Chapter 6

1.2K 127 6
                                    

"Mama , aku ingin membeli semua pikachu di toko tadi suatu saat nanti" ucap seorang anak kecil dengan semangat kepada ibunya.

"Iya sayang, mama berjanji akan membuatkanmu kamar yang penuh dengan boneka pikachu" jawab sang ibu

"Tapi kau harus rajin belajar dulu, raih peringkat di kelasmu, lalu papa akan membuatkanmu kamar itu, papa janji" timpal sang ayah

Mendengar perkataan papanya tentu saja membuat bibir mungil anak itu mencebil imut, apa-apaan, meraih peringkat itu sangat sulit.

"Itu sulit papa, yaowang tak yakin bisa dapat peringkat" ucap anak itu sambil merajuk

Kedua orang tua itu pun berhenti berjalan, dan tersenyum satu sama lain. Kemudian mereka menunduk mensejajarkan tubuh mereka dengan anak semata wayangnya itu.

"Jadi anak mama tidak ingin pikachu?" tanya sang ibu

"Aku ingin, tapi akan sangat sulit"

"Papa berjanji sayang, akan memenuhi semua keinginanmu, asal kau mau belajar"

"Umm, baiklah. Aku akan belajar dengan rajin, caiyoo!!" ucap anak itu, yaowang, dengan semangat.

Kemudian keluarga bahagia itu pun kembali melanjutkan perjalanan kembali, mereka baru saja selesai menghadiri sebuah pameran boneka di sebuah gedung pencakar langit yang ada di shanghai.

Mereka berjalan beriringan menuju ke lift sembari bergandengan tangan, sambil sesekali si kecil berceloteh riang tentang betapa ia sangat menyukai pikachu. Dia masih berusia 9 tahun, dan terlihat sungguh menggemaskan.

Saat pintu lift tertutup dan mulai berjalan turun, keluarga itu tetap masih senantiasa bercanda dan tertawa karena celotehan anak mereka. Sampai tiba-tiba lift bergoncang dengan keras dan berhenti.

"Papa, apakah kita sudah sampai di bawah?" tanya anaknya penasaran.

Kedua orang tuanya tampak panik, apakah lift nya rusak atau macet, mereka tak ada yang tahu, kemudian sang ayah mencoba untuk menghubungi seseorang melalui tombol darurat yang berada di lift itu.

"Halo, apakah ada orang, lift yang kami naiki tiba-tiba berhenti, apakah ada masalah?" tanya sang ayah, ketika ia mendengar sahutan suara di line panggilan itu.

"Iya tuan. Kami mohon maaf, sepertinya ada kerusakan pada lift kami, kami akan segera mengeluarkan anda, bisa anda beritahu dimana tepatnya posisi anda saat ini?" jawab seseorang di seberang line itu

"Lift kami berhenti di lantai 9, bisakah anda cepat mengeluarkan kami dari sini, anak saya ketakutan" ia mengatakan hal itu saat setelah ia melihat istrinya tengah memeluk sang anak yang mulai menangis, begitu mengetahui kalau lift yang mereka naiki tengah rusak.

"Baik tuan, mohon tunggu sebentar"

Tut

Panggilan itu pun terhenti, sang ayah pun segera menghampiri istri serta anaknya yang terlihat ketakutan.

"Ssstt, tenang sayang, liftnya hanya berhenti sebentar, kita akan baik-baik saja, papa janji. Hummm" ucap sang ayah menenangkan anaknya, ia pun menghapus air mata yang meleleh di kedua mata kecil kesayangannya itu.

"Iya sayang, benar kata papa kita akan keluar sebentar lagi" timpal sang ibu, ia juga mengeratkan pelukannya kepada anak semata wayangnya itu yang masih senantiasa menangis dengan lirih.

"Sudah, jangan menangis lagi. Anak papa kan jagoan, nanti papa belikan banyak pikachu tanpa kau harus belajar, bagaimana??"

"Benarkah??" jawab si kecil dengan berbinar, ia pun segera menghapus air matanya sendiri dengan kedua tangan mungilnya.

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang