Dia kembali tersesat. Berjalan tanpa arah yang berujung entah kemana. Tapi ketika dia menoleh kedinding kaca, tepat kearah taman, tatapannya langsung terpaku pada sesuatu yang membuat hatinya terenyuh, berdetak keras tak karuan karna sesuatu. Dia menangis. Pada akhirnya dia pun menangis. Sesuatu yang dia tunggu tapi sebenarnya tidak dia inginkan akhirnya terjadi. Kesedihan yang selalu terpendam itu tumpah ruah dalam tangisan menyedihkan.Perlahan tapi entah karna apa, hazelnut tajam itu mulai terasa perih, melihat wajah itu menunduk, tertutup oleh surai panjangnya, tapi dia sangat jelas melihat kesedihan tersebut.
oOo
"Berhasil!"
Ucapan itu bagaikan udara yang baru ia hirup setelah sekian lama sesak karna tertekan, sorot matanya yang berbinar terang itu bertatapan dengan manik cerah milik pria tampan tersebut, bagaikan saling mengerti satu sama lain, senyum tercipta indah dibibir masing-masing.
"Malam ini."
"Aku tidak percaya bisa secepat dan semudah ini,"
"Itulah aku." Donghae menunjuk dadanya bangga, mengedipkan sebelah mata sambil meletakkan ponselnya diatas meja. "Aku juga akan datang bersama Eunhyuk."
Jessica mengangguk antusias, matanya berbinar menatap pada dinding putih bersih diruangan Donghae, membayangkan apa yang dia inginkan bersama sang terkasih akan terwujud.
"Kau harus bersiap." Donghae merasakan kebahagian dari pancaran wajah cantik Jessica yang membuat ia merasakan hal yang sama. Hanya sebentar lagi, setelah itu semua akan selesai. Ryeowook akan hancur sedangkan dirinya akan puas. Tidak ada yang adil didunia ini, tapi keadilan dapat diwujudkan jika ada usaha. Donghae telah berusaha dan sebentar lagi usahanya akan membuahkan hasil.
Seohyun, apa kau bahagia? Oppa telah membalas semua rasa sakitmu, jadi selalu tersenyumlah kau disana. Oppa akan selalu mencintaimu disini.
"Terima kasih Jessica," ucapnya lirih penuh ketulusan. "Terima kasih karna begitu menyayangi Seohyun dan ingin melakukan ini semua." Senyum terukir dibibirnya, raut wajah itu melembut penuh haru. Berkat Eunhyuk dan Jessica dia bertahan, menahan rasa sakit dan dendamnya.
Jessica menghela nafas, membalas tatapan itu dengan tak kalah lembut. Seharusnya yang berterima kasih disini adalah dia. Dia menggantikan posisi Seohyun disini, menyingkirkan status Ryeowook dan memanfaatkan Kyuhyun. Itu salah. Tapi selagi ada yang membantu dan mendukungnya maka dia tidak akan berhenti untuk mengubah segalanya, kembali menorehkan cerita baru dihalaman ingatan Kyuhyun.
"Kau membuatku sulit untuk membalas apa yang sudah kau lakukan untukku."
oOo
Ini tidak adil. Tapi pada siapa dia harus menuntut semua yang sudah dia alami. Rasa sakitnya seakan menggerogoti setiap aliran darahnya. Kyuhyun adalah sumber kesakitannya sekaligus penawar dari rasa sakit tersebut. Menyerah. Haruskah? Dia tidak pernah memikirkan hal itu, jika sekarang dia menyerah akankah dia baik-baik saja. Tidak. Semua akan sama, lukanya tidak akan hilang, berbekas dan selalu akan teringat. Mempertahankannya, sama halnya dengan setiap hari membuat lukanya berdarah.
Ryeowook merasa hangat karna pelukan Kyuhyun ditubuhnya, hangat sekaligus menyesakkan. Sama tapi ada yang berbeda. Sebentar lagi pelukan itu akan menghilang, secara perlahan dan pasti. Ryeowook masih tersedu, bersamaan dengan kecupan Kyuhyun dipucuk kepalanya. Menenangkan.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Pertanyaan itu lirih, tepat ditunjukan padanya. Kyuhyun merasa bodoh karna tidak menemukan jawaban yang tepat untuk itu, bingung. Haruskah ia menjawab? Atau lebih baik diam. Ryeowook terlihat sangat tertekan, menanyakan keadaannya sama juga seperti orang idiot yang tidak mengetahui situasi. Seandainya, Kyuhyun tahu segalanya, maka dia akan berusaha membuat Ryeowook lebih baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Full House
FanficBahkan saat dirumah, kita seperti orang asing yang kebetulan bertemu setiap saat.