Leo melihat Lucas dengan bingung, apakah ada yang salah dengannya sehingga membuat Lucas berteriak seperti itu? Ia pun memandang tubuhnya sendiri dari bawah. Tidak, tidak ada yang salah.
Ia tidak telanjang dan masih memakai underwear, jadi, apa yang membuat lelaki di depannya ini berteriak seperti seorang gadis?
Leo pun tidak memperdulikan hal itu lagi, ia melanjutkan langkahnya mendekati Lucas yang berdiri di samping meja kerjanya.
"Kenapa kau berteriak seperti itu?" tanya Leo, ketika posisi mereka sudah sangat dekat.
"Tidak, aku, aku hanya kaget." jawab Lucas dengan gugup, pasalnya ia sungguh tidak bisa untuk tidak memandang tubuh atletis milik atasannya ini, sehingga ia pun memejamkan matanya dengan erat.
Demi tuhan, atasannya itu hanya mengenakan underwear yang sangat pendek dan ketat, sehingga Lucas bisa melihat dengan jelas garis-garis dan lekukan benda yang ada di dalamnya. Lucas pun mengutuk atasannya itu dengan banyak kata-kata kasar dalam hatinya, matanya yang suci sudah teracuni. Oh tuhan.
Leo pun mengeluarkan smirk andalannya begitu melihat Lucas memejamkan kedua matanya dengan erat.
"Buka matamu."
Lucas menggelengkan kepalanya dengan keras saat mendengar perintah Leo. Ia tidak akan mau membuka matanya jika atasannya itu masih berada di hadapannya.
"Kalau kau tidak membuka matamu, aku tidak akan mengizinkanmu pergi dari kamar ini." ancam Leo, ia pun mendorong tubuh Lucas kebelakang sampai tubuh itu menyentuh tembok.
"Eh, tolong biarkan aku pergi saja. Kau harus segera siap-siap." kata Lucas mencoba untuk melarikan diri. Tapi, saat ia akan meringsut ke samping sebuah tangan besar menghalanginya. Lucas pun otomatis membuka matanya dan memandang tangan kekar milik Leo yang tengah mengurung tubuhnya.
Leo yang melihat mata Lucas yang terbuka pun langsung membalikkan tubuh kecil itu agar menghadap ke arahnya lagi, dan Lucas pun dengan reflek langsung memandang ke arah dada Leo yang berada tepat di depan matanya, kemudian pandangan Lucas perlahan turun ke perut sixpack itu.
"Suka dengan apa yang kau lihat?" tanya Leo sembari memamerkan senyuman menggodanya.
Mendengar pertanyaan itu Lucas pun langsung tersadar dari keterpesonaannya, dan ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Ia benar-benar harus keluar dari situasi ini secepatnya.
"Ah, maaf aku harus turun. Aku akan menunggumu di bawah." kata Lucas, kemudian ia pun menunduk dan berjalan melewati tangan Leo yang masih mengurung tubuhnya itu.
Leo yang melihatnya berlari ke arah pintu hanya bisa mendengus kesal. Tapi tak lama kemudian ia tersenyum miring, sungguh menarik.
Leo merasa heran dengan perubahan suasana hatinya. Ia merasa, menggoda asistennya itu adalah hal yang sungguh menyenangkan saat inu. Jadi ia memutuskan untuk lebih sering menggoda pria bertubuh kecil itu kedepannya.
Bahkan, ia sama sekali tak menyadari jika rasa bencinya kepada Lucas perlahan terkikis, sehingga hanya menyisakan kenangan-kenangan masa lalu yang manis dan pahit walau hanya sedikit-sedikit. Ataukah dari awal Leo memang tidak benar-benar membenci Lucas? Entahlah, tak ada yang tau hal itu, bahkan Leo sendiripun tak mengetahuinya.
***
Lucas membawakan semua barang Leo ke dalam mobil dengan tertatih. Kakinya masih sedikit nyeri jika digunakan untuk berjalan jauh dan ia yakin akan memperlambat pekerjaannya.
"Kau hanya akan berpakaian seperti itu?" tanya Leo saat ia baru saja keluar dari mansion sembari mengancingkan blazer yang ia pakai.
Lucas yang mendapat pertanyaan itu pun mulai memperhatikan penampilannya sendiri. Tidak ada yang salah, mungkin hanya celananya saja yang sedikit berbeda. Ia hanya memakai celana jins pendek di atas lutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Toxic
RomanceDi masa lalu kita bertemu, dan 15 tahun setelahnya kita pun kembali dipertemukan dengan kisah yang lebih rumit dan membingungkan, dengan kepribadian yang jauh berbeda pula dari masa lalu itu. ************** Sorry gak bisa bikin summary yang menarik...