***
-Skip dapur villa-
Dua orang berbeda jenis kelamin itu sedang sibuk memasak di dapur , hanya suara dentingan pisau dan spatula yang menyelimuti mereka, namun berbeda bagi diego yang dari awal selalu memperhatikan sisil memasak tanpa menegurnya.sedangkan sisil yang sibuk dengan masakannya pun memang merasa seperti diperhatikan sehingga membuatnya menjadi risih dan hilang konsentrasi.
*auuu* panas..panas". Pekik sisil mengibas ngibaskan tangannya yang terkena cipratan minyak panas. Diego yang kaget pun dengan sigap mengambil air dingin dari kulkas dan merendamkan tangan sisil di air tersebut. Sisilpun menjadi gugup saat di perlakukan diego seperti itu , bahkan yang kini dia rasakan hanya debaran jantungnya bukan rasa perih di tangannya lagi.
"Lo tunggu di sini bentar !". Ucap diego seperti memerintah, kemudian dia berlari ke lantai atas.
"Uhh..tangan gue ? Ceroboh banget sih gue !". Ucap sisil merutuki kecerobohannya sendiri. Tak lama diego pun berlari menuruni tangga dan menuju dapur.
Diego menatap sisil yang menampilkan wajah bingungnya kemudian menarik tangan sisil dari rendaman, dengan lihai dia mengelap tangan sisil dengan sapu tangannya , kemudian meniup pelan tangan itu membuat sisil semakin berdebar tak karuan."Perasaan gue kenapa jadi gini sih ,saat lo perlakuin gue dengan baik ?". Bathin sisil ,kemudian memperhatikan diego yang mengeluarkan salep dari saku celananya dan mengoleskan pada tangan sisil yang terkena cipratan minyak panas."jadi dia keatas ngambil salep ? Diego lo bener bener udah berubah ?". Bathin sisil.
"Ehemm" diego berdeham membuat sisil sadar, ".perihnya bakal hilang karena udah dikasih obat. Lain kali hati hati dan jangan melamun saat masak !". Ucap diego dengan penuh penekanan namun terlihat lembut.
"Ma-makasih yah". Balas sisil malu malu, diego tersenyum melihat kegugupan sisil kembali seperti awal lagi dan entah kenapa dia sangat menyukai hal itu. Iapun kembali ke rutinitas memasaknya.
Sama seperti rissa dan veno, di balik tangga kedua orang tersebut tersenyum penuh arti saat melihat adegan diego dan sisil.
*tooss* seru revan dan jessie puas, "gue yakin setelah ini mereka bakal akrab van !". Sahut jessie.
"Itu bagus buat geng kita jess, kalau gitu kita susul bram dan willo di belakang ! Sebentar lagi mereka bakal selesai memasak". Ajak revan kepada jessie ,kemudian mereka pergi meninggalkan tempat tersebut diam diam.
--------------------
Selang beberapa lama masakan pun jadi dan di susun rapi oleh sisil di meja makan di bantu diego yang menata rapi piring di atas meja, disana tersusun rapi aneka masakan buatan mereka berdua. ada ayam rica rica , ayam panggang , sayur asam manis dan tumis bakso sawi putih tidak lupa juga buah buahan sebagai pelengkapnya.
Sisil dan diego tersenyum puas menatap hasil masakan mereka berdua, "aaa...gue puas !" pekik sisil."tosssss ????" ajak sisil spontan ke diego kemudian menarik kembali tangannya, diego terkikik geli melihat tingkah sisil yang salting sendiri.
"Panggil gih itu bocah bocah !" perintah diego.
"Gak perlu dieg ! Kita uda datang kok." ucap bram menyambar kursi di meja makan dan langsung duduk. "Kalian gak laper ?" tanya bram.
"Kebiasaan lo bram ! " cibir veno yang datang bersama rissa.
"Kalian berdua abis darimana kok barengan ?? " tanya jessie kepada veno dan rissa.
"Si-siapa bilang barengan ! Gu-gue gak sengaja barengan sama ini manusia kali" sahut marissa tergagap. Veno memutar malas bola matanya dan memilih menarik kursi di sebelah bram.
KAMU SEDANG MEMBACA
I GOT YOU [Completed]
Fanfic[PRIVATE RANDOM] silahkan follow untuk melihat ✌ Bagaimana jika kebencian itu terkikis oleh sebuah rasa yang bahkan mereka abaikan . Akankah mereka mengabaikan faktanya ataukah menerima rasa itu hadir di kehidupan mereka. Bukankah benci dan cint...