Sepuluh tahun lalu. . .Ditengah terik matahari musim panas, Kyuhyun menyempatkan diri memasuki salah satu cafe mungil yang tak jauh dari Bandara. Sebentar lagi dia akan meninggalkan tanah kelahirannya, menuju Canada untuk meraih ilmu. Incheon memiliki matahari lebih panas dari Seoul. Pikirnya. Dan dimana orang itu? Wajah tampan berkulit pucat miliknya mengerut kesal karna sudah terlalu lama menunggu, topi hitam yang menutupi sebagian surai keemasannya mulai terasa tak nyaman karna lembab oleh keringat. Dengan kasar dan sedikit mencibikan bibirnya keatas, Kyuhyun membanting tas ransel merah yang terlampir dibahunya kelantai, lalu mengumpat sebelum menarik kursi dan duduk.
"Americano,"
Pesannya singkat tanpa menatap wajah sang pelayan, menghembuskan nafas kasar bagaikan seorang atlit lari yang baru selesai bertanding. Aroma cafe sedikit menenangkan baginya yang tengah sangat kesal karna menunggu seseorang, sesekali hazelnut tajam itu berkeliaran, menatap sekelilingnya.
"Aku ingin ice cream coklat dan waffle dua potong,"
Suara nyaring itu mengalihkan wajahnya yang tengah tertuju pada beberapa alat music tua yang menjadi ornamen cafe, hazelnut itu langsung terpaku lama pada objek mungil yang tampak senang menerima satu cup penuh ice cream, bibir tipis sewarna violet miliknya tersenyum manis, menempel pada permukaan ice cream sebelum ia menjilatinya beberapa kali, masih dengan wajah riang.
Kyuhyun menelan ludahnya keras, tampak begitu menggoda dan mempesona dimatanya. Otak nakal diusia mudanya langsung mendominasi, membayangi hal-hal aneh disiang hari panas. Kyuhyun menjilat sekali bibir bawahnya, melipat kedua tangan didada dan menatap terang-terangan sosok mungil tersebut. Sebenarnya tidak ada yang berlebihan dari sosok itu, bertubuh mungil, rambut caramel sebahu, dan juga pakaian yang tertutup dimusim panas, menurutnya.
Sampai sosok itu berbalik, menampakkan wajah cantik bercampur manis, manik senada surainya begitu jelas dilihat dari jarak jauh karna terlalu cerah, bibir tipisnya semakin menggoda saat dilihat dari depan, apalagi saat tersenyum. Tanpa sadar Kyuhyun menjilat sekali lagi bibirnya, semakin tergoda.
"Oppa!,"
Panggilan itu menghentikan imajinasi Kyuhyun, mendesah geram sambil menoleh tanpa minat pada gadis cantik yang berlari kecil kearahnya.
"Kau terlambat!" Ucapnya ketus, menatap nyalang pada sosok yang masih terengah sambil mengipasi wajahnya.
"Mian," senyum lebar itu membuatnya tampak bodoh dimata Kyuhyun.
"Dimana Donghae?" Tanyanya, menoleh kearah pintu masuk dan semakin kesal saat tidak ada sosok yang dicari.
"Dia akan lebih terlambat," gadis itu meringis, duduk dihadapan Kyuhyun dan melirik pada minuman diatas meja.
"Kim Ryeowook!"
Kyuhyun menyeringai saat mendengar suara memanggil nama itu, mengusap bibir bawahnya menggunakan jari jempol. Jadi namanya Kim Ryeowook. Teriaknya dalam hati. Kyuhyun mengikuti setiap langkah sosok itu, menatap menilai dengan sorot terpesona.
'Sampai jumpa lagi, Kim Ryeowook'
0O0 [...] 0O0
Masakan Jepang. Ryeowook mulai merasa terbiasa dengan rasanya, dan sudah ketiga kalinya dihadapannya tersaji berbagai makanan tersebut. Manik sewarna lelehan caramel itu mengerjab beberapa kali sebelum terangkat menatap dua sosok paruh bayah dihadapannya, tampak asing tapi dia sangat mengenal sosok itu. Wajah lelaki paruh bayah itu mengingatkan ia pada seseorang yang dia rindukan, seseorang yang melupakan dia dan selalu dia ingat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Full House
Fiksi PenggemarBahkan saat dirumah, kita seperti orang asing yang kebetulan bertemu setiap saat.