Happiness

938 130 65
                                    



Dua hari. Selama itu dia tidak bertemu dengan Kyuhyun, melihatnya, mendengar suaranya dan menyentuhnya. Kosong. Menangis atau merasa sedih sana sekali tudak berguna, nyatanya Kyuhyun tidak akan muncul dihadapannya. Pria itu menyetujui kembalinya ia kekantor cabang, tanpa bertanya, ataupun mempertimbangkannya.

Apakah dia harus senang? Kyuhyun-nya telah menjadi seseorang biasa, melakukan segalanya dengan logika tanpa tertekan. Itu bagus, walaupun sebaliknya bagi dia. Ryeowook harus menjadi asing bagi dirinya sendiri, membutakan matanya, menulikan telinganya, membisukan suaranya, saat keinginan untuk menemui Kyuhyun begitu menyiksa. Dia akan bertahan walaupun serapuh apapun dia. Duduk jika dia tidak sanggup lagi berdiri, mengais udara sedikit demi sedikit untuk hidup. Dia akan melakukannya. Sampai Kyuhyun kembali dengan sendiri padanya, tanpa penyesalan dan rasa bersalah pada siapapun.

oOo

Koridor itu begitu sepi. Tidak ada sosok mungil bermanik caramel yang berdiri disana, menatap jauh tanpa arti tapi penuh kesedihan. Kyuhyun ingin melihat sosok itu lagi disana, sosok yang seakan menunggunya datang, yang akan menanyakan kabarnya dan juga menyampaikan rindunya walaupun tanpa suara. Kyuhyun tahu semua maknanya.

Dia telah pergi. Didepan matanya sendiri ia melihat Ryeowook pergi, tanpa menahannya, dia hanya bisa membiarkan begitu saja. Tidak ada yang salah dengan itu, sangat wajar, tapi kenapa ada kebahagian diwajah Donghae saat melihat dia sendiri yang menanda tangani surat kepindahan Ryeowook. Ini aneh. Kyuhyun berbalik dari posisi berbaliknya, ingin pergi dari sana sebelum perasaan entah apa itu semakin menyiksanya.

"Bagaimana perasaanmu?"

Donghae. Kenapa ia harus bertemu dengan pria ini. Seorang teman yang seakan memiliki rahasia padanya. Kyuhyun menekan tombol lift kelantai atas, mendongak melihat layar LED, menunggu pintu lift terbuka. "Kacau!" Jawabnya jujur yang sebenarnya ditunjukan pada perasaan yang berbeda.

"Kalau begitu kenapa kau menolak pertunangan itu?" Donghae masih memaku tatapannya pada wajah Kyuhyun, menyadari ada sesuatu yang mengganggu pria itu.

"Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang membuatku tidak tenang,"

"Boleh aku tahu apa itu?"

Kyuhyun menoleh, membalas tajam tatapan Donghae. "Apa aku harus selalu mendengarkan apa katamu?," Kyuhyun sedikit menggeser tubuhnya, memposisikan untuk berhadap-hadapan. "Apa sebenarnya mau mu, Donghae? Apa aku harus menikah dengan Jessica atas dasar keinginanmu? Dan kenapa aku harus menurutinya?"

Donghae sudah memiliki jawaban itu sejak lama, menyimpannya sampai Kyuhyun menanyakan hal tersebut. Dan kini semua pertanyaan itu telah muncul. Tapi sayangnya tidak akan ada jawaban yang harus dia berikan untuk sekarang, masih terlalu cepat, kapan saja Kyuhyun bisa tahu dan kemungkinannya adalah dia kembali pada Ryeowook. Perasaan Kyuhyun masih sama, tertuju pada Ryeowook. Kyuhyun hanya melupakan Ryeowook sebagai istrinya, tapi tidak sebagai seseorang yang dia cintai.

"Semua jawabannya hanya satu. Karna kita adalah sahabat. Seorang sahabat ingin sahabatnya mendapatkan yang terbaik." Jawaban yang sangat konyol. Darimana ia dapat memikirkan hal itu. Donghae memperhatikan raut wajah Kyuhyun, datar, tapi matanya memancarkan keraguan.

"Apa menurutmu Jessica terbaik untukku?" Pertanyaan itu dia anjurkan hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri begitu juga Donghae yang akan menjawabnya. Seberapa jauh Jessica dan Donghae saling kenal? Kyuhyun ingin mengetahuinya. Ada masa lalu yang dia lupakan, perlahan dan pasti ia akan tahu segalanya. Setelah ia tahu, jika dia bisa memperbaiki kesalahan yang mungkin saja ada, dia akan melakukan itu.

"Mungkin! Kau harus mencari tahu itu dengan cara bertunangan."

Memuakan. Kyuhyun tidak lagi menemukan kenyaman saat bicara dengan Donghae. Semua yang pria itu katakan seakan mendorong ia pada sesuatu yang salah, dan membuat ia merasa mengkhianati seseorang. "Tapi mungkin juga aku tidak akan pernah ingin mencari tahu." Jawab Kyuhyun sebelum melangkah memasuki lift yang sedari tadi ditunggu, enggan menatap Donghae sampai pintu tersebut tertutup.

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang