik Ra On karena telah mengikutinya. Kalau sampai dia mengganggu Wol Hee, dia tak akan membiarkannya. Ra On sesak nafas dan berbicara dengan terbata - bata. Dia hanya mengkhawatirkannya.
"Siapa yang khawatir pada siapa? Seseorang yang berpura - pura menjadi kasim adalah..."
Byung Yeon datang dan langsung mendorong Kasim Ma. Dia khawatir melihat Ra On yang terus memegangi dadanya karena sesak. Ia berniat memegang leher Ra On namun tangannya langsung ditampik oleh Young.
Young bersikap so acuh tak acuh, "Kalau kau tak mati, itu sudah cukup. Pria apaan yang kalah hanya hal kecil begitu.."
Byung Yeon dan Ra On sempat memperhatikan sikap Young. Namun Young bergegas pergi meninggalkan mereka.
Keduanya bergegas mengikuti Young. Ra On bertanya pada Byung Yeon dengan setengah berbisik, apakah seorang yang bekerja dalam istana tak bisa mengubah takdir mereka? Baik dayang maupun kasim?
"Tanpa persetujuan Raja, itu hal yang tak mungkin."
Young menghentikan langkahnya, dia akan pura - pura tak mendengar pembicaraan mereka. Jangan memikirkan hal semacam itu lagi!
"Kau mendengar semuanya? Meskipun begitu, apa ada cara.."
Young menegaskan bahwa dalam hukum hal itu dilarang. Ra On masih protes karena masalah hati tak bisa dikaitkan dengan hukum, hati tak bisa dikontrol. Young mendesis untuk menghentikan ucapan Ra On.
Ra On merenung dibawah pohon, ia kembali mengingat kejadian saat Young terlihat tersenyum pada seorang wanita. Dia pun tertunduk sedih memikirkannya.
Suara helaan nafas seseorang membuat Ra On menoleh. Dia mendapati Kasim Ma juga datang kesana untuk menenangkan diri. Kasim Ma lantas menghampiri Ra On dengan kesal, dia menuduh Ra On sudah memukul tengkuknya kemudian lari.
Ra On tak bisa menjelaskan tapi yang jelas Kasim Ma telah melakukan keputusan yang salah. Dia mabuk lalu berlari ke tempat para dayang dan berteriak - teriak. Ra On bertanya, apa yang akan kau lakukan?
Kasim Ma terduduk pasrah mengingat posisi yang ia miliki. Ra On dengan hati - hati menawarkan sebuah bantuan. Kasim Ma mengira itu hanya sebuah omong kosong, apa kau mau aku mati?
"Bagaimana kalau sebuah cara yang bagus?" tanya Ra On membuat Kasim Ma sedikit percaya padanya.
Raja tengah melakukan pertemuan dengan PM Kim, mereka membahas mengenai Jin Yool Chung yang diserang dan negara kehilangan suplay gandum. Disisi lain, Menteri Kam Jang Suk juga mengundurkan diri.
Raja mendengar kalau Kim Jang Suk melakukan penyelundupan suplay gandum dan menjualnya di Pasar Sang Won. Kenapa tak ada laporannya?
PM Kim seolah menyepelekan rumor yang Raja dengar, harusnya dia lebih mementingkan laporan nasional. PM Kim menunjukkan sebuah topeng dan mengatakan kalau pelaku yang menyerang mereka semuanya menggunakan topeng. Tokoh poros dari gerakan itu adalah Hong Gyeong Nae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Drawn By Clouds ✔
Historical FictionMoonlight Drawn by Clouds bercerita tentang Hong Ra On (Kim Yoo Jung) seorang wanita yang menyamar sebagai seorang pria dan bekerja sebagai penasihat dalam urusan kencan. Berawal dari sebuah surat cinta yang ditulisnya untuk klien, Hong Ra On kemudi...
