Companny

1K 114 18
                                    

Kiss again

Ketika Ryeowook membuka mata, ia seperti merasakan pukulan keras menghantam kepalanya, membuat ia menyerngit dan sedikit linglung. Tubuhnya terasa berat saat ia mencoba bangun. Salju kembali turun diluar sana, udara seperti menusuk kedalam tulang dan dengan lemah Ryeowook menggapai remote suhu diatas nakas dan menaikan udara agar lebih terasa hangat.

Langkah perlahan ia tapaki, masih dengan jubah tidur sutra hitam ia keluar kamar, udara dirumah masih belum stabil, sisa-sisa dingin dari tadi malam masih terasa, membuatnya menggigil. Ryeowook menuju dapur, menemukan Kyuhyun sudah berpenampilan rapi duduk dimeja makan dengan secangkir kopi dan koran ditangannya. Tatapan mereka menaut, Kyuhyun menatapnya menyelidik sedangkan ia mencoba terlihat seperti biasa berjalan menuju konter dapur.

"Kau terlihat pucat!," Kyuhyun menolehkan wajahnya, memperhatikan Ryeowook dengan bibir gemetar dan wajah pucat.

"Aku sedikit gemetar karna terlalu dingin,"

Kyuhyun menyerngit, perkiraan cuaca mengatakan bahwa salju turun dengan suhu udara yang normal dimusim dingin, bahkan hari ini akan lebih cerah dari kemarin. "Apa kau sakit?"

Ryeowook mengangguk singkat, mengeluarkan kotak susu dari lemari dan mulai menyeduhnya. "Mungkin!" Katanya, tersenyum kecil pada pria tinggi tersebut.

"Kau tidak perlu bekerja hari ini, aku akan memberitahu sekretaris mu bahwa kau sakit dan akan menyuruhnya datang kesini" Kyuhyun berdiri, mengambil mantel coklat yang terlampir dikursi sebelahnya, sekali lagi menatap keadaan Ryeowook sebelum pergi.

Helaan nafas terdengar, Ryeowook mencengkram erat pinggir konter untuk menyanggah tubuhnya yang melemah, tatapannya mulai kehilangan fokus dan tubuhnya linglung. Ryeowook mencoba berjalan kembali menuju kamarnya, menapaki perlahan anak tangga dan sesekali ia berhenti untuk menstabilkan tubuhnya yang seperti melayang.


Kyuhyun membuka pintu rumah, menemukan keadaan gelap dan sepi, ia menghela nafas, membiarkan keadaan begitu saja dan berjalan menapaki anak tangga menuju kamarnya. Ia membuka mantel coklatnya yang lembab terkena salju, meletakkannya disofa single sebelum menghidupkan lampu kamar, cahaya membuat matanya sedikit silau, melemparkan tatapan keluar jendela dan menemukan salju yang tidak berhenti turun. Untuk kesekian kalinya perkiraan cuaca salah. Kyuhyun mendesah keras, menggulung lengan kemeja hitamnya dan membuka dua kancing teratas, saat tatapannya tertuju pada ranjang ia langsung mengingat keadaan Ryeowook tadi pagi, menunda untuk membersihkan diri ia keluar kamar menuju ruangan disudut kiri.

Kyuhyun membuka perlahan pintu kamar Ryeowook, menemukan wanita itu terlelap dalam gelap dengan dibalut beberapa selimut tebal, ia masuk, melangkah tanpa suara dan berdiri disamping ranjang, memperhatikan wajah lelap Ryeowook yang memucat. Ia hendak keluar, sebelum suara wanita yang sebelumnya menutup mata terdengar.

"Kau sudah pulang?" Suara Ryeowook serak, membuka salah satu selimut yang membalut tubuhnya dan perlahan duduk. Ia melirik keluar, salju masih saja turun membuat suhu udara semakin meningkat.

"Sekretaris mu datang?" Tanya Kyuhyun, memicingkan mata memperjelas melihat Ryeowook dalam kegelapan.

"Ehm, dengan seorang Dokter," kata Ryeowook, mendongak membalas tatapan Kyuhyun. "Terima kasih karna menghubungi sekretarisku dan juga Dokter"

Kyuhyun mengangguk, memasukkan kedua tangannya dalam kantong, matanya melihat beberapa bungkus obat-obatan dan juga segelas air yang tersisa sedikit. "Kembalilah istirahat". Katanya, keluar dari kamar Ryeowook.

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang