Hurt & Angry

1K 121 18
                                    


Ketika Kyuhyun membuka pintu rumah. Kegelapan menyambutnya membuat ia memicing mata menyesuaikan keadaan. Langkah kakinya menggema dan seketika berhenti saat melihat sosok Ryeowook duduk membelakanginya disofa ruang tengah, menghadap televisi yang menanyangkan sebuah acara musik. Helaan nafas dilakukannya sebelum kembali melangkah mendekati wanita itu, berdiri disampingnya memperhatikan penampilannya yang masih memakai pakaian kerja. Suara music dari televisi menjadi satu-satunya sumber suara, Ryeowook masih diam, tatapannya kosong dan berwajah datar. Kyuhyun menatapnya dalam sebelum meraih remote diatas meja kaca dan mematikan televisi, seketika Ryeowook menoleh kearahnya, menatapnya sekilas dan lalu berdiri.

Ryeowook berjalan begitu saja melewati Kyuhyun, mengabaikan keberadaan pria itu disekitarnya. Kyuhyun yang melihatnya menggertakan gigi dan dengan keras menarik lengan Ryeowook, membuat mereka berhadapan saling membalas tatapan satu sama lain.

"Apa aku harus minta maaf?"

"Tidak!" Ryeowook mencoba melepaskan tangannya, enggan menatap wajah Kyuhyun yang tampak marah padanya. Genggaman itu tidak melonggar sama sekali, sebaliknya semakin keras dan membuat tubuh depan mereka menempel.

"Lalu?"

Ryeowook menatap kepadanya, kembali melihat hazelnut milik Kyuhyun. "Kenapa harus aku? Kenapa kau melakukannya?" Ryeowook menunduk, mengingat bagaimana Kyuhyun memanggil nama belakangnya dengan keras dihadapan semua Direksi. Banyak karyawan yang semakin menatapnya remeh setelah kejadian itu tersebar keseluruh gedung perusahaan. "Kau yang pertama menerima perjodohan ini, dan kau juga menemuiku secara pribadi untuk memastikan aku menerima pernikahan kita." Ryeowook menghela nafas keras, setelah ia mengatakan semuanya dalam sekali tarikan nafas. Wajahnya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah dan mata berembun.

Kyuhyun melepaskan tangan Ryeowook perlahan, membiarkan tangannya terkulai disisi tubuh sedangkan matanya menatap wanita itu pergi dari hadapannya. Suasana tampak sangat hening, Kyuhyun tidak pernah merasa begitu sepi, ia merasa lidahnya kelu dan tenggorokannya tercekat sehingga tak ada suara yang dapat ia keluarkan untuk menjawab Ryeowook.

.

Pintu berderit nyaring memecah keheningan dalam ruangan tamaram. Donghae memicingkan mata untuk lebih jelas melihat pada sosok wanita diatas kursi roda didepan jendela terbuka menatap pamandangan lautan cahaya. Donghae melangkah pelan mendekati sosok wanita itu, bibirnya tersenyum lembut ketika wajah cantiknya terlihat dipandangan mata.

"Selamat malam, sayang" Donghae mengelus surai hitam pekat milik wanita itu sebelum berjongkok dihadapannya. Wanita itu menoleh, tersenyum kecil dengan pandangan mata kosong. "Bagaimana keadaan mu hari ini?" Wanita itu hanya diam dengan bibir tertutup rapat.

Enam bulan telah berlalu. Sebuah kursi roda, angin malam dan jendala terbuka tengah malam sudah menjadi kebiasaan yang dilihat oleh Donghae sebagai penutup harinya. Pria berwajah kekanakan itu akan melihatnya ketika kembali kerumah, menyapa sosok wanita yang terlihat berada ditengah jalan antara hidup dan mati. Sorot mata cantik diwajahnya kosong, tiada kehidupan dan sinar emosi didalamnya. Donghae menyayangkan itu semua, merindukan keadaan sebelum semua terjadi.

"Selamat istirahat, Sayang" ucapnya, mengelus lembut sebelah pipi tirus tanpa rona merah itu lembut.


Ryeowook keluar kamar bertepatan dengan Kyuhyun, tatapan mereka menaut sesaat sebelum Ryeowook memutuskannya dan segera pergi menuruni tangga dengan terburu. Kyuhyun menghela nafas lirih, melihat arah kepergian Ryeowook yang langsung menuju pintu. Wanita itu pergi tanpa sarapan seperti biasanya. Semalaman ia berpikir bahwa yang terjadi dalam hidup Ryeowook selama enam bulan belakangan terjadi karna dirinya. Ia yang telah memilih Ryeowook untuk menjadi istrinya, melukai beberapa orang dan menjadikan Ryeowook pion pembalasan. Kyuhyun tahu ketidak nyamanan Ryeowook saat berada dikantor pusat, berada disekeliling karyawan lain dan juga Donghae. Tapi, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membuat Ryeowook merasa nyaman dan sebaliknya ia semakin membuat posisi Ryeowook terhimpit.

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang