.
.
Cahaya mentari menelusup masuk melalui celah jendela bangunan yang cukup tua namun mewah bercat putih.
Class A no. 304
Sebuah ruangan yang dipenuhi peralatan rumah sakit. terdapat selang infuse bertengger disana yang mengalir indah kedalam tubuh seorang pria yang kini tengah berbaring di atas ranjang.
Hari ini tepat 9 bulan 1 minggu usia kehamilan jinhwan. Dia berada dirumah sakit ini karena memang jadwal yang telah ia konsultasikan dengan dokternya. Siang ini sekitar pukul 13:15 ruang operasi siap sibuk dengan kelahiran jinhwan.
Ini masih jam 10:30, ia menonton televisi yang tergantung di hadapannya dengan sesekali memasukan potongan buah apel yang diberikan nyonya kim yang menemani jinhwan sejak ia di bawa kerumah sakit.
Tlek
Pintu kamar ruangan itu terbuka dan menampakan sesosok pria dengan sebuah bucket bunga.
"jinani..." panggilnya setelah menunduk memberi salam pada nyonya kim, ia kini menundukan tubuhnya di kursi tepat disebelah jinhwan
"gomawo, bahkan kau memberikannya sebelum anakku lahir" ujar jinhwan saat menerima bunga mawar merah dan putih yang diberikan donghyuk. Ya orang itu donghyuk
"akan aku berikan lagi setelah anakmu lahir" ucapnya.
"ini pasti akan melelahkanmu" ucapnya mengelus perut jinhwan yang sangat besar dan buncit
"lelah itu akan terbayar saat melihat wajahnya nanti" ucap jinhwan. Dia sudah mulai menerima bayinya setelah mengalami masa-masa sulit sendirian dan bangkit dari keterpurukan yang merupakan takdir Tuhan yang diberikan padanya.
11:14
"tuan jinhwan, bersiap untuk melakukan pemeriksaan" ucap salah satu suster rumah sakit itu.
"ne" jinhwan tersenyum, donghyuk ikut tersenyum
"ah donghyuk. Tolong ambilkan ponselku" pinta jinhwan
Donghyuk dengan sigap segera memberikan ponsel itu pada pria mungil yang memakai pakaian khas rumah sakit
Jinhwan memandang ponselnya, tidak ada pesan. Ia menatap fotonya bersama hanbin setahun lalu. ia benar-benar ingin berbagi perasaan dengan hanbin saat ini. Perasaan bahagia dan mengungkapkan kebohongannya. Jadi dengan hati yang ia kuatkan dengan sedemikian rupa. Jinhwan mulai mengetik beberapa kalimat pada emailnya yang akan ia kirim pada hanbin.
Hanbin
Kumohon jangan jauhi aku--saat ini aku sedang sangat membutuhkan teman. Terus terang, terkadang rasanya aku bisa gila kalau tidak ada kau.
Hidup itu lucu ya? Justru di saat kau merasa semuanya berjalan lancar, disaat kau akhirnya mulai merencanakan sesuatu, bersemangat menyongsong sesuatu, dan merasa kau tahu ke mana arah yang kau tuju, tiba-tiba jalan itu berubah, tanda-tanda berbalik, angin berubah arah, utara menjadi selatan, timur menjadi barat, dan kau pun tersesat. Begitu mudah kehilangan arah, kehilangan petunjuk.
Tak banyak hal yang pasti dalam hidup ini, namun satu hal yang kutahu adalah, kau harus menerima konsekuensi dari setiap perbuatan yang kau lakukan. Dalam beberapa hal, kau harus menuntaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK
Romance"Apakah kita hanya benar-benar mendapatkan satu kesempatan akan cinta sejati?"