CHAPTER 13

940 139 12
                                    


.

.

.

Pagi ini, seorang pria menatap pantulan tubuhnya pada cermin besar yang menempel pada dinding bercat putih. Tangannya mengaitkan kancing kemeja putih yang kini melekat indah di tubuhnya. Dengan sebuah dasi kupu-kupu yang melekat di lingkaran kerah leher kemejanya.

"bagaimana perasaanmu?" tanyanya. Pria tadi menatap tubuh seseorang dari pantulan cermin. Bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"seperti layaknya seorang yang akan menikah" jawabnya. "bagaimana perasaanmu jinhwan?" pria yang di beri pertanyaan sibuk memakaikan pria tampan di hadapannya dengan sebuah toxedo berwarna hitam. Memasangkan kancing toxedo itu hingga rapih. Pria yang lebih tinggi darinya itu semakin terlihat sempurna

"seperti layaknya sahabat yang melihat sahabatnya menikah" jinhwan tersenyum, menatap lekat wajah pria yang juga menatapnya


28 Desember


Jinhwan berdiri tepat di samping sahabatnya, hanbin. Untuk apa dia disini? Sebagai apa dia disini? Langkahnya jalan sejajar dengan hanbin yang kini terlihat benar-benar sempurna dengan senyuman yang begitu indah di bibirnya. Langkahnya terhenti saat dua anak tangga memisahkannya. Hanbin menaiki tangga di sana, sedangkan jinhwan, ia duduk di barisan depan gereja yang cukup tua.

Tidak, jinhwan tidak seharusnya melihat ini. Upacara yang sangat mewah dan penuh cinta. Sesak, benar-benar sesak. Bernapas seharusnya tidak sesulit ini. Kenapa hatinya begitu hancur menyaksikan sahabatnya berdiri berdampingan dengan seorang gadis. Gadis cantik dengan gaun putih panjang.

"You may kiss the bride" ucap pastur di hadapan hanbin dan lee hi.

Jinhwan tersenyum. Ah janji itu akhirnya terucap. Kim hanbin. Kau sudah menjadi seorang suami, ya. Suami gadis beruntung itu.

Oke rasanya jinhwan ingin sekali berdiri dan melangkah meninggalkan ruang itu. Meninggalkan dua orang manusia yang sedang berdiri dan berhadapan dengan cincin yang saling melingkar di jari manisnya.

Mereka berciuman

Jinhwan menutup matanya. mata sucinya tidak seharusnya melihat adegan mengerikan itu. Jinhwan tidak suka ini. Rasanya sakit, sesak, sebuah palu besar menghantam hatinya detik itu dan menghancurkannya tanpa belas kasihan.

.

Ucapan selamat dari beberapa pejabat dan kerabat serta kawannya terdengar samar di telinga jinhwan. ucapan yang seharusnya ia berikan juga kepada sahabatnya, hanbin.

"mic check aa oo.." seorang pria dengan mikrofon di tangannya berdiri di atas panggung cukup besar di sana


The Boston Harbor Hotel


"baiklah hadirin sekalian, mari kita dengarkan ucapan indah dari seorang best's man. Tuan Kim Jinhwan di persilahkan" ucapan pria di sana menyadarkan jinhwan. ia menatap kertas kecil yang sudah ia siapkan semalaman tadi. Ia menatap hanbin sejenak. Lalu tangannya meremas kertas itu dan membuangnya kesembaran arah.

Jinhwan bangkit, melangkahkan kakinya menuju atas panggung. Hanbin menatap bahagia sahabatnya yang kini berdiri dihadapan standmic. Dimatanya, jinhwan sangat sempurna malam itu. Dengan balutan jas serta kemeja hitam sederhana namun mewah.

"oh test" jinhwan memukul sekali mic di hadapannya

"selamat malam semua" ucapnya. Bibirnya bergetar karena gugup. Sial bagi jinhwan karena hanbin memintanya untuk menjadi best's man. Posisi yang sebenarnya tidak di harapkan jinhwan.

LOVE SICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang