Jam menunjukkan pukul 16.00 sore. Karen pun bangun dari tidur siangnya bersama Oliver. Ingat! hanya tidur dan tidak melakukan apa-apa. Karen pun membangunkan Oliver yang masih terlelap.
"Oliver..." Karen mengguncangkan bahu Oliver agar terbangun.
"Oliver.. bangun" Ucap Karen lagi. Namun Oliver malah membalikkan badannya memunggungi Karen.
"Ish! Oliver, bangun.. Sudah sore" Karen kembali mengguncangkan bahu Oliver. Oliver hanya bergumam tanpa membuka matanya.
Karen pun kesal karena Oliver tak kunjung bangun. Sebuah ide terlintas di pikiran Karen untuk membangunkan Oliver.
Karen pun mendekatkan mulutnya ke telinga Oliver dan berteriak sambil mengguncangkan tubuh Oliver yang masih terlelap dengan kencang.
"Oliver.. GEMPA !! GEMPA !!" Karen berteriak sangat keras. Hingga membuat Oliver langsung membuka matanya dan terkejut.
"Hah gempa?" Oliver langsung terduduk di ranjang.
"Mana gempa?" Tanya Oliver panik pada Karen yang sedang cekikikan.
"Buahaha..." Karen tertawa terbahak-bahak melihat wajah paniknya Oliver. Ia tak menyangka CEO dingin seperti Oliver sepanik itu.
"Kamu ngerjain aku ya?" Oliver tersadar bahwa ia sedang di kerjai oleh istrinya.
"Hahaha.. abisnya kamu susah banget di bangunin" jawab Karen masih dengan tertawa.
"Kalau jantungan gimana? ini gara-gara kamu aku jadi panik!" Umpat Oliver kesal.
"Aku terpaksa dengan cara itu agar kamu terbangun. Kamu kebo banget yah!!" Sahut Karen meledek Oliver yang sedang kesal padanya.
"Hanya cara itu? Tidak ada cara lain?" Oliver tersenyum miring lalu mendekatkan dirinya ke arah Karen.
Karen lagi-lagi harus menerima balasannya. Oliver menyeringai padanya. Karen segera memasang alarm waspada jika Oliver sudah menyeramkan seperti itu.
"Ti-tidak. Kamu mau ngapain?" Muka Karen menjadi merah padam setelah Oliver berhasil menindihnya. Karen pun menahan dada Oliver dengan kedua tangannya dan memalingkan wajahnya.
"Aku mau hukum kamu karena sudah membuat aku hampir jantungan.." jawab Oliver dengan seringaiannya.
"Oliver..mmpphh" Oliver dengan cepat mencium bibir Karen. Siapa suruh membuat macam-macam padanya. Akhirnya Karen kena serang balik oleh Oliver.
Karen terus meronta di dalam pelukan Oliver. Tangannya menekan dada bidang Oliver dengan kuat. Namun Oliver tidak berniat untuk melepaskan ciumannya. Ia semakin memperdalam ciumannya hingga lidahnya masuk ke dalam mulut Karen.
Karen akhirnya pasrah dan mulai membalas setiap ciuman yang Oliver berikan. Terlalu sayang jika di lewatkan. Serasa kehabisan oksigen, Oliver melepaskan ciumannya. Karen menghembuskan nafasnya seperti orang yang habis marathon.
"Jika kamu berani mengerjaiku lagi, aku gak segan-segan hukum kamu yang lebih dari ini" ucap Oliver dengan seringaiannya. Ia pun menarik sudut bibirnya senang karena bisa membalas ulah istrinya yang membuat dirinya hampir jantungan.
"Bulepetan mesum!" umpat Karen dengan kesal.
"Kamu bilang aku apa?" Ulang Oliver. Ia mendengar umpatan Karen tentang dirinya.
"Gak ada" sahut Karen dengan ketusnya.
"Jangan bohong!" Kekeuh Oliver.
"Aku gak bohong!" Karen juga kekeuh pada ucapannya.
"Kamu gak pinter berbohong. Coba ulang ucapan kamu tentang aku tadi!" Suruh Oliver sedikit menegaskan ucapannya pada setiap kata yang ia ucapkan.
"Kamu itu BULE MESUM puas??" ucap Karen akhirnya. Ia menekan kata umpatannya. Oliver pun tersenyum melihat tingkah istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love CEO
Romance"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu..." Ucap papa. "Papa main sembarangan jodohin anaknya aja!" Ucap Karen tidak terima. "Habisnya memang ini satu satunya cara supaya kamu cepa...