***
"Aku pikir, aku mencintainya."
Lucas membuka kedua matanya lagi dan ia kembali memandang nisan kedua orang tuanya bergantian.
"Aku tahu ini salah, dan tidak sepantasnya aku mencintainya yang sama-sama lelaki sepertiku. Tetapi papa, mama, aku merasa terlindungi jika dengannya, meskipun lebih banyak hal menjengkelkan yang sering dia perbuat padaku."
"Aku sangat beruntung bertemu dengannya. Karena dengan bekerja bersamanya bisa membuatku menemukan makam kalian berdua."
Lucas terdiam beberapa waktu meresapi angin sore yang menggoyang-goyangkan rambutnya dengan pelan. Ia sudah terlalu lama duduk di sini dan bercerita pada nisan kedua orang tuanya.
Mungkin saat ini waktunya untuk kembali berpisah, karena Lucas sudah tidak tau lagi apa yang harus ia ceritakam, semua beban pikirannya sudah ia tumpahkan sedari tadi dengan berharap kedua orang tuanya akan mendengarkannya dari surga.
Lucas bangkit dari duduknya setelah sebelumnya mencium kedua nisan itu dengan perasaan lega, ia harus segera pergi atau bossnya yang ia cintai itu akan marah karena sudah menungguinya terlalu lama.
Pria manis itu mulai berjalan meninggalkan makam diiringi hembusan angin sore musim semi yang hangat dan menenangkan. Dalam hati ia berjanji, akan sering mengunjungi tempat ini lagi. Tempat peristirahatan terakhir orang tuanya.
"Oh, kau sudah selesai?" tanya Leo begitu menyadari Lucas sudah berdiri di sampingnya.
"Umm, sudah. Maaf membuatmu menunggu lama." jawab Lucas.
"Kau menangis?"
"Ahh, tidak."
Leo mengamati kedua mata Lucas yang sedikir bengkak dan merah dengan intens. Ia tau lelaki manis itu baru saja menangis, ayolah, siapa yang tidak menyadari perubahan itu.
Tapi Leo tak memperdulikannya lebih jauh, ia menggedikkan bahunya kemudian meminta Lucas untuk masuk ke dalam mobil karena ia sudah lapar saat ini, dan ingin segera makan di restoran langgananya.
Mobil yang mereka naiki mulai melaju dengan pelan tanpa menyadari seseorang telah memperhatikan mereka sedari mobil mewah itu sudah terparkir dengan rapi di depan pemakaman.
Pria berkaos hitam itu pun merasa heran melihat Leo dan Lucas, pasalnya ia tidak pernah merasa pernah melihat mereka berdua di tempat itu. Apa lagi pria manis yang sedari tadi duduk bersila di sebuah makam, hal itu tentu membuatnya curiga.
Pria itu memutuskan untuk berjalan ke makam yang sedari tadi di tunggui pria manis itu, dia ia pun menemukan beberapa tangkai bunga lily yang terletak di atas dua buah nisan yang saling bersandingan.
Di bacanya nama yang tertera di atas nisan itu dengan seksama. Begitu ia sadar siapa pemilik nisan itu, pria tadi segera berlari keluar pemakaman dan melihat ke arah jalan yang tadi dilewati oleh mobil Leo dan Lucas. Tapi ia tentu saja terlambat, karena mobil itu sudah pergi tanpa meninggalkan jejak apapun.
Pria setengah baya itu tentu merasa heran, sudah sekian tahun berlalu makam itu tidak ada yang mendatangi bahkan sanak keluarga sekalipun, hanya ada satu orang pria yang masih sering memberikan penghormatannya kepada dua nama di nisan tadi.
Mungkin pria itu akan memberitahu hal ini kepada pria yang sering mengunjungi makam itu, ia adalah penjaga makam ini, dan ia diberikan tugas khusus untuk menjaga dan selalu merawat dua makam tadi setiap harinya.
"Tuan Lee harus tau hal ini."
***
Leo berjalan dengan langkah lebar saat ia baru saja masuk di lobby gedung agensi miliknya, ia berkali-kali mengumpat dengan kasar saat ingat tadi pagi Jeff menghubunginya karena banyak wartawan yang menunggunya di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Toxic
RomanceDi masa lalu kita bertemu, dan 15 tahun setelahnya kita pun kembali dipertemukan dengan kisah yang lebih rumit dan membingungkan, dengan kepribadian yang jauh berbeda pula dari masa lalu itu. ************** Sorry gak bisa bikin summary yang menarik...