***
"Kenapa kau tidak pulang ke mansion semalam?"
Lucas yang baru saja dipaksa bangun dari tidurnya hanya mengerang kecil saat merasakan pusing yang menderanya. Semalam ia tidur di ruangan ini dengan ac yang masih menyala, serta tanpa selimut.
"Maaf, Aku tidak tahu alamat mansionmu"
"Kau bisa meneleponku atau siapapun yang sekiranya tahu alamatku"
"Baterai ponselku habis, aku tidak bisa menghubungi siapa-siapa" Jawab Lucas, ia pun memeluk tubuhnya sendiri yang sejak tadi kedinginan. "Lagi pula, kalau pun aku tahu alamatmu, aku tetap tidak bisa pulang, aku tidak punya cukup uang untuk naik bus atau taxi"
Mendengar perkataan itu tentu membuat Leo hanya memandangnya dengan pandangan yang cukup err, entahlah. Ia tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Ia masih membenci Lucas, tetapi ia juga tidak bisa melihat kondisi anak itu saat ini. Tubuhnya penuh peluh bahkan kemeja yang ia pakai sudah hampir basah. Apakah anak itu baik-baik saja? Badannya terlihat menggigil kedinginan.
Dan setelah berperang dengan fikiran-fikiran di otaknya, Leo pun memutuskan untuk membuka jas yang ia gunakan, kemudian dengan cepat melepaskan kemeja berwarna putih miliknya, dan melemparnya ke arah Lucas. Sehingga kini ia hanya memakai dalaman kaos berwarna putih saja, ia pun kembali memakai jas nya agar tidak terlihat aneh.
Lucas dengan cepat menangkap kemeja yang tadi di lempar oleh bossnya itu, ia tidak mengerti kenapa Leo melakukan hal ini, maka dari itu ia hanya diam saja sembari menggenggam kemeja bossnya.
"Kau bisa ganti kemejamu dengan milikku, pakaianmu basah" jelas Leo karena ia tidak menangkap gerakan apapun dari Lucas setelah menerima kemeja darinya.
"Oh, tidak usah, aku baik-baik saja" kata Lucas, ia pun bermaksud mengembalikan kemeja itu ke pada Leo, tetapi perkataan Leo selanjutnya membuat Lucas mengurungkan niatnya tadi.
"Sebentar lagi aku akan menemui pemilik saham, kau tidak lupa kan? Bukankah kau sudah mendapat semua jadwalku"
Oh shit, Lucas lupa akan hal itu jadi ia pun hanya meringis merasa bersalah karena lalai menjalani tugasnya. Bahkan ia menyadari, selama mereka bekerja sama ia belum pernah sekali pun menyiapkan kebutuhan pria itu, ia selalu telat. Asisten macam apa ia ini.
"Cepat ganti bajumu, aku tidak ingin para pemilik saham memandangku aneh karena punya asisten yang tidak rapi"
"Err, baiklah" setelah mengatakan hal itu Lucas pun Mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
Dan Leo yang sedari tadi sibuk dengan berkas-berkasnya mencoba untuk tidak melihat ke arah Lucas, tetapi sebuah gerakan membuatnya reflek menolehkan kepalanya ke arah asistennya itu dan kemudian Leo pun melotot dibuatnya.
"Yah, apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan keras.
Lucas yang mendapat pertanyaan itu hanya memandang boss nya dengan aneh "Aku sedang mengganti bajuku, tentu saja" jawabnya bingung.
"Mak maksudku, kenapa kau menggantinya disini. Gantilah di kamar mandi" Leo buru-buru mengalihkan pandangannya dari dada mulus Lucas yang terekapos dengan bebas. God, kenapa dengannya saat ini.
Mendengar perkataan itu membuat Lucas segera menutup dadanya yang baru saja ia buka. Ia salah lagi kah? Ia pun tidak menjawab perkataan Leo, ia hanya menggerutu sembari berjalan ke arah kamar mandi yang berada di ruangan itu. 'Memangnya kenapa kalau aku ganti baju di sini, kita kan sama-sama pria' batin Lucas bingung.
Setelah mendengar pintu kamar mandi tertutup, Leo langsung menghela nafas lega. Astaga, apa yang baru saja ia fikirkan tadi. Dada itu sungguh, ah sudahlah. Mana mungkin ia tertarik dengan anak itu. Ingatlah jika kau membencinya yang yeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Toxic
RomanceDi masa lalu kita bertemu, dan 15 tahun setelahnya kita pun kembali dipertemukan dengan kisah yang lebih rumit dan membingungkan, dengan kepribadian yang jauh berbeda pula dari masa lalu itu. ************** Sorry gak bisa bikin summary yang menarik...