.
.
.
Kini sudah dua minggu diawal bulan juni. Setelah promnight berlangsung di awal bulan. Beberapa dari pasangan dansa dimalam itu justru membuat hubungan di setelahnya. Tak terkecuali dengan hanbin.
Tidak,
Dia tidak menjalin hubungan yang special dengan yunhyeong. Setidaknya untuk saat ini belum. Namun mereka semakin dekat setiap harinya. Sesekali hanbin pergi untuk sekedar makan malam bersama seniornya itu
Tak luput juga dengan jinhwan. Dia juga semakin dekat dengan jiwon. Bahkan mereka berdua berencana akan berlibur pekan ini.
Mereka hanya belum menyadari, kedekatan mereka dengan orang lain sebenarnya justru berujung pada jarangnya pertemuan hanbin dan jinhwan. Mereka benar-benar belum perduli dengan hal itu
Langkahnya kini memasuki lorong 3 perpustakan tempatnya menuntut ilmu. Tangannya ia arahkan pada buku tebal dengan judul –The Hotel Rooms-
Ia melangkah mendekat pada pria yang sudah terduduk disalah satu kursi kayu disana
"kau sudah dapat pengumuman?" tanyanya. Pria disampingnya masih sibuk dengan buku tebal tentang penyakit jantung
"kudengar hari senin nanti baru akan diumumkan" jawabnya. Wajahnya serius membaca buku tebal dihadapannya. Dirasa mendapatkan jawaban. Jinhwan menganggukan kepalanya paham
"yak, akhir minggu ini aku dan jiwon sunbae akan berlibur. Kau ingin ikut" tawarnya
Hanbin sedikit memalingkan wajahnya dari buku tebal didepannya namun dalam sekejap ia fokus lagi membaca buku itu
"lebih baik aku pergi dengan yunhyeong dari pada harus menyaksikan kalian bermesraan" ucapnya lantang.
"hoal" jinhwan memanyunkan bibirnya
"kurasa itu akan menjadi malam yang hangat" lanjutnya. Ia terkekeh mendengar ucapannya sendiri
"ya benar-benar hangat. Karena kau bersama pria berhawa bara api" cemooh hanbin yang hanya mendapat decihan dari sahabat mungilnya.
Keduanya terdiam dalam kesibukan masing-masing. Hanbin masih fokus membaca dengan sesekali mencatat bahasa ilmiah yang jinhwan tak akan pernah paham tentang hal itu.
Sedangkan pria disampingnya kini diam memainkan jarinya. Seperti sedang menghitung sesuatu. Hanbin menatap pria disampingnya lalu menutup bukunya.
"ck ck, ini hari kamis dan masih dua hari lagi untuk kehari sabtu" celetuknya. Jinhwan menatap sinis
"tidak perlu dihitung" tambahnya
"tidak tidak, seperti ada yang aneh" ucap jinhwan. Tangannya masih menghitung dengan jemarinya
Bibirnya melafalkan sesuatu yang tidak dapat didengar. Hanbin diam memandang pria disampingnya. Bibirnya tersenyum tipis, sangat tipis. Bahkan dia sendiri tidak menyadarinya bahwa ia sedang tersenyum. Jinhwan menggelengkan kepalanya
"Aughhh molla. Ayo makan saja" ajaknya yang langsung disetujui hanbin
.
.
Ruangan itu hanya diterangi lampu yang memang sengaja diredupkan. Ranjang berukuran sedang menempel pada salah satu dinding yang memiliki jendela. Jendela itu mengarah pada kamar sahabatnya disebrang sana. Terkadang mereka berhubungan lewat email tetapi bisa secara nyata bertatap muka karena jendela itu. Bukan karena mereka malas hanya untuk saling berkunjung. Hanya saja kegiatan seperti itu sudah terjadi selama belasan tahun dan itu menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK
Romance"Apakah kita hanya benar-benar mendapatkan satu kesempatan akan cinta sejati?"