"Kamu bisa memanggilku, Leo. Dan sepertinya, kita akan cocok"
Lucas pun segera menjauhkan wajahnya dari wajah leo yang sangat dekat beberapa saat lalu, ia nyaris saja kehilangan nafas jika ia tidak segera menjauhkan wajahnya. Karena demi apa, aroma musk dari pria di depannya ini membuatnya menahan nafas seketika.
"Apakah benar anda tuan Leo? Tapi saya belum pernah melihat anda di televisi ataupun media masa, apakah anda artis pendatang baru??" Tanya Lucas dengan wajah tanpa dosanya,
Pertanyaan Lucas tersebut otomatis membuat pria berlesung pipi itu tersenyum, ia berfikir kenapa ada orang yang begitu imut dan polos seperti pria dihadapannya ini.
"Aku ceo di agensi ini, apa kau tidak membaca tulisan di pintu luar dengan benar?"
"Ahhh, anda pemilik tempat ini? Mana mungkin? Setahu saya pemiliknya adalah.."
"Ayahku" potong leo sebelum lucas menyelesaikan perkataannya. "Ia sudah pensiun beberapa saat lalu, dan mulai saat itu juga aku yang menggantikan tempatnya" jelasnya
Lucas masih tampak tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, 'jadi pemuda ini pemilik tempat ini? Kenapa masih sangat muda' ia pun masih saja memandang wajah Leo penuh selidik, dan hal itu membuat Leo gemas, sehingga ia pun menarik Lucas untuk mengitari meja kerjanya dan mendudukkan pria kecil itu di kursi kebesarannya.
Kemudian Leo pun menyandarkan tubuh tegapnya dimeja dan kini mereka pun saling berhadapan. Leo lalu mengambil sebuaf figura yang ada dibelakangnya dan memberikannya pada Lucas
"itu fotoku dan ayahku, apa kau masih tidak percaya??"
Lucas yang sejak tadi masih memandangnya dengan curiga, akhirnya tersadar dan segera mengambil figura itu. Dilihatnya seorang laki-laki paruh baya yang iya tau adalah pemilik agensi ini, tuan Yang. Dan ada seorang pria lagi di foto itu yang ternyata adalah Leo. Tapi hanya dengan melihat foto itu tak serta merta langsung membuat lucas percaya. Ia pun dengan cepat menoleh kearah leo yang kini tengah menyilangkan tangannya dan memandangi dirinya penuh minat.
"Apa kau benar anak tuan Yang? Bisa saja kan kau.." belum lagi kata-kata lucas selesai terucap, tetapi leo segera berdiri dari sandarannya dan mendekatkan dirinya kearah lucas untuk yang kedua kalinya. Namun bedanya kini posisi mereka terlihat lebih intens, leo bagaikan sedang mengurung tubuh yang jauh lebih kecil dari tubuhnya itu di kursi kebesarannya sendiri.
Lucas yang tiba-tiba mendapat perlakuan seperti itu sontak terkejut dan ia pun memundurkan tubuhnya lebih menempel di sandaran kursi. dan ia juga kembali menahan nafasnya.
"Tu, tuan?"
"Terserah kau mau percaya padaku atau tidak. Yang jelas, mulai saat ini kau adalah asisten pribadiku. Mengerti??"
Sumpah demi apa, pandangan pria didepan ini seolah menyihirnya, Lucas tidak bisa untuk tidak balik memandang ketika mata sipit itu mengunci matanya. Dan saat leo mengatakan hal tadi, otomatis pula lucas menganggukkan kepalanya seakan dirinya telah tersihir.. sial, pesona bossnya ini sungguh luar biasa.
Selama beberapa waktu mereka masih tetap berada di posisi itu, Lucas bahkan nyaris pingsan karena kehabisan oksigen, sampai pria itu berkata.
"Bernafaslah, aku tidak mau jadi alasan kematianmu karena aku yang terlalu intens memandangmu, sehingga membuatmu menahan nafas seperti itu"
Haaahhhh
Mendengar tuannya berkata seperti itu otomatis pula lucas kembali Ingat untuk bernafas, bahkan ia pun meraup oksigen sebanyak yang ia bisa, hal itu tentu membuat Leo tertawa.
'Ya tuhan, imut sekali anak ini' batin Leo, Dan sepertinya hari-harinya akan lebih berwarna mulai saat ini.
****
Saat ini keduanya tengah duduk di sebuah sofa di ruangan itu. Leo telah meminta Lucas untuk menandatangani kontrak kerja selama 3 tahun kedepan.
Dan demi apa, selama 3 tahun nanti Lucas harus tinggal dengan pria aneh ini, setidaknya begitulah pemikiran lucas. Tapi ini sudah menjadi tuntutan pekerjaannya, ia sekaranga adalah seoranga asisten, asisten bos di sebuah agensi hiburan ternama. Bukan kah itu hal membanggakan? Entahlah.
"Baiklah, karena kau mulai bekerja hari ini, aku akan memberikanmu tugas pertama. buatkan aku secangkir kopi, tentu tadi kau sudah diberi tahu jeffrey kan tentang apa kesukaanku"
"Iya sudah, tuan, kalau bgitu saya turun dulu untuk membuatkan anda kopi"
"Hmm" jawab leo singkat, karena ia sedang memeriksa beberapa berkas di depannya.
Setelah mendengar jawaban menyebalkan itu, Lucas pun segera keluar dari ruangan bossnya kini dengan tersungut-sungut. Ya tuhan, semoga ia betah selama tiga tahun kedepan. Huff
Lucas pun segera menuruni tangga dengan cepat, tadi saat di ruangan jeffrey lucas sempat diberitahu kalau ada pantri di lantai 3 dan lantai pertama, jadi sepertinya ia memilih untuk ke lantai 3 saja.
Ketika ia sampai di pantri disana ternyata sedang banyak orang, karena ah ini sudah masuk jam makan siang. Ia pun tak memperdulikan orang-orang disana, ia hanya segera membuatkan kopi dengan takaran gula sesuai dengan catatan yg telah ia dapatkan dari jeffrey tadi. Setelah selesai, lucas pun segera keluar dari pantri itu dan kembali ke ruangan Leo.
"maaf tuan, membuatmu menunggu kopinya" kata lucas setelah ia meletakkan kopi itu ke mejanya.
Mencium aroma kopi yang sepertinya nikmat, membuat Leo ingin segera mencicipinya. Ia pun meraih cangkirnya lalu menyeruput sedikit cairan berwarna hitam itu sembari memandang lekat wajah putih bersih milik asisten barunya. Pass. Sungguh diluar dugaan, rasa kopinya pas dengan selera lidahnya, meski sedikit berbeda, tetapi ia akui, ia lebih menyukai rasa ini dari pada rasa kopi yg biasanya ia minum.
"Hmm, tidak buruk. jadi, setiap makan jam makan siang, selalu buatkan kopi seperti ini untukku. Dan rasanya harus sama"
"Iya tuan"
"Ahh, jangan panggil tuan, kau membuatku tampak tua. Umurku baru 22 tahun asal kau tahu dan jangan berbicara terlalu formal padaku"
"Berarti, bolehkan aku memanggilmu didi, agar kita lebih akrab??" Tanya lucas dengan wajah polosnya yang imut
Tetapi pertanyaan lucas tersebut langsung saja membuat leo memandangnya dengan tajam. Didi? Oh ayolah itu panggilan yang sangat kekanakan. Dan leo benci kata-kata itu.
"Kau bisa memanggilku Yeming, Leo atau boss, jangan sekali-kali memanggilku didi, mengerti??"
"Baik tuan, umm Leo, dan kau bisa memanggilku gege, karena aku lebih tua darimu, tentu saja"
'Oh, tuhan, anak ini benar-benar' batin leo frustasi.
Leo pun berdiri dan berjalan mendekati Lucas, diposisikannya tubuhnya yang besar tepat dihadapan tubuh yang jauh lebih kecil dari tubuhnya itu. Ia kembali mendekatkan kepalanya kearah wajah lucas yang sedari tadi matanya terus berkedip-kedip imut.
"Lucas,, apa kau berfikir aku tidak ingin dipanggil didi, maka kau kira aku mau memanggilmu gege??"
"Tapi aku lebih tua darimu tuan Yeming" balas Lucas, ia sudah mengantisipasi hal ini, ketika Leo berjalan mendekatinya. Maka ia sudah bersiap untuk menjauhkan wajahnya jika saja Leo mendekatkan wajahnya kembali. Dan tebakannya benar. Tapi hal tidak terduga malah terjadi.
Tangan kekar leo kini malah bersarang di pinggangnya, demi menjaga agar lucas tak menjauh dari tubuhnya.
"Dengar baik-baik yaowang, kau sama sekali tidak pantas ku panggil gege. Lihat tubuhmu yang kecil ini" kata leo sembari memandang tubuh lucas dari atas kebawah. "Meskipun kau lebih tua dariku, tapi jangan pernah berharap aku akan memanggilmu seperti itu, aku sangat benci kata didi mau pun gege, ingat baik-baik"
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Toxic
RomanceDi masa lalu kita bertemu, dan 15 tahun setelahnya kita pun kembali dipertemukan dengan kisah yang lebih rumit dan membingungkan, dengan kepribadian yang jauh berbeda pula dari masa lalu itu. ************** Sorry gak bisa bikin summary yang menarik...