.
.
From : Jinhwan
To : Hanbin
Subjek : Thanks
Terimakasih sudah mendukungku dan menemaniku beberapa hari ini. Maaf membuat waktumu terbuang hanya untukku. Terimakasih masih menjadi temanku.
Sahabatmu selamanya, jinhwan.
From : Hanbin
To : Jinhwan
Subjek : welcome
tidak jinhwan, kau tidak membuang waktuku. Aku senang bertemu denganmu. Aku akan menjadi temanmu selamanya.
Sahabatmu selamanya, Hanbin
.
.
.
[4 bulan kemudian]
.
22 Oktober.
.
.
Seorang pria mungil sibuk mengenakan popok pada seorang bayi perempuan yang sedang menangis
"hanbyulie, gwenchana baby hanya sebentar" ucapnya. Tangannya dengan cepat memasang popok itu di bokong sang anak. Tangis anak yang di ketahui bernama hanbyul itu semakin keras dan memekik di telinga
"yes selesai. Come baby suuttt jangan menangis ne, gwenchana" ujarnya menenangkan sang anak yang kini ia bopong tubuhnya dalam gendongan.
Ia menimang sang buah hati dengan pelan dan halus hingga suara tangisan itu tak terdengar lagi.
Jinhwan.
Menatap wajah putrinya dalam gendongan. Wajah suci yang begitu cantik. Wajah bayi perempuan yang sangat mirip dengannya. Wajah bayi perempuan yang ia lahirkan 4 bulan lalu. bayinya. Ia tersenyum miris. Matanya berembun hampir menangis. Ia sangat bahagia hanbyul lahir. tapi ia takut, ia takut menjadi seorang ibu yang tidak baik untuk hanbyul.
Jinhwan mencium bibir tipis sang anak penuh kasih dan kehangatan. Ia tersenyum
Jinhwan melangkah mendekat pada pintu tinggi berwarna coklat setelah mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Ia tahu siapa yang datang, jadi tanpa aba ia segera membukakan pintu itu.
"kau sudah datang? Masuklah" suruhnya pada seseorang yang berdiri di hadapannya.
"wah hanbyul terlihat semakin besar" ucapnya melangkah masuk sambil memandang bayi pada gendongan jinhwan
"kau kira dia akan terus kecil seperti kacang kedelai hah?" ucap jinhwan
"arraseo, arraseo ck. Bagaimana? Apa kita berangkat sekarang?" tanyanya
"baiklah, ayo" jawabnya. Jinhwan berjalan dengan hanbyul berada di gendongannya. Sedangkan orang yang tadi ia ajak bicara membawa sebuah kunci mobil.
"yak kim hanbin! Tolong ambilkan formulirnya di atas meja" pinta jinhwan, orang yang di perintah hanya menurut. Kembali masuk dan keluar dengan membawa sebuah kertas formulir
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK
Romance"Apakah kita hanya benar-benar mendapatkan satu kesempatan akan cinta sejati?"