PART 4 (1)

1K 42 1
                                    

Menteri kembali menentang keputusan Raja untuk menaikkan tahta Putra Mahkota. Namun Raja bersikeras karena ini merupakan otoritasnya sebagai seorang raja. PM Kim yang tadinya sempat menyetujui keputusan Raja, kini berbalik opini. Dia mengutarakan pendapatnya dan sangat menghormati keputusan Raja untuk membagi beban dengan Putra Mahkota.

"Terimakasih, pengabdianmu membuatku bahagia."

Namun PM Kim menambahkan, menaikkan tahta Putra Mahkota merupakan keputusan yang sangat penting. Dimasa lalu, Joseon mengalami dua masa sulit setelah melanggar pakta dengan Qing. Memilih Raja Sementara akan mengubah perwakilan diplomatik sebuah negara. Jadi, mereka harus menerima persetujuan dari Qing sebelum menaikkan tahta Putra Mahkota.

"Tolong mengertilah, Yang Mulia." Ucap para menteri serempak.

Raja mulai gugup mendengar penolakan dari para menteri. Young menanggapi dengan tenang, dia mengindahkan penjelasan yang telah diberikan oleh PM Kim. Oleh karena keputusan ini sangat penting sampai mengubah perwakilan diplomatik. Maka Young meminta Raja untuk menunda pengangkatannya. Sampai mereka mendapat persetujuan dari Qing, dia mendengar bahwa perwakilan Qing akan datang untuk merayakan ulang tahun Raja.

"Tolong tunda keputusan anda, Yang Mulia." Seru menteri seraya bersujud dihadapan Raja.

-oOo-

Kembali ke scene terakhir episode 3, Perpustakaan Dongunjeon. Ra On mengajak Young untuk segera keluar dari perpustakaan. Young menunjukkan dirinya yang mengenakan jubah Putra Mahkota dan memberitahukan namanya, Lee Young.

Ra On terperangah, menunjukkan dirinya begitu terkejut. Namun wajah terkejut itu berubah menjadi tawa renyah Ra On. Dia mengira menertawakan Sendok Perak yang menggunakan jubah Putra Mahkota. Dan kau tahu, di sini kan perpustakaan untuk Putra Mahkota?

Ra On terdiam sejenak untuk mencerna semua ini. Young hanya mengernyit melihat reaksi Ra On.

Ra On tergagap setelah otaknya mulai bekerja dan menyadari manusia yang ada dihadapannya benar - benar Putra Mahkota. Sontak dia bersujud dihadapan Young untuk meminta ampun. Dia telah membuat dosa besar.

Bukannya memberi hukuman, Young malah memungut topi Ra On dan meletakkan ke kepala Ra On lagi. Dia seolah meledek, haruskan aku menghukummu atau mengampunimu? Bukankah hanya ada dua pilihan itu?

Ra On hampir mewek dihadapan Young.

"Kita adalah teman. Bukankah itu yang kau katakan?"

"Nde?"

"Kau bertanya apa hubungan kita kalau kita bukanlah teman, 'kan?" tanya Young sambil menunjukkan senyum lembut pada Ra On.

(Chapter 4: setelah permainan berakhir)

Malam harinya, Ra On lemas di rumah bersama Byung Yeon. Dia mengira kalau pernyataan sebagai teman yang diucapkan oleh Young adalah sebuah ancaman untuknya. Ra On beranggapan kalau Young pasti sangat marah padanya. Apalagi dia ingat pernah mengatai Putra Mahkota sebagai manusia setengah anjing dihadapan Young sendiri. Tatapan Ra On kosong, dia membenturkan kepalanya ke tiang dengan pasrah.

"Berhenti. Pilarnya akan rusak."

Ra On mewek, "Aku sepertinya lebih buruk dari pilar."

Ra On akhirnya menaruh curiga pada Byung Yeon, apa dia prajurit biasa? Byung Yeon mengatakan kalau dia cuma prajurit biasa. Ra On masih menatap Byung Yeon, dia malah merasa kalau dia juga menyimpan rahasia.

Keesokan harinya, Ra On bertugas untuk membangunkan Young. Kasim Jang memberitahukan bahwa Ra On harus terus memanggil Putra Mahkota terus menerus sampai dia berdehem. Saat sudah berdehem, dia baru boleh masuk ke dalam kamarnya.

Moonlight Drawn By Clouds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang