Chapter 21

1.3K 146 50
                                    

***

"Gege, aku akan liburan ke tempat ayahku hari ini."

Lucas termenung mendengar perkataan anak bertubuh gempal yang ada di sebelahnya itu, jika Didinya akan berlibur, berarti ia akan di tinggalkan di sini sendirian tanpa satupun teman.

Kebanyakan anak di panti itu enggan untuk bermain dengan Lucas karena mereka menganggapnya aneh, setiap di ajak bermain, ia selalu menolak dan memilih untuk menyendiri di kamar, ia juga sama sekali tidak mau menyebut namanya sendiri ataupun kejadian apa yang menimpanya sehingga ia terdampar di panti itu, dan hanya Didi lah yang dengan gencar dan sabar untuk selalu mengajaknya bermain, sampai pada akhirnya mereka berdua bagaikan saudara yang kemana-mana selalu berdua. Tanpa mengenal ataupun mengetahui nama masing-masing.

Lalu sekarang, ketakutan kembali menghampiri sosok rapuh itu kala mendengar berita didi yang selalu setia menemaninya akan pergi meninggalkannya. Memang tidak pergi untuk selamanya, tetapi ia pun tidak tau kapan anak itu akan kembali.

"Lihatlah, ini gedung tempat ayahku bekerja. Suatu saat nanti, gege harus mengunjunginya yaa."

Lucas masih terdiam kala Leo menyodorkan sebuah foto yang sepertinya berasal dari potongan surat kabar.

"Gege, jangan sedih. Nanti aku akan mengajak gege ke gedung itu kalau kita sudah besar."

"Aku tidak sedih."

"Ahh, gege bohong. Gege sedih kan karena harus berpisah denganku?"

Lucas mencebilkan bibirnya dengan imut tatkala mendengar perkataan Leo itu, sungguh terdengar lucu jika yang mengucapkannya adalah seorang anak berusia 8 tahunan.

"Cepatlah kembali, jangan lama-lama berliburnya." kata Lucas dengan wajah sendu.

"Umm. Aku berjanji hanya sebentar. Hanya seminggu. Seminggu itu kan sebentar."

"Seminggu itu lama."

"Oh, benarkah?"

"Umm."

"Sayang~"

Leo menolehkan kepalanya ketika mendengar suara lembut ibunya yang baru saja memanggilnya.

"Mama~"

"Mobilnya sudah datang, ayo kita berangkat, kamu sudah pamitan dengan gege?" tanya wanita yang terlihat masih muda itu sembari mengusap kening putra kesayangannya yang saat ini tengah memeluk perut ratanya dengan erat.

"Umm, Aku baru saja pamitan."

"Benarkah? Kalau begitu sekarang giliran mama yang pamitan."

Wanita itu melepaskan pelukan Leo di perutnya lalu ia berjongkok di depan tubuh kecil Lucas yang saat ini tengah mendudukkan dirinya di kursi yang berada di taman dekat panti asuhannya.

"Kita berangkat dulu gege." katanya dengan lembut sembari menggenggam jemari kecil Lucas.

"Tante, tidak akan lama kan?" tanya Lucas, ia juga balas menggenggam tangan hangat yang cantik itu.

"Tidak akan lama, hanya seminggu."

Air mata Lucas tiba-tiba luruh kala mendengar jawaban wanita cantik di hadapannya ini. Seminggu baginya cukup lama, dan ia akan kesepian selama seminggu kedepan.

"Gege jangan menangis." kata Leo sembari menarik-narik tangan Lucas dengan pelan, ia masih kecil, tetapi ia juga tau rasanya ditinggalkan oleh seseorang, ia pernah merasakannya sebelum pindah ke rumah neneknya.

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang