Ada Bonus Pict Chingu ^-^
Scroll Paling Bawah Yah ^°^Ra On kembali bertemu dengan Ha Yeon. Ha Yeon mengaku kalau dia sebelumnya sering membaca buku di toko. Tapi sekarang ini, Tuan Putri memperbolehkannya meminjam buku dari perpustakaan istana. Meskipun sejujurnya, itu bukan alasan utamanya masuk istana. Seseorang yang terakhir kali ia bicarakan sebenarnya ada didalam istana.
Ha Yeon memperhatikan kondisi disekitarnya kemudian berbisik, "Dia adalah Putra Mahkota."
Ra On membeku apalagi ketika mengingat senyuman Ha Yeon saat menyapa Putra Mahkota. Ha Yeon masih tersenyum kasmaran, dia menebak kalau Ra On pasti terkejut.
"Ya. Aku sangat terkejut." Ucap Ra On.
Ha Yeon berubah mengeluh soalnya Putra Mahkota cuma bicara seperlunya saja lalu pergi. Dia bahkan sampai bingung mau membuat alasan apalagi untuk bisa mendekatinya.
Tanpa sengaja Ha Yeon menjatuhkan tumpukan buku yang terdapat diatas meja. Ra On sontak membantunya memungut buku yang berserakan. Ha Yeon melihat gelang yang melingkar di lengan Ra On. Dia mengaku pernah melihat gelang seperti itu.
Ra On bergegas menutup lengannya dengan baju.
"Mereka mengatakan kalau kau memakai gelang itu, kau akan ditakdirkan untuk bertemu lagi bahkan jika kau berpisah."
Ra On mengaku tak tahu kalau gelangnya memiliki makna semacam itu. Ha Yeon tersenyum, dia yakin kalau wanita yang memberikan gelang mungkin sudah begitu putus asa sampai berfikir memberikan gelang itu pada seorang pria.
Kini Ra On duduk menyendiri di Jahyeondang dengan bimbang. Ia memegangi gelang pemberian Young dan juga memikirkan kembali ucapannya, Young ingin memperlakukannya seperti wanita yang paling berharga didunia.
Di masa kecil Ra On, dia harus berpura - pura menjadi seorang pria. Namun naluri wanitanya membuat ia ingin bermain bersama anak perempuan lainnya. Duduk memainkan karet dan mengenakan hanbok cantik.
Ibu langsung menyeret Ra On ketika melihat putrinya menatap anak - anak lain dengan iri.
Ra On mengibaskan tangan ibunya, sampai kapan dia harus berpura - pura seperti ini? 10 tahun? 20 tahun? Atau bahkan sampai dia mati? Apa alasannya?
Ibu Ra On tak bisa memberikan alasan, dia hanya mengatakan kalau "sekarang belum saatnnya". Dia meminta Ra On menunggu sedikit lebih lama lagi.
Kembali ke masa kini, Ra On duduk menangis dalam kebimbangan.
Young menemui Guru Jung setelah berita kekacauan di istana menyebar. Guru Jung mendengar kalau ujian yang dilakukan oleh istana akan menjadi awal bagi kehidupan para sarjana. Namun semua berakhir menjadi kritik atas keputusan pembatalan yang dilakukan oleh Putra Mahkota. Apa kau masih berencana melanjutkan ujian sementara yang diberikan oleh Raja?
Young sepertinya masih kekeuh dengan keputusan yang ia buat. Dia sudah memulai peperangan ini.
"Sebagai Putra Mahkota, kau tidak boleh kalah, kan?"
Young menatap Guru Jung dengan serius. Guru Jung membicarakan pertengkaran sebuah pasangan yang sudah menikah. Tapi kalau tujuan pertengkaran diantara pasangan tersebut hanya untuk sebuah kemenangan, maka yang akan terjadi adalah kehancuran dalam rumah tangga.
"Kenapa tiba-tiba menyebutkan pertengkaran antara pasangan yang sudah menikah?" tanya Young heran.
Guru Jung berkata kalau tujuan awal dilakukan ujian adalah untuk menemukan seseorang yang berbakat. Namun apa yang terjadi sekarang? Guru Jung kemudian bertanya pada Young, sekarang apa tujuanmu berperang? Untuk menang atau untuk perubahan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Drawn By Clouds ✔
Ficción históricaMoonlight Drawn by Clouds bercerita tentang Hong Ra On (Kim Yoo Jung) seorang wanita yang menyamar sebagai seorang pria dan bekerja sebagai penasihat dalam urusan kencan. Berawal dari sebuah surat cinta yang ditulisnya untuk klien, Hong Ra On kemudi...