Mereka hanya satu dari sekian banyak pasangan yang terikat karna sebuah keterpaksaan. Pernikahan dan status suami istri yang mereka jalani hanya sebuah bayangan yang akan selalu muncul dan mengikuti, saling mengikat dan terikat. Mereka menikah karna sebuah paksaan antara politik dan ekonomi. Roda kehidupan membawa mereka bertemu pada sebuah titik menjadi penyelamat untuk keluarga masing-masing. Nyatanya menjadi orang terhormat dan berpengaruh tidak menjamin kebebasan untuk memilih sebuah kebahagiaan.
Enam bulan berlalu dan semua masih sama. Musim berganti, hangat menjadi dingin yang membekukan, gersang tanpa warna dan hanya putih bersih tanpa coretan noda. Bagaikan kertas tanpa tulisan untuk diceritakan.
•
•
•
Main Cast;
Kyuhyun, Ryeowook, Donghae and OtherPair;
KyuWookDisclaimer;
Fanfiction, Drama, Romance.Inspirated by;
Kim's Ryeowook story{<^•^>}
YunDalnim
••
@2016
Malam sudah terlalu larut, udara dingin menusuk sampai ketulang, bias rembulan tampak menyelinap melalui celah jendela membentuk cahaya lurus terang dan membiarkan bayangan gelap disekitarnya. Ryeowook menuruni anak tangga, jubah tidur sutra berwarna hitamnya melambai ketika berjalan mendekati jendela dan membukanya, saat angin malam menerpa wajah lelahnya ia langsung menutup mata, menikmati sejuk yang membuat wajahnya meremang. Diruangan yang tamaram dan sepi, sudah terlalu biasa ia lalui sejak enam bulan lalu. Orang yang dinikahinya tak beda dari orang asing yang menginap satu atap bersama.
Suara tapak terdengar memecah keheningan, badannya berbalik dan melihat seorang pria berpakaian formal yang terlihat berantakan, berwajah pucat dan mata sayu. Helaan nafas terdengar sebelum ia melangkah menuju konter dapur, menuangkan segelas air putih lalu meminumnya. Pria itu berjalan kearah jendela, menutupnya keras sebelum melanjutkan menaiki tangga menuju kamarnya.
Lembur. Entah sebuah alasan atau kenyataan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Kyuhyun, suami yang bagaikan orang asing dirumah mereka tinggali itu tidak pernah pulang diwaktu normal orang bekerja, selalu larut dan terlalu sering tidak pulang sama sekali. Itu bukan masalah baginya, mereka punya kehidupan masing-masing dan ia tidak akan mengganggu siapapun selama ia tak merasa diganggu.
Gelas kaca bening berukuran besar tergeletak didalam wastafel, mengalirkan sisa airnya kedalam pembuangan. Ryeowook menopang kedua tangannya dipinggir konter, kepala menunduk dengan tatapan lurus menatap gelas bekas minumannya yang kini telah selesai digunakan. Waktu berjalan cepat ketika detakan jarum jam terdengar keras dikepalanya, memperingati bahwa waktu istirahat amatlah berarti baginya dibandingkan menatap gelas kosong didalam wastafel. Langkah menapaki tangga kembali terdengar, menuju sisi kiri bersebrangan dengan letak kamar sang suami disisi kanan.
^•^
Pagi hari yang sama. Ryeowook menatap pantulan dirinya dicermin, mencari sesuatu yang salah dengan penampilannya hari ini. Sebagai seorang Direktur di sebuah perusahaan, penampilan sangatlah diperlukan setelah kepintaran. Kemeja putih ketat dan rok mini sebatas lutut dengan belahan yang memprovokasi, surai caramel ikal dikucir jatuh menyisahkan anak rambut menutupi kening, dan bibir berwarna violet serta make-up tipis menyempurnakan keindahan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House
FanfictionBahkan saat dirumah, kita seperti orang asing yang kebetulan bertemu setiap saat.