Sudah seminggu lamanya Karen diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah pulih.
Sekarang kandungannya menginjak bulan ke sembilan, Karen tinggal di rumah mamanya karena mamanya khawatir jika Karen sendirian di apartemen apalagi Oliver yang sudah melarang Karen bekerja. Oliver takut kejadian seperti beberapa bulan lalu terjadi lagi pada istrinya.
Beberapa hari lagi, dokter memprediksi jika Karen akan melahirkan di hari ke empat atau lima. Tentu saja, Oliver yang sudah sangat tidak sabar menunggu buah hatinya itu keluar.
"Aduh, Ren kamu itu sudah hamil besar mending aku aja yang siapkan sarapan" ucap Hesty pada adik iparnya. Hesty sudah melahirkan tiga bulan yang lalu saat Karen baru saja pulang dari rumah sakit.
"Gak apa kak, lagipula aku gak banyak gerak kok" ucap Karen.
"Jangan, Ren. Mending kamu duduk manis aja dan siapkan roti untuk suami kamu" ucap Hesty tersenyum. Akhirnya Karen mengerti. Ia lalu duduk di salah satu kursi dan menyiapkan roti selai untuk Oliver.
"Kiara nya mana kak?" Tanya Karen membuka pembicaraan.
"Kiara masih tidur, Ren. Paling sebentar lagi dia juga bangun" ucap Hesty sambil membereskan piring beserta sendok.
Menjelang Karen lahir, mamanya memang sengaja menyuruh Reza dan Hesty tinggal di rumahnya. Bahkan mereka sudah tinggal selama tiga bulan. Mama Karen ingin menyambut cucu-cucunya itu.
"Gimana kandungan kamu, Ren?" Tanya Hesty.
"Baik kak. Aku juga merasa lebih berat dari biasanya" sahut Karen. Ia meminum susu hamilnya.
"Apa bayi kamu kembar, Ren?" Hesty memicingkan matanya.
"Hah? Uhmm aku gak tau kak" Karen mengacuhkan bahunya.
"Lho memangnya kamu tidak melakukan tes usg?"
"Tidak. Karena aku dan Oliver ingin menjadi kejutan" Karen tersenyum riang.
"Oh.. Tapi kalau kakak lihat dari perut kamu, sepertinya bayi kamu tidak hanya satu" ucap Hesty membuat Karen bingung.
"Entahlah aku gak tau kak" sahut Karen.
Tiba-tiba saja terdengar suara bayi menangis. Hoek hoek hoek. Reza langsung menggendong putrinya dan menghampiri Hesty yang masih menyiapkan sarapan.
"Mami.." Ucap Reza tergopoh-gopoh dengan rambut berantakannya serta hanya memakai celana boxer selutut tanpa memakai baju sama sekali. Wajahnya masih terlihat mengantuk.
"Astaga, kamu baru bangun pi?" Hesty segera mengambil alih Kiara di gendongan suaminya.
Karen memperhatikan kakaknya itu. Dengan tak tahu diri, Reza mengambil sepotong roti yang sudah disiapkan Hesty di atas meja.
"Hush.. Belum mandi main ambil aja!" Hesty menyentak tangan suaminya dengan sebelah tangannya. Sedangkan satu tangannya lagi menyusui Kiara.
"Aku lapar, mami cantik" ucap Reza.
"Orang mandi dulu. Ini masih telanjang, bau iler main makan aja" celetuk Karen menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ish sejak kapan kamu di sini?" Ucap Reza yang ternyata tidak mengetahui keberadaan Adiknya yang sedang duduk sedari tadi.
"Dari tadi. Makanya kak, cuci muka dulu terus bangun tidur baca doa" ledek Karen.
"Tadi Kiara nangis, kakak panik karena Hesty tidak ada di kamar" sahut Reza.
"Sudah sana mending kamu mandi. Bau tau!" Ucap Hesty yang membuat Reza gemas.
Lantas sebelum pergi mandi, Reza mencium pipi Kiara yang sedang menyusu pada Hesty sehingga membuat bayi mungil itu menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love CEO
Romance"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu..." Ucap papa. "Papa main sembarangan jodohin anaknya aja!" Ucap Karen tidak terima. "Habisnya memang ini satu satunya cara supaya kamu cepa...