Are you tired?

1.1K 123 28
                                    

Past

"Maafkan kami!"

Kata penyesalan itu tidak seberapa dibandingkan dengan kedua mata hitam yang telah basah oleh air mata, tidak selamanya penyesalan itu terdengar melegakan, apalagi diucapkan oleh orang tersayang. Ryeowook tidak bisa menyalahkan siapapun untuk semua yang terjadi padanya. Sesak. Dadanya membusung ketika menarik nafas dalam, tenggorokannya tercekat ketika ia hendak menuturkan kata penenang.

"Kami bersalah padamu."

Ryeowook menggeleng, mengabaikan riasan indah dikepalanya yang sudah susah payah ia menahan diri ketika ditata. Air mata mengalir membasahi pipinya yang sudah dipoles make-up tipis mempercantik wajahnya. Dia hendak berdiri, tapi wajah sedih dihadapannya menggeleng menahannya.

"Kami memanfaatkan mu. Kami sudah menghancurkan hidup mu, Ryeowook"

"Mom!" Suara itu terdengar. Ryeowook tidak yakin bahwa yang dia dengar adalah suaranya sendiri. "Aku baik-baik saja! Semua ini untuk kita bersama." Senyum kecil terukir dibibir tipisnya yang sewarna violet.

"Maafkan kami!" Sekali lagi kata itu terucap, Ryeowook berusaha untuk tidak mengacaukan penampilannya dengan menangis. Jika dia merusaknya maka akan mengulang semua dari awal.

"Aku menyayangi mu, Mom!"

0O0

Alunan musik pengiring mengantarkan setiap langkah, taburan kelopak merah pekat menjadi pengukir jejak yang menghapus jarak.  Kedua pasang mata itu kembali bertemu. Saling memandang tanpa makna yang bisa terbaca. Untaian gaun putih menghapus kelopak merah pekat yang dilaluinya saat berjalan, hiasan bunga-bunga kecil bertaburan diseluruh permukaan gaun, tampak indah membalut tubuh mungilnya yang masih terlihat asing menggunakan gaun sakral tersebut. Mahkota keemasan tersemat disela surai caramel yang digulung rapi bertabur bunga hiasan, menjadi fokus seluruh mata karna membuat penampilan lebih dari kata cantik. Sempurna. Dia lebih dari kata sempurna. Saat itu Ryeowook terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin dihari pernikahannya.

Janji pernikahan telah terucap. Suara tepuk tangan langsung terdengar memenuhi ruang gereja yang menjadi saksi penyatuan dua insan dalam ikatan erat. Suara cicitan burung seakan menambah restu mereka.

Dua pasang mata itu tidak pernah terlepas sejak ikatan terucap untuk mengikat mereka, seakan memperlihatkan bahwa pernikahan mereka memiliki cerita sama dengan pasangan lain, yaitu saling cinta. Jarak mulai terhapus. Hidung bertemu hidung, saling menggesek merasakan kelembutan asing diantara keduanya. Bibir bertemu. Seakan semua terdiam dan menghilang. Dua pasang bibir membeku ketika saling menempel dengan mata terpejam merelakan semuanya. Lumatan terjadi, jarak semakin menipis ketika sepasang tangan merengkuh pinggang ramping tersebut. Ciuman terjadi cukup lama. Menjadikan pemadangan yang begitu menakjubkan dalam ciuman pernikahan.

Bibir terpisah sesaat sebelum kembali menempel erat dalam hitungan detik. Suara tepuk tangan kembali riuh melukiskan kegembiraan. Mata caramel itu mengerjab ketika melihat senyum dibibir tebal yang baru menciumnya, dan kedua tangan pemilik bibir itu tidak berpindah dari pinggangnya sedangkan saat ini hazelnut tajamnya telah sibuk memperhatikan para undangan.

Tampak sempurna. Mereka melakukannya dengan baik seakan sudah melatih itu berulang kali.


Pesta pernikahan belanjut dalam nuansa malam yang begitu meriah. Ryeowook berdiri gugup disamping Kyuhyun yang tidak pernah melepaskan pinggangnya. Gadis bergaun merah pekat berpola bunga kecil dan punggung terbuka itu sesekali menghela nafas sambil membalas seadanya senyum para undangan yang memberi selamat. Pria tinggi disampingnya terlihat sangat nyaman, menebar senyum dan sesekali memeluknya seakan untuk membuat dia nyaman. Mereka berjalan pelan menuju kue pernikahan bertingkat sembilan disudut ruangan, Kyuhyun menggandengnya lembut ketika hendak memotongnya. 

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang