Chapter 7

1.2K 121 6
                                    

Dengan perlahan Leo pun membersihkan seluruh tubuh Lucas menggunakan handuk basah, ia lakukan dengan pelan agar tidak menganggu tidur pulas Lucas.

Ia mengedarkan seluruh pandangannya Ke penjuru kamar Lucas, dan matanya tiba-tiba saja menemukan satu titik yang membuatnya penasaran. Leo pun menghampiri sebuah figura yang tergantung didinding kamar ini, ia mengamatinya dengan seksama.

Pandangan Leo menelisik satu per satu setiap wajah yang ada di foto itu, lalu matanya berhenti di satu wajah. Wajah yang mati-matian ia lupakan sejak kejadian 15 tahun yang lalu.

Ia tahu foto ini di ambil di beijing, di sebuah panti asuhan. Dan ia juga hampir mengenal semua anak-anak di panti itu dahulu. Terlebih lagi sosok yang dulu ia kagumi, tapi juga sosok yang ia benci.

Melihat foto ini, ia pun makin yakin. Jika sosok yang saat ini tertidur pulas dibelakangnya adalah sosok yang sama dengan yang ada di foto itu, dan juga orang yang sama di masa lalu.

Terlebih lagi ia mengingat samar-samar, sosok kecil yang dulu sangat suka ia panggil gege, pernah bercerita tentang kejadian tragis di dalam lift yang pernah ia alami. Hal ini pun membuatnya seakan tersadar sepenuhnya.

Ya tuhan, saat itu mereka masih sangat kecil, tetapi bagi leo yang saat itu baru memiliki seorang teman dan bagai kakak yang selalu menemaninya setiap saat tentu menjadi sesuatu yang paling berharga di hidupnya.

Dan kebahagiaan itu terenggut begitu cepat saat tiba-tiba semua penghuni panti itu menghilang entah kemana ketika ia sedang berlibur ke shanghai bersama kedua orang tuanya.

Ia bahkan rela setiap hari mendatangi rumah kosong yang tak lagi berpenghuni itu. Demi apa, Ia masih kecil, jadi ia mungkin berfikir suatu saat para anak-anak itu akan kembali lagi.

Tetapi 3 bulan lebih, rumah itu tetap kosong, bahkan setelah 3 bulan pun ia masih menatap nanar rumah yang dulunya ramai kini telah rata dengan tanah karena orang-orang jahat telah membongkarnya dengan paksa.

Sejak saat itu, ia sungguh membenci anak itu. Ia bersumpah tidak akan lagi mendatangi rumah yang telah hancur itu lagi, dan selalu mengurung diri di rumah.

Panggilan gege yang dulu sangat ia sukai pun kini juga ia benci, ia bahkan bersumpah tidak akan mau memanggil siapa pun dengan sebutan gege meski ia jauh lebih muda sekalipun. Dan tentu saja ia juga tak akan suka mendengar orang memanggilnya didi.

Seketika emosinya bangkit begitu ia mengingat masa lalu yang susah payah ia buang dari ingatannya.

Ia pandang sosok mungil yang saat ini tengah tertidur pulas itu. Sosok itu kini begitu kecil dibandingkan tubuhnya. Sangat berbeda dengan masa kecilnya, anak itu jauh lebih tinggi daripadanya yang dulu bertubuh pendek dan gempal.

Pandangan leo sungguh sulit diartikan, antara marah, bingung, penasaran, semuanya seolah campur aduk menjadi satu pandangan yang tajam.

Ia pun membanting handuk basah yang sejak tadi masih ia pegang ke lantai. Sungguh, jika ia berada lebih lama diruangan ini, ia tak yakin ia bisa mengendalikan amarahnya.

Leo pun memutuskan untuk keluar kamar meninggalkan sosok kecil yang kini membuka matanya saat mendengar pintu tertutup.

Ya, sejak tadi ia memang berpura-pura tidur, sejak Leo mulai membersihkan tubuhnya. Ia tak tahu kenapa Leo mau melakukan hal itu untuknya, yang notabene baru dikenal.

Lucas pun membalikkan tubuhnya ke arah lain, lalu ia mengambil sebuah boneka pikachu kecil yang usang miliknya di bawah bantal yang ia gunakan. Dipeluknya dengan erat satu-satunya peninggalan orang tuanya yang sempat ia bawa.

"Mama, papa" lirihnya pilu, ia pun kembali mengeluarkan air matanya saat mengingat kembali kejadian itu.

Lucas pun terus menangis sampai ia lelah sendiri dan akhirnya jatuh tertidur.

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang