Chapter 9

1.2K 131 14
                                    

"Dasar bajingan kecil"

Lucas yang mendapat umpatan itu tentu saja kaget dan bingung, apa maksud semua ini, kenapa tiba-tiba bossnya ini menjadi marah kepadanya. Apakah karen kejadian kemarin, tetapi buat apa ia marah? Ataukah karena hal lain? Sungguh, ia sangat tidak mengerti situasi seperti apa yang ia alami saat ini.

"Kenapa kau mengumpat kepadaku?" tanya Lucas bingung

"Berhentilah bercerita tentang omong kosong itu" ucap Leo, ia pun melepaskan dagu Lucas dengan kasar sehingga tubuh Lucas ikut terhuyung kesamping.

"Jadi kau marah padaku gara-gara aku bercerita dan mengabaikanmu?"

"Aku tidak suka mendengar omong kosongmu itu, ingat baik-baik" Leo pun berjalan kembali ke arah kursinya meninggalkan Lucas yang memandangnya dengan bingung.

Kemarin orang ini masih bersikap biasa saja kepadanya, tetapi kenapa hanya dalam hitungan jam saja sifatnya berubah 180 derajat. Ia menjadi sangat kasar menurutnya, atau memang inilah sifat aslinya? Entahlah, Lucas tak mau memikirkannya lebih jauh.

Tring

Tring

Tring

Bunyi handphone terdengar memenuhi ruangan yang sangat sepi itu, setelah kejadian tadi mereka berdua sama-sama terdiam dengan Leo yang masih berkutat dengan komputer miliknya, entah ia melakukan apa. Sedangkan Jeffrey, ia tidak kembali sejak tadi.

"Hallo" sapa Leo kepada seseorang yang meneleponnya, begitu ia mendengar suara orang itu ia pun langsung melihat nama yang tertera di handphonenya. Yuan.

Shit, ia pun mengumpat dalam hati, ini adalah kesalahannya tidak melihat penelepon terlebih dahulu, jadi ia tidak tau kalau yang meneleponnya adalah Yuan. Leo hanya menjawab semua pertanyaan yuan dengan singkat.

"Diner?" tanya Leo kepada yuan yang tengah meneleponnya, pandangan leo pun langsung mengarah kepada Lucas yang kini juga tengah memandangnya.

"Baiklah, nanti malam tunggu aku di nestafa Resto"

Setelah mengucapkan hal itu, Leo pun menutup sambungan telepon itu dengan sepihak. Ia masih memandang Lucas dengan tajam, tetapi Lucas memandangnya dengan diam dan tenang.

"aku akan dinner dengan seseorang, jadi kau bisa pulang sendiri malam ini" kata Leo

Lucas hanya mengangguklan kepalanya dengan pelan untuk menjawab perkataan Leo tadi. "Sudah waktunya makan siang, kau mau menu apa untuk siang ini?" tanya Lucas kemudian ketika ia tidak sengaja melihat jam di dinding tengah menunjukkan pukul 12:30. Ia melakukan hal itu tentu untuk mengakhiri kegiatan pandang-pangdangan mereka yang sungguh akward sebelumnya.

"Apa saja, asal pilihkan yang berkalori rendah" jawab leo kemudian.

Lucas pun menganggukkan kepalanya kemudian berjalan kearah Leo dan mengulurkan tangannya. Leo yang melihat tangan putih Lucas terulur pun memandangnya dengan bingung.

"Aku tidak punya uang, jadi aku butuh credit cardmu untuk membeli makanan" kata Lucas ketika ia melihat Leo hanya terdiam tak mengerti.

Mendengar perkataan Lucas membuat leo tersadar, ia pun mengambil dompetnya lalu mengeluarkan credit card miliknya dan melemparnya ke meja. Lucas pun mengambilnya kemudian berjalan keluar meninggalkan Leo yang langsung termenung.

Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela kaca di belakangnya. Dilihatnya pemandangan mengagumkan itu dalam diam, fikirannya kalut saat ini. Dalam hatinya ia masih mempertanyakan bagaimana perasaannya kepada anak itu. Benarkah ia membencinya?

***

Seorang Anak kecil berjalan dengan santai sembari menarik mobil-mobilan miliknya, ia baru saja pindah kesini jadi ia masih belum memiliki teman. Ia masih terlihat asik sendiri dengan mainannya, tetapi kegiatannya itu terhenti saat mendengar suara isak tangis seorang anak kecil lainnya di depan sebuah gerbang bertuliskan panti asuhan itu.

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang