.
.
16:55
Seorang pria dengan dibalut sebuah sweater hitam dan celana jeans oversize dengan kaca mata hitam tercantel di batang hidungnya berjalan keluar dari dalam lift.
Matanya kemudian menatap sekeliling. Maniknya menangkap sesosok pria mungil keluar dari sebuah ruangan berjalan menuju pintu keluar. Ia membuka kacamata yang menutupi matanya. ia mengedipkan matanya takut-takut yang di lihatnya adalah orang lain.
Dia.
Sangat jelas bahwa orang itu adalah orang yang ia kenal. Dia berjalan setengah berlari mengejar sosok yang tak asing di matanya. disaat jarak di antara mereka cukup dekat. Ia menarik tangan mungil pria disana
"astaga" kagetnya saat dipaksa berbalik
"kim jinhwan" sebutnya saat sosok itu berbalik menampakan wajahnya
"ji..jiwon" ucap jinhwan saat melihat pria yang menarik lengannya secara paksa
..
Hanbin.
Tangannya berjulur bersalaman pada pria paruh baya di Harvard University. Dengan sebuah tas hitam yang ia bawa di punggungnya.
"jangan lupa besok pukul 10. Jangan sampai telat" ucap pria paruh baya di depannya
"aku akan pastikan besok tepat waktu" jawab hanbin lalu menatap punggung pria paruh baya yang kini berjalan menjauh darinya
Bibirnya mengulas sebuah senyuman lebar. Besok adalah presentasi skripsinya. Jika ia berhasil maka gelar kedokteran akan ada dalam barisan namanya. Dan selangkah lagi ia akan menjadi seorang dokter. Hanya menunggu beberapa tahun hingga hanbin bisa kembali dan bekerja di rumah sakit di korea. Mungkin.
Kakinya berjalan pada sebuah mobil verrari merah yang terparkir di parkiran universitasnya. Ia membuka pintu mobilnya lalu memasukan tubuhnya kedalam mobil yang harganya cukup mahal. Ia letakan tas di punggungnya pada kursi kosong disamping kanan. Ia nyalakan mesin mobil itu lalu berjalan perlahan meninggalkan area kampus.
..
Jinhwan terdiam di tempat duduknya. Menatap meja didepannya. Ia menghela napasnya pelan
"bagaimana kabarmu?" tanya seseorang di sebrang mejanya
"seperti yang kau lihat" jinhwan memberikan jawaban
Pria di sebrangnya mengangguk mengerti
"apa..—" ucapnya ragu
"anakku juga sangat baik" jinhwan menatap pria di hadapannya. Ucapannya sedikit dingin
"hey. Aku ini kan hanya ingin tahu kabar anakku. Jangan dingin seperti itu padaku" ucapnya santai
"yak jiwon-sii. Sejak kapan kau mengakui dia anakmu?" terselip kedinginan dan ketidaksukaan di dalam kalimatnya
"baiklah. Aku minta maaf tentang ucapanku saat itu" ujarnya
"aku tahu saat itu aku cukup kasar padamu..—bukan cukup tapi sangat!" jinhwan memotong kalimat jiwon
"ck, baiklah baiklah. Aku hanya tidak percaya saat itu. Dan berita yang kau katakana terlalu mendadak untukku. Jadi aku bertingkah seperti pria brengsek di hadapanmu" ujarnya lagi
"kau memang pria brengsek jiwon-ssi" ucap jinhwan dengan tatapan membunuh di matanya
"baiklah terserah apa katamu. Tapi apa kau tidak bisa memaafkanku?" jinhwan memandang tepat pada manik mata pria di sebrangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK
Romance"Apakah kita hanya benar-benar mendapatkan satu kesempatan akan cinta sejati?"