Chapter 5

1.3K 139 31
                                    

"Kau bilang adikmu? Kau punya adik?"

"Umm, sebenarnya bukan adik kandung, tapi dulu aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri" jawab lucas sembari menundukkan wajahnya karena harus mengingat masa lalu itu.

"lalu di mana adikmu itu?"

"Entahlah, sudah lama kita berpisah"

"Apa kau..." perkataan Leo terhenti saat seseorang membuka pintu ruangannya dengan kurang sopan.

Brakk

"Yah, yang yeming, kenapa kau tidak mengangkat telfonku??" tanya Yuan ketus, sesaat setelah ia membuka pintu itu.

Leo yang melihatnya datang hanya menghela nafas, lalu seolah tak memperdulikan yuan, ia pun segera mengambil lobsternya untuk dimakan.

Melihat leo yang tak menggubrisnya sama sekali tentu membuat yuan jengkel, ia pun berjalan kearah leo tetapi pandangannya terhenti saat ia melihat lucas tengah menatapnya dengan bingung. Ck, anak ini lagi.

"Sedang apa kau disini? Minggir kau" ucap Yuan galak sembari menarik tangan Lucas agar menjauh dari Leo. Kemudian ia mendudukkan tubuhnya di tempat yang sebelumnya Lucas duduki.

Leo lalu berdecak dengan keras, menandakan ia sedang kesal luar biasa, "dia asistenku, wajar kalau dia disini. Yaowang, duduklah" balas Leo dengan jengkel lalu ia menyuruh Lucas untuk duduk di seberang sofa yang lainnya.

Yuanyuan yang mendapat perkataan kesal Leo itu hanya memutar bola matanya, ia sudah biasa mendapat sikap seperti itu oleh Leo. Kemudian ia pun mengalihkan pandangannya ke meja, ia tentu kaget dengan apa yang dilihatnya. Tentu, disitu banyak terdapat daging-daging lezat, tetapi ia tahu Leo tidak begitu menyukai daging.

"Kau mau jadi babi lagi?" Tanya Yuan heran, "lihat, ini bukan makanan kesukaanmu yeming!"

"Bisakah kau diam, aku sedang makan. Lucas lanjutkan makanmu" jawab Leo dengan kesal, ia juga mendekatkan daging daging itu ke arah lucas. Tanpa menawari yuan.

Sedangkan lucas, ia diam saja karena bingung ingin berkata apa, ia masih teringat obrolan para office girl tadi. Dan entah kenapa, begitu melihat yuan dan leo duduk berdampingan seperti itu membuat lucas tak suka.

Mereka lalu memakan makanan itu dengan tenang dan diam. Tak memperdulikan yuan yang terus mengoceh sebal

****

Leo segera menutup laptopnya ketika ia baru saja selesai mengecek beberapa berkas-berkas penting. Ia lalu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan, dan pandangannya terhenti pada satu objek yang menarik. Lucas.

Leo berjalan dengan pelan mendekati sosok mungil itu, matanya terpejam, dan sepertinya ia tertidur. Pantas saja sejak tadi suasana sangat sepi di ruangan ini.

Wajah tertidur itu bak malaikat, Leo tidak menyangkal hal itu. Kulitnya pun putih bersih, bahkan ia harus mengakui bahwa wajah Lucas lebih bersinar dari pada artis-artis kebanggaanya. Hal itu membuatnya bingung, bagaimana bisa seorang lelaki bisa seindah ini.

Oke, mungkin dari awal leo terlihat sangat cuek. Tapi percayalah, sebenarnya ia sangat mengagumi wajah indah milik Lucas. Yang akhir-akhir ini membuatnya kembali mengingat masa lalunya.

Leo pun duduk disamping Lucas yang tengah tertidur dengan posisi duduk di sofa. Ia pandang dengan seksama wajah itu, sungguh ia merasa pernah melihat wajah ini sebelumnya. Tetapi ia takut, ia takut jika apa yang ia fikirkan saat ini benar adanya.

Jarak wajah mereka kini hanya tinggal sejengkal, leo bahkan bisa merasakan hembusan nafas lucas yang teratur di wajahnya.

Deg

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang