Chapter 12

1.3K 127 27
                                    

"Didi"

Leo tersentak saat Lucas menyebut kata itu, apakah Lucas sudah mengingatnya? Ia pun menurunkan Lucas dari dari gendonganya kemudian menatap Lucas yang kini menelisik wajahnya dengan seksama.

"Siapa yang kau panggil didi? Aku sudah bilang padamu, aku membenci kata-kata itu!"

"Ah, maaf. Hanya saja, hanya saja matamu mengingatkanku pada seseorang yang ku kenal."

"Omong kosong itu lagi."

Leo pun berlalu begitu saja meninggalkan Lucas yang masih termenung. Mata itu, sungguh mirip. Tapi, Lucas kemudian berfikir tidak mungkin Leo adalah didinya. Didi yang ia kenal sangat baik, ramah serta penuh senyum dan Leo adalah kebalikannya. Jadi, Lucas pun memutuskan untuk melupakan apa yang baru saja ia fikirkan.

Saat Lucas akan berjalan menyusul Leo yang sudah lebih dulu menghilang di balik pintu, tiba-tiba ia merasakan perutnya kram kembali, ia hampir seharian tak makan apa pun, jadi ia berencana untuk langsung ke dapur setelah ini. Meskipun belum saatnya makan malam, ia tak perduli yang penting perutnya harus segera terisi.

Ketika Lucas baru saja memasuki mansion dengan tertatih, ia langsung di bantu oleh banyak maid untuk berjalan. Lucas tentu saja bingung, para maid itu berebut untuk membantunya, sebenarnya kenapa mereka ini?

"Emm, maaf tapi aku masih bisa berjalan sendiri, kalian tidak perlu seperti ini."

"Ah, ini perintah Tuan Yeming, jadi biarkan kami membantumu."

Lucas pun terdiam, perintah Leo? Apakah benar? Untuk apa Leo memerintah para maid ini untuk membantunya.

"Aku tidak apa-apa, sungguh." Lucas tentu saja merasa tidak enak, ia bukan tamu di sini. Bahkan bisa dibilang posisinya sama dengan para maid di sini. Jadi, tidak seharusnya ia diperlakukan seperti ini.

Tapi para maid itu tidak mengindahkan perkataan Lucas, mereka pun tetap saja memapah Lucas secara bergantian menuju ke sofa.

"Emm, bisakah aku kedapur saja. Aku lapar."

"Kalian boleh pergi, dan ambilkan dia makanan." kata seseorang yang baru saja turun dari lantai dua, di tangannya juga terdapat kotak P3K. Dia Leo.

Maid-maid itu pun mangengguk patuh kemudian mereka membubarkan diri, dan beberapa di antaranya beranjak ke dapur.

Leo pun meletakkan kotak P3K yang baru saja ia ambil di kamarnya ke atas meja, setelah itu ia berlalu meninggalkan Lucas yang masih termenung.

Lucas mencoba meraih kotak P3K itu, saat ia menemukan sebuah gunting kecil di dalamnya, ia pun mengambilnya untuk menggunting celananya yang robek agar ia bisa mengobati luka di kakinya tanpa halangan.

Lucas sudah mulai membersihkan luka di kakinya dengan tisu yang ada di atas meja saat Leo datang membawa sebaskom air, di ikuti oleh maid-maid di belakangnya yang sedang membawa beberapa makanan.

Mata Lucas seketika berbinar saat ia melihat banyak makanan yang di bawa oleh para maid itu. Ia pun dengan tidak sabaran seketika berdiri dan meraih salah satu nampan kecil yang berisi beberapa potong daging. Saat ia akan mulai memakan daging itu, ia terdiam melihat Leo yang tengah memandangnya dengan tajam.

"Emm, maaf jika aku lancang. Ini belum saatnya makan malam. Tapi, bisakah aku makan terlebih dahulu?" tanya Lucas dengan sopan. "Aku sungguh kelaparan"

"Makanlah sepuasmu." jawab Leo, "kalian boleh kembali ke pekerjaan kalian masing-masing." Lanjutnya

Usai mendengar perintah Leo, para maid tadi pun membubarkan diri untuk kembali ke pekerjaan mereka, meninggalkan Leo yang tengah memandang Lucas dengan pandangan yang sulit di artikan. Sedangkan Lucas, ia langsung memakan banyak makanan yang berada di atas meja itu dengan lahap, tanpa memperdulikan Leo yang sedang memperhatikannya.

You Are ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang