Selepas makan siang, Oliver dan Karen kembali ke kantor Oliver. Karen masih saja kesal dengan Oliver soal wine yang diminum Oliver saat di restoran tadi.
"Sayang, sudah dong ngambeknya" ucap Oliver sambil menyetir.
"Aku masih kesal sama kamu pokoknya!" Karen mengerucutkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya keluar jendela.
"Nanti aku buatin kamu jus anggur deh. Jangan ngambek dong.." Oliver berusaha membujuk Karen yang tidak mau menatapnya.
"Wine sama jus anggur itu beda, Ver" ucap Karen. Ada-ada saja suaminya ini kalau buat jus anggur Karen pasti bisa. Tinggal haluskan buah anggur saja di dalam blender.
"Aku gak bakal kasih kamu wine. Nanti kamu ketagihan, bisa membuat kamu mabuk" ucap Oliver. Ia tidak mau membuat istrinya mabuk.
"Kalau gitu, aku gak mau bantuin jadi sekretaris kamu. Aku mau pulang" ucap Karen ngambek. Oliver benar-benar penuh kesabaran jika Karen sudah merajuk padanya.
"Kok gitu sih, sayang. Apa hubungannya wine sama sekretaris?" Sahut Oliver. Karen kalau sudah marah dan ngambek pasti selalu saja mengaitkannya ke hal-hal yang lain.
"Aku gak mau kembali ke kantor" ucap Karen dengan datarnya.
"Kita pulang saja. Aku bisa seret pekerjaan aku ke rumah" ucap Oliver tak mau kalah dengan senyum kemenangannya.
"Kok gitu sih? Kamu curang!" Sahut Karen kesal. Oliver terkekeh karena Karen tak bisa berkutik lagi.
"Makanya kamu harus turutin aku" ucap Oliver dengan nada tegasnya membuat Karen tak bisa membantahnya.
"Kamu memang nyebelin!" Umpat Karen kesal. Oliver hanya terkekeh.
"Nyebelin gini aku tetap tampan kan?" Karen menoleh ke arah Oliver dan dilihatnya Oliver menaik turunkan alisnya menggoda Karen. Karen mendelik dan kembali memandang jalanan diluar.
"Hahaha.." Oliver tak bisa menahan tawanya melihat Karen yang jengkel dengannya. Menggoda Karen adalah salah satu kesukaannya.
Sudah setengah jam di perjalanan, Karen merasa tidak sampai juga di Kantor Oliver. Perasaan jarak dari Restoran ke kantor Oliver tidak terlalu jauh. Karen menoleh ke samping dan melihat Oliver yang fokus memperhatikan jalanan di depannya.
"Ver, kita kok gak sampai-sampai di Kantor kamu?" Tanya Karen pada Oliver. Oliver menoleh sekilas lalu kembali fokus pada jalanan.
"Tadi katanya kamu mau pulang?" Balas Oliver.
Karen tidak benar-benar mengucapkan kalau dirinya ingin pulang. Ia masih ingat kalau ada pekerjaan Oliver yang harus diselesaikan.
"Ish aku gak serius.." Ucap Karen. Oliver malah menanggapinya dengan serius.
"Gak apa-apa, sayang. Aku tinggal minta Pak Kardi untuk mengambil berkas dan dokumen yang di kantor" sahut Oliver dengan mudahnya.
Karen hanya mendelik kesal suaminya. Suka bertindak seenaknya dan Karen yang harus menuruti kemauannya.
Mobil yang Oliver kendarai masuk ke dalam deretan perumahan elit yang berada di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Karen mengerutkan keningnya. Ia tidak pernah kesini sebelumnya dan terlihat asing baginya. Namun Oliver terus mengendarai mobilnya hingga sampai di salah satu rumah bergaya eropa yang paling luas dan mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love CEO
Romance"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu..." Ucap papa. "Papa main sembarangan jodohin anaknya aja!" Ucap Karen tidak terima. "Habisnya memang ini satu satunya cara supaya kamu cepa...