***
"Tunggu.."
Baru beberapa langkah Lucas berjalan, pria itu kembali membuat langkahnya terhenti, Lucas pun membalikkan tubuhnya dan menatap pria itu dengan penasaran.
"Apakah kau..." ucapan pria itu terhenti saat melihat raut wajah penasaran milik Lucas, tapi ia segera mengembalikan ekspresi wajahnya yang terkejut itu beberapa saat kemudian. "Ah, tidak. Lupakan saja."
Pria paruh baya itu langsung pergi meninggalkan Lucas dengan tergesa-gesa, hal itu tentu saja membuat Lucas tambah bingung, tapi ia segera mengabaikan kebingungannya karena Leo sudah meneriakinya agar bergegas untuk naik ke mobil.
Sedangkan pria paruh baya tadi begitu melihat mobil yang dikendarai Leo dan Lucas melintas di depannya, ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Hallo, tuan Lee, ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang lelaki dari sampungan telepon itu.
"Ya, aku tidak punya banyak waktu. Apa kau ingat kecelakaan 15 tahun yang lalu?"
"15 tahun yang lalu? Maksud anda kecelakaan yang menimpa keluarga Yao?"
"Ya, aku ingin kau memastikan sesuatu. Bisakah kau menyelidiki kasus itu lagi?"
Pria di seberang sambungan telepon itu terdiam beberapa saat tapi selanjutnya ia pun menimpali pertanyaan orang yang meneleponnya saat ini.
"Itu sudah melewati batas penanganan kasus tuan Lee, sepertinya saya tidak bisa membantu anda."
"Ayolah, aku tau kau masih bisa menyelidikinya, aku hanya ingin tau, apakah benar anak Tuan Yao menghilang saat kecelakaan itu?"
"Iya, pihak kepolisian sudah menyelidikinya tuan, anak itu memang menghilang dan sudah dipastikan meninggal oleh sanak keluarganya yang lain."
"Bisakah kau menyelidikinya lebih dalam lagi, aku tadi seperti melihat anak itu, bahkan aku hampir yakin kalau dia adalah anak Tuan Yao."
"Kejadiannya sudah 15 tahun yang lalu, saya tidak yakin masih bisa menemukan data-datanya lagi."
"Aku tau kau bisa melakukannya, beberapa bulan lagi surat wasiat itu hangus, aku tidak ingin ada penyesalan setelah ini jika memang benar orang yang aku temui tadi adalah anak itu."
"Baiklah tuan, saya akan berusaha."
"Terima kasih, aku yakin aku bisa mengandalkanmu."
***
"Yang Yeming, bisakah kau lebih tenang sedikit?" tanya Lucas saat ia melihat raut wajah tegang milik Leo.
Lucas bahkan sampai memegang seatbelt yang ia kenakan dengan erat karena Leo melajukan mobilnya melebihi kecepatan normal. Lucas tentu saja takut, demi apa ia masih ingin hidup.
Lucas menatap tangan Leo yang memegang perseneling mobil dengan kuat, ia tau atasannya ini sedang dilanda galau yang luar biasa, maka entah mendapat keberanian dari mana, Lucas melepaskan genggaman tangannya pada seatbelt kemudian meletakkan tangan lentiknya itu di atas tangan besar Leo.
Leo melirik sekilas tangan Lucas yang berada di atas tangannya. Ia akui, ia memang sedang kalut saat ini. Ayahnya baru saja menelepon dan berkata ia sudah berada di mansion dengan si tua bangka itu dan juga anaknya. Bagaiman ia tidak kesal, ia sendiri yakin, ayahnya pasti sangat-sangat setuju dengan pertunangan ini.
Leo kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Lucas yang juga tengah memandangnya dengan pandangan yang seolah dapat menenangkan seluruh beban pikirannya.
Pandangan mata Lucas begitu teduh dan menenangkan. Leo pun akhirnya menghela nafas pelan dan mengembalikan tatapan matanya ke depan. Ia juga mengurangi kecepatan laju mobilnya saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Toxic
RomanceDi masa lalu kita bertemu, dan 15 tahun setelahnya kita pun kembali dipertemukan dengan kisah yang lebih rumit dan membingungkan, dengan kepribadian yang jauh berbeda pula dari masa lalu itu. ************** Sorry gak bisa bikin summary yang menarik...