"Kan udah gue bilang di Line jam setengah tujuh harus siap. Kenapa lama banget sih? kita ada kelas jam pertama."
Rio melipat kedua tangannya didepan dadanya, menyandarkan punggungnya di pintu mobilnya. Melihat Perempuan yang ia tunggu menampakkan diri, Rio tidak menunggu waktu lama untuk membuka mulutnya.
"Kebiasaan lama kalo dandan. Genit. Biar diliatin cowok-cowok kan?" sang perempuan hanya diam sambil mengikat tali sepatunya dan mengunyah permen karet kesukaannya .
Mitha mengambil tasnya dan mengencangkan ikat rambutnya. Ia berjalan menuju pintu pagar. Tanpa menoleh ke arah Rio, Mitha masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil, meninggalkan Rio yang terbengong sendirian.
"Lo tuh kenapa sih? PMS ya?" Rio menutup pintu mobilnya dengan kasar. Mitha hanya diam. Tangannya sibuk mencari lagu di Ipodnya.
Rio mulai kehilangan kesabarannya. Ia menarik tangan Mitha membuat Mitha tersentak. "Eh kalo gue tanya dijawab. bisa kan?"
"BERISIK! DIEM BISA GAK! BUKANNYA DUA HARI YANG LALU JAM 20 :57 LO BILANG KITA PUTUS! KENAPA SEKARANG KESINI, HAH!" Mitha memukulkan kepalan tangannya ke dashboard. Nafasnya naik turun.
"Dan kenapa juga gue naik ya. Goblok gue," Mitha merutuki tindakannya dalam hati. Kepalang tanggung. Itung-itung irit pertamax .
"Oh itu, ya udah sih maaf. Namanya juga lagi emosi. Gue juga tau walaupun gue bilang putus seribu kalipun kita bakalan balik lagi," jawab Rio dengan santai dan tanpa rasa bersalah. Mitha mendengus kesal. Rio mulai menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggal komplek perumahan Mitha.
Mitha menghela nafas panjang. Selama perjalanan, mitha memalingkan wajahnya ke arah jendela, berusaha untuk menghindar selama mungkin dari Rio. Dia sedang tidak bernafsu menatap wajah Rio yang tampan dan menggiurkan. Untungnya jalanan pagi itu tidak terlalu padat. Sesampainya di Kampus, Mitha langsung meninggalkan Rio dan berjalan sendirian ke arah kelasnya. Mereka satu fakultas. Mereka kuliah di Universitas yang sama dan fakultas yang sama. Fakultas Hukum. Namun, Mitha dan Rio hari ini di jam pertama mereka ada di kelas yang berbeda. Mitha ada kelas Hukum Internasional dan Rio ada kelas Hukum Dagang. Namun, kelas mereka berdekatan hanya terpisah 1 kelas. Sesampainya di kelas, Mitha melempar tasnya ke atas kursi dan mengistirahatkan tubuhnya. Entah kenapa pagi ini terasa melelahkan.
"Wooeeyy ... kenapa nih pagi-pagi udah cemberut?" sebuah suara mengagetkan Mitha dari lamunannya.
"Radith ... Capek," Mitha bergelayut manja di tangan Radith. Radith membelai rambut mitha. Radith , Mitha dan Rio adalah sahabat sejak SMA. Namun, Radith dan Mitha kenal lebih lama karena mereka sudah bersahabat sejak kelas 3 SMP karena mereka satu kelas, sedangkan dengan Rio mulai kenal sejak kelas 1 SMA. Mereka satu Fakultas. Kedekatan Radith, Mitha dan Rio terkadang membuat teman-teman mereka bingung, sebenarnya pacar Mitha itu Radith apa Rio?
Sebenarnya Mitha lebih dulu menyukai Radith. Namun, sikap Radith yang terkenal 'lempeng' membuat Mitha sush menebak apakah Radith juga menyukainya atau tidak. Jadi, saat mulai memasuki dunia perkuliahan, entah sejak kapan dan karena apa tiba-tiba Rio menyatakan perasaannya kepada Mitha. Saat itu Mitha bingung harus bagaimana. Ia berharap saat ia menceritakan hal itu kepada Radith, Radith akan cemburu atau apalah. Tapi, ternyata Radith malah menyuruh Mitha memberikan kesempatan kepada Rio.
"Kenapa lagi?" tanya Radith sambil mengelus punggung Mitha. Dan setiap kali Radith melakukan itu dia selalu merasa nyaman dan ngantuk. Sentuhan Radith tetap sama. Menenangkan. Mitha sangat menyayangi Radith dan perasaan itu tetap sama.
"Itu si ..." sebelum Mitha menyelesaikan kalimatnya, Rio masuk ke kelasnya dan memotong pembicaraan mereka.
"Lepasin itu tangannya," Rio menarik tubuh Mitha menjauh dari Radith.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE
General Fiction(END - BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE) I was your cure But you were my disease I was saving you But you were killing me ••• Copyright © 2016 . All Right Reserved