Chapter 8

1.1K 131 17
                                    

"Aku menemukannya"

"Menemukannya? Siapa yang kau maksud?"

Ting

Pintu lift terbuka, Leo pun keluar terlebih dahulu tanpa menjawab pertanyaan jeffrey.

"Hei bung, bisakah kau menjawab pertanyaanku, kenapa diam saja?" tanya Jeffrey lagi.

"Kau masih bertanya siapa 'dia' yang ku maksud?"

"Maksudmu 'dia' yang itu? Astaga, kau menemukannya? Dimana? Tapi, bukannya kau tidak pernah mencarinya selama ini?"

"Ck, aku memang tidak pernah mencarinya, tapi dia yang mendatangiku sendiri" jawab Leo, ia pun membuka pintu ruangannya kemudian berjalan masuk dan diikuti oleh jeffrey dibelakangnya.

"Dia yang mendatangimu, bagaimana bisa?" tanya jeffrey bingung, ia lalu mendudukkan tubuhnya di sofa merah yang ada di ruangan itu, sedangkan Leo, ia memilih untuk duduk di kursi kebesarannya kemudian mulai menyalakan komputer miliknya. "Aku tidak yakin ia bisa menemukanmu, kau sudah jauh berbeda 180 derajat dari masa kecilmu dulu" lanjut jeffrey kemudian.

"Ya, kau benar, dia memang tidak mengenaliku sama sekali, tapi dia masih mengingatku" jawab Leo, ia pun menumpukan kepalanya di kedua tangannya yang saling bertautan. Memandang kedepan dengan kosong dan hampa.

"Lalu bagaimana bisa kau bertemu dengannya, maksudku, aku fikir kalian sama-sama tidak akan mengenali satu sama lain, sudah 15 tahun bung"

"Aku awalnya juga tidak mengenalinya, tetapi makin lama aku sering bersamanya aku makin merasa familiar, dan kemarin aku benar-benar yakin kalau orang ini adalah anak itu"

"Maksudmu sering bersama? Setauku akhir-akhir ini kau tidak pernah bersama siapa-siapa, kecuali dengan asisten barumu itu" ucap Jeffrey bingung. Tapi yang ia lihat Leo hanya memadangnya dengan datar, seolah ia mengucapkan hal yang salah. Dan seketika itu juga ia terlonjak ketika menyadari sesuatu "Astaga, aku menyadari sesuatu, tapi tolong jangan bilang kalau apa yang aku fikirkan ini adalah benar?"

Leo hanya memandang sahabatnya itu dalam diam, sebenarnya ia tidak berniat memberi tahu siapa 'dia' kepada sahabatnya ini, tetapi sepertinya jeffrey sudah menyadarinya, dan tidak ada gunanya pula ia berbohong.

"Ya, anak itu memang dia"

"Jadi benar, dia itu 'dia'? Bagaimana ceritanya?" Jeffrey pun tidak begitu kaget mendengar jawaban Leo, karena ia sudah menebaknya tadi, tapi ia masih tak habis fikir akan semua ini.

"Ceritanya rumit, dan aku sungguh membencinya saat ini"

Mendengar perkataan itu Jeffrey pun berjalan ke arah Leo, ia lalu duduk di dihadapan sahabatnya itu. "Kau yakin benar-benar membencinya?" tanyanya kemudian.

"Ya"

"Lantas, kenapa kau selalu bercerita kepadaku tengangnya? Harusnya kau tidak perlu mengingatnya jika kau membencinya"

Leo tidak menjawab pertanyaan itu, ia sesungguhnya juga bingung akan hal ini, jika ia membencinya, kenapa ia masih mengingat dengan jelas kehidupan masa kecil mereka. Mungkin hanya wajahnya saja yang bisa ia lupakan. Tapi, entah kenapa hatinya masih sungguh tidak terima dengan masa lalu yang ia alami.

"Hey bung, ku kira kau tidak benar-benar membencinya, coba fikirkan baik-baik masalah ini, kenapa ia melamar bekerja disini, mungkin ia memang berencana ingin bertemu denganmu disini" Jeffrey pun masih terus mencoba mempengaruhi fikiran Leo tentang masa lalu itu, ayolah, sudah 15 tahun berlalu, dan tak baik memendam kebencian selama itu.

"Aku sungguh,,"

Ceklek

Ucapan Leo seketika terhenti saat mendengar pintu dibuka, mereka pun melihat Lucas masuk dengan susah payah sambil membawa banyak barang serta nampan berisi kopi di tangannya.

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang