10. Fitting

304K 11.3K 149
                                    

Karen sedang bergelut dengan monitor di depannya. Hari ini ia jadi bekerja banyak karena kemarin ada beberapa berkas yang belum sempat terselesaikan. Mungkin malam ini ia bakal lembur. Padahal kantor ini milik papanya, namun aturan tetaplah aturan. Aturan di kantor ini tidak memandang siapa saja.

Pintu ruangan Karen terbuka. Melly pun masuk ke dalam ruangan Karen. Dilihatnya Karen tidak menoleh padanya sama sekali.

"Ren, ada Daffa di luar" ucap Melly memberitahu Karen bahwa ada yang ingin bertamu padanya.

"Bilang dia, gue lagi sibuk.." Ucap Karen masih terpaku dengan layar monitor.

"Ok" Melly pun keluar.

Tak lama, Melly kembali masuk ke dalam ruang Karen. Namun kali ini ia bersama Daffa.

"Woy. Gue udah bilang Karen sibuk!" Melly berusaha menarik lengan Daffa yang bersikeras masuk ke ruangan Karen.

"Lepasin tangan gue!" Daffa menghempaskan tangan Melly yang sedang mencegahnya.

Karen pun menjadi tidak konsentrasi mendengar suara ribut di depannya. Ia pun segera menghampiri dua makhluk yang berada di depannya.

"Please deh, kalau mau ribut jangan di sini!" Ucap Karen melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Dia, Ren! Gue udah bilang kalau lo sibuk tapi nih orang batu banget!" Sahut Melly menunjuk Daffa di sampingnya.

"Ada perlu apa lo ke sini?" Ucap Karen ketus pada Daffa. Bahkan ia mengubah nada bicaranya.

"Hai. Aku mau ngajak kamu makan siang" ucap Daffa tersenyum manis.

"Gak bisa. Karen bakal makan siang sama si ganteng.." Celetuk Melly menyela Daffa.

"Gue nanya Karen bukan lo!" Sahut Daffa pada Melly.

"Jangan mau Ren. Nih cowok---" Melly mencoba memanasi  Karen.

"Lo tuh ember banget ya! Diem apa. Berisik!" Daffa membekap mulut Melly yang main cerocos saja.

"Lepas! Tangan lo bau!" Melly melepas tangan Daffa yang membekap mulutnya.

"Makanya jangan berisik!" Ancam Daffa. Ia gemas sekali dengan Melly yang main asal cerocos saja.

"Sudah, sudah! Pusing gue denger lo berdua berdebat!" Ucap Karen menaikkan sedikit nadanya. Daffa dan Melly pun terdiam membukam mulutnya.

"Maafin aku, Daf. Aku gak bisa nemenin kamu makan siang" lanjut Karen dengan nada lirih. Ia mengingat janjinya dengan Oliver. Lagipula ia juga takut jika Oliver bakal marah lagi dengannya.

"Tapi Ren---" ucapan Daffa lebih dulu di potong.

"Tuh denger! Karen nolak. Jadi sana lo keluar" potong Melly. Ia pun memiringkan tubuhnya memberi jarak pada Daffa agar segera keluar.

"Ren, please.. Aku gak bakal lanjutin yang kemarin" Daffa memohon pada Karen. Ia menghiraukan Melly.

"Maaf. Aku bilang gak bisa ya gak bisa" jawab Karen bersikukuh.

"Please Ren, kali ini aja. Aku janji ini terakhir kalinya aku makan siang bersama kamu" Daffa mencoba memohon lagi pada Karen agar Karen mau menerima ajakannya.

"Udah. Karen nolak. Mending lo keluar sana! Hush husshh..." Melly mengusir Daffa dengan mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ren--"

"Aku gak bisa. Maaf aku masih ada pekerjaan" ucap Karen mengisyaratkan pada Melly untuk membantunya dari Daffa.

"Sekarang lo keluar! Ayo!" Melly menyeret lengan Daffa dengan sekuat tenaganya. Duh, beruntungnya sahabatnya ini bisa di kelilingi pria-pria tampan. Apa daya dirinya yang masih jombo, ckck.

My Love CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang