Siang ini Karen dan Melly berada di cafe langganan mereka berdua. Melly izin dari kantor untuk menemui sahabat karibnya ini.
"Ren, gue bosan di kantor" ucap Melly sambil mengaduk-aduk jus mangga yang baru di pesannya.
"Kenapa bosan?" Tanya balik Karen.
"Abisnya lo sudah gak boleh kerja sih. Gue ditinggal sendirian di kantor. Hufftt" Melly membuang nafasnya.
"Gue juga bosan kali di apartemen sendirian, Mel. Awalnya gue maunya tetap kerja, tapi lo tau sendirikan bulepetan nyebelin itu gimana orangnya?" Ucap Karen yang terlihat kesal.
"Tapi lo enak, Ren. Sudah ada suami yang kerja nafkahin lo. Gue? Gue harus kerja bantuin mami gue sementara adik gue masih sekolah.." Ucap Melly miris.
"Ya tetap aja bosan, Mel"
"Omong-omong, gimana nih rasanya jadi pengantin baru?" Melly mengalihkan pembicaraan dan tersenyum menggoda Karen.
"Biasa aja.." Sahut Karen dengan tak pedulinya.
"Gue tau, pasti lo sama si ganteng gak mau jauh-jauhan kan? Iya kan? Ayo ngaku!" Goda Melly menoel-noel dagu Karen. Karen segera menepis jari Melly.
"Pertanyaan lo gak bermutu banget sih! Asal lo tau ya, semakin kesini sifatnya makin nyebelin" ucap Karen.
"Walaupun nyebelin gitu tapi lo suka kan? Ayo ngaku!" Melly masih mencoba meledek sahabatnya ini.
"Gak!" Sahut Karen dengan cepat.
"Hahaha muka lo merah kalau gue singgung tentang si ganteng. Btw, nyebelin gimana maksud lo?" Tanya Melly dengan penasaran.
"Setelah menikah, dia selalu melarang gue ini itu. Seperti kerja, keluar sendirian, bahkan semua kontak cowok di handphone gue di hapus kecuali kontak Dia dan kak Reza.." Ucap Karen mengeluarkan semua apa yang di rasakannya selama beberapa minggu ini berumah tangga.
"Wah bagus dong, Ren. Itu tandanya dia sayang sama lo. Dia gak mau lo berpaling darinya.." Timpal Melly.
"Tapi apa harus se-posesif itu?" Ucap Karen.
Karen terus mengulang kata Melly yang mengatakan Oliver tidak mau berpaling darinya. Apa benar kata Melly? Bahkan sampai mereka menikah saja Karen belum mendengar Oliver menyatakan cinta yang sesungguhnya padanya. Karen sendiri pun juga belum yakin dengan perasaannya terhadap Oliver.
"Ada lagi Mel. Sifatnya yang paling menyebalkan dari semua sifat nyebelinnya itu..." Ucap Karen lagi pada Melly.
"Apaan tuh?" Melly merapatkan tubuhnya ke depan agar mendengar pernyataan Karen dengan jelas.
"Dia itu... Mesum" Karen berbisik tepat di telinga Melly. Melly membulatkan kedua bola matanya.
"Apa? Sudah berapa kali lo melakukan 'itu' sama dia?" Tanya Melly penasaran.
"Apa maksud lo 'itu' ?" Tanya balik Karen dengan wajah polosnya membuat Melly menghela nafasnya kasar.
"Aduh, Ren. Lo sudah punya suami juga tapi masih aja polos kek gini.." Melly berdumel.
Melly sangat hafal dan tahu sifat Karen yang polos ini. Ternyata sahabatnya ini memang masih mempunyai sifat satu ini. Ia kira sifatnya yang ini sudah hilang mengingat dirinya sudah berumah tangga.
"Maksud gue... Hubungan suami-istri" jelas Melly.
Karen manggut-manggut seperti memikirkan perkataan Melly. Namun beberapa detik kemudian wajahnya berubah menjadi merah padam.
"Gue gak ingat persis.." Ucap Karen lirih. Wajahnya memanas karena malu.
"Pasti lo sudah sering kan ngelakuinnya? Hahaha..." Tawa Melly pecah. Ia puas menggoda sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love CEO
Romance"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu..." Ucap papa. "Papa main sembarangan jodohin anaknya aja!" Ucap Karen tidak terima. "Habisnya memang ini satu satunya cara supaya kamu cepa...