Di sebuah padang rumput yang luas.
Terlihat sebuah papan yang bertuliskan [Ritual Pemakaman Istri Pangeran Wook, Nyonya Hae]Semua orang mengenakan pakaian putih sebagai tanda berkabungnya atas kematian Nyonya Hae.
Soo dan para Pangeran membungkuk memberikan hormat.
Pangeran Wook membawa obor dengan menahan rasa sedihnya karena ia yang memimpin upacara kematian Nyonya Hae, dan Pangeran Wook mulai membakar peti mati Nyonya Hae.
Soo mulai menangis tersedu-sedu melihat peti mati Nyonya Hae dibakar didepan matanya.
---
Pangeran Baek Ah memilih untuk tidak menghadiri upacara kematian Nyonya Hae. Pangeran Baek Ah duduk sendirian dengan melihat gambar wajah Nyonya Hae di bukunya, tangannya meraba gambar wajah Nyonya Hae dan itu membuat air matanya mengalir.
---
Soo terus menangis tanpa bisa berhenti melihat orang yang sangat disayanginya telah pergi untuk selamanya. Api telah melalap peti mati Nyonya Hae.
Pangeran So hanya bisa menatap Soo yang tidak berhenti menangis.
Pangeran Wook terus menahan rasa sedihnya.
---
Soo duduk dengan Pangeran Baek Ah yang sedang duduk tidak jauh darinya.
"Unni. Apa aku bisa melihatnya lagi. Aku merindukan nya" kata Soo. "Aku harus bagaimana sekarang?" kata Soo dalam tangisnya.
"Kau hanya perlu mengenangnya" kata Pangeran Baek Ah. "Aku juga, aku yang akan menjagamu" kata Pangeran Baek Ah menatap Soo dan Soo balas menatapnya.
"Aku suka... punya teman seperti dirimu" kata Soo tersenyum ditengah kesedihannya.
Keduanya kembali tenggelam dalam kesedihan mengingat Nyonya Hae sekarang sudah pergi untuk selama-lamanya.
---
Malam harinya. Soo masuk ke Perpustakaan dengan membawa penerangan dan melihat Pangeran Wook duduk meringkuk di pojokan sendirian dalam kegelapan. Pangeran Wook sangat terpukul dengan kematian Nyonya Hae.
"Letakkan saja disitu" perintah Pangeran Wook pada Soo yang membawa penerangan untuknya.
Soo menuruti perintah Pangeran Wook dan menghampiri Pangeran Wook yang terlihat masih sangat terpukul.
"Kenapa aku tidak bisa mengatakannya. Aku tahu dia ingin sekali mendengarnya. Aku tidak bisa berkata aku mencintainya. Aku belum mengatakannya. Tapi Soo, perasaan itu perasaan cinta. Aku pikir aku hanya bersyukur punya istri seperti dia. Tapi ternyata itu cinta." Kata Pangeran Wook menahan air matanya.
"Kupikir ia hanya membuatku merasa nyaman. Tapi ternyata aku mencintainya." kata Pangeran Wook yang tidak bisa menahan air matanya lagi.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana, Soo? Aku seharusnya sudah mengatakannya. Dia sudah lama menunggu aku mengatakannya" kata Pangeran Wook menangis sambil meremas ujung baju Soo. Pangeran Wook sungguh menyesal. Soo menyeka air matanya.
“Aku yakin Myung Hee sudah tahu. Dia pasti sudah tahu. Kau bisa berhenti menangis sekarang.” Kata Soo menenangkan Pangeran Wook dengan memegang pundak Pangeran Wook.
Perkataan Soo masih belum bisa menenangkan Pangeran Wook. Pangeran Wook semakin menangis menyesali semuanya.
"Keenapa harus sekarang? Kenapa harus sekarang? Aku sudah mendapatkan semua cintanya. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa aku baru menyadarinya sekarang?" kata Pangeran Wook sambil melepaskan tangan Soo dari pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Lovers : Scarlet Heart Ryeo
Historical FictionSinopsis dari drama korea Moon Lover : Scarlet Heart Ryeo