2.Feelling

5.8K 373 0
                                    

****

pelajaran usai pukul 2 siang , masing masing mahasiswa keluar kelas begitu juga dengan geng angel yang sedang membereskan bukunya setelah kelar merekapun menuju kantin sesegera mungkin untuk menghilangkan rasa lapar yang sudah menghinggapi ke empat gadis tersebut.

di kantin tampak ke empat cowok devil sedang bersantai sambil menikmati makanan pesanan mereka , sampai terdengar suara rusuh dari para kaum adam yang berdecak kagum saat jessie cs memasuki area kantin dan duduk tidak jauh dari meja diego cs. jessie yang hendak duduk tanpa sengaja matanya bertatapan dengan mata revan dan saling memandang.

"jess" teriak marissa menyadarkan jessie dan segera duduk.

"loe perhatiin apaan sih , serius amat" tanya nya

"gapapa kok girls" singkat jessie

"aneh banget sih jessie" bathin marissa menerawang.

"btw kalian mau pesen apanih ? gue laper nih ? " tanya sisil

"gue bakso ajagih sil sama jus mangga" ucap willo santai.

"gue beefsteak teriyaki dong minumnya milkshake greentea" sahut marissa memainkan ujung rambutnya.

"gue kaya biasa ya sill " jawab jessie

"yauda kalo gitu gue pesenin dulu deh" sisil pun memanggil waitress dan memesankan makanan untuk sahabatnya. tidak lama kemudian pesanan di hidangkan dan mereka segera menikmatinya.

tak jauh dari mereka diam diam revan memerhatikan jessie yang sedang asik makan dan bercengkrama dengan ketiga sahabatnya. sesekali mereka tertawa karena ulah marissa yang di anggap lebay.

---------------

anehnya kenapa hatiku ingin selalu melihatmu

apa yang sedang terjadi

entahlah....

mungkin kelak kita akan menjawabnya

---------------

"van .. gue liat loe kebanyakan melamun nih" sindir veno

revan diam.

diego yang penasaran dengan revan segera menghentikan aktifitas makannya "apa yang loe pikirkan ? " tanya diego mengernyitkan keningnya.

"gue harus ke toilet dulu" sahut revan meninggalkan ketiga sahabatnya.

diego dan veno menatap tajam kepergian revan dengan penuh tanda tanya , karena yang mereka tahu beberapa hari ini revan begitu aneh dan sulit di tebak, sedangkan bram yang sedari tadi memperhatikan revan yang menatap jessie sedikit cemas dengan sahabatnya itu. bukan cemas karena revan memperhatikan jessie . dia hanya cemas jika tatapan itu memberikan arti yang dapat memecah belah geng mereka.

"guys , gue susul revan dulu" ucap bram pergi meninggalkan dua sahabatnya begitu saja tanpa persetujuan.

"mereka berdua itu kenapa sih ! aneh tau gak ! " ucap diego gusar

"entahlah goo.. loe taukan mereka berdua paling sulit di tebak" jawab veno acuh

mereka berdua pun hanya saling melempar pandangan dan melanjutkan aktifitas makan siang mereka.

---------------

hampir sejam bram mencari cari revan namun tidak ketemu , toilet , ruang kelas , atap gedung pun di telusuri sampai akhirnya bram menuju taman kampus . bukannya bertemu revan , bram malah di suguhi pemandangan yang membuat hatinya tak ingin pergi dari taman.

Ya tentu saja , seorang gadis berambut panjang dengan senyum yang menghiasi bibir tipisnya tampak mencium aroma setangkai bunga mawar putih , wajahnya yang terpapar pantulan sinar matahari menjadikan pemandangan yang indah bagi bram , entah apa yang membuatnya betah berlama lama disana .

"Willo" 1 kata terucap dalam hatinya sambil memejamkan matanya.

*degggg* dia dapat merasakan dada nya bergemuruh tanpa sebab.

"Bram"

Bram tersadar membuka matanya dan menoleh ke arah suara tersebut.

"Revan"

"Hmm... apa yang loe lakuin di sini" tanyanya penasaran.

"A-ku , maksudnya tadi gue nyariin loe cuma gak ketemu" jelas bram menghilangkan rasa gugupnya.

Revan yang menyadari perubahan bram sedikit curiga dengan sahabatnya itu hanya saja dia tak ingin ambil pusing.

"Gue tadi bersantai di cottage deket kolam renang" jawabnya singkat.

Revan diam.

"Gue balik ke kelas dulu , kasih tau yang lain ." Sahut revan membalikan badan dan segera melangkah pergi.

"Tunggu van" ucap bram menghentikan langkah revan.

"Ada apa ??"

Bram pun menghampirinya, Revan dapat melihat dari mata bram bahwa dia sedang serius seakan ingin mengatakan sesuatu yang mungkin dapat di terima revan atau sebaliknya.

"Gue gak tau apa yang terjadi" bram menutup mata sejenak memikirkan kata kata yang ingin dia ucapkan.

Revan diam menunggu.

"Tapi ...... gue berharap apa yang gue pikirkan salah"

Revan mengernyit keningnya seakan tidak mengerti.

"Kita harus bisa ....... membedakan antara posisi kita dan posisi seseorang di sekolah ini , mungkin itu lebih baik" ucap bram membuka matanya , menoleh ke arah revan , memegang pundaknya seraya berlalu meninggalkannya.

Tangan revan mengepal tanpa dia sadari , dia tau apa maksud kata kata bram.

Sedangkan willo yang berada di taman tak jauh dari mereka sedari tadi memperhatikan dua orang tersebut sambil menggenggam erat bunga mawar yang tanpa sadar durinya menusuk jemari telunjuk willo.

*aww* keluh willo

"Haduh ngapain sih gue , merhatiin mereka segitunya" gerutu willo sambil mengibas ngibaskan jemari tangannya yang terluka.

Merasa ada yang memperhatikan revan , diapun menoleh kebelakang dan mendapati willo yang sedang di taman melihat ke arahnya juga. Sontak membuat willo gelagapan dan memilih pergi dari sana secepatnya.

"Ahh bodoh" gerutu bathin willo meninggalkan taman tersebut.

Sedangkan revan hanya memandangi kepergian willo dengan wajah datarnya dan segera beranjak pergi dari sana.

---------------

To be continued

I GOT YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang