CHAPTER 3

2.4K 240 28
                                    

"Mitha .. Mith .. Mitha."

Mitha menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Pelan namun sangat mudah terdengar dalam suasana seperti ini.

"Apaan?" Mitha berbisik dan melirik ke depan memastikan dosen tidak melihatnya.

"Nomor 3," Radith mengacungkan 3 jari nya.

Mitha menuliskan jawaban nomor 3 di selembar tissue yang sedari tadi dipegangnya dan memberikannya kepada Radith.

"Anjing. Jorok banget," Radith memegang tissue yang diberikan Mitha dan membukanya.

"Ada ingusnya?" Radith berbicara sepelan mungkin.  Se-slow yang dia bisa.

Mitha mengangguk. Membuat Radith berdigik geli.

"Tai lo tha," Radith mengumpat namun kali ini suaranya terdengar keras di dalam kelas yang hening. 

"Paramitha .. Radithya .. kalian ngapain?"

Seisi kelas mendadak menoleh ke arah mereka. Membuat keduanya tersenyum canggung.

Mampus !

                                       ⚫️⚫️⚫️

Setelah ujian selesai, lorong kampus menjadi riuh dengan diskusi mahasiswa tentang ujian yang baru saja mereka kerjakan. Ada yang tertawa bangga, ada yang terdiam sombong dan yakin.Kalau yang mengumpat sebel? Banyak!

"Lo ngerjain gue ya. Gue tanya jawabannya apa lo nulisnya cuma konvensi paris 1919," Radith memukul kepala Mitha dengan buku yang dia pegang.

"Aww .. sakit," Mitha menendang kaki Radith membuat Radith meringis.

"Itu tadi jawabannya, Radith. Gue kasi lo kata kunci. Masa iya lo gak tau konvensi paris 1919," Mitha mengusap kepalanya yang terasa sakit. Seriusan ini sakit!

"Sakit ya? Maaf ya. Gak bermaksud kenceng tadi," Radith mengusap kepala Mitha di bagian yang tadi dipukulnya.

"Dicium dulu gak? Biar sembuh?" Mitha tersenyum lebar mendengar rayuan sahabatnya itu. Radith .. selalu punya cara untuk membuatnya nyaman.

"Gak ah ... ada Dosen sliweran. Lagian kan Sarah jomblo takut sarah baper," Mitha sengaja mengeraskan suaranya saat menyebut nama Sarah. Yang bersangkutan menoleh sambil mendengus kesal.

"Diem lo mith, gue stres nih. Soal 10 gue cuma jawab 3."

Mitha dan Radith serentak tertawa.

"Otak lo ketinggalan di pegadaian ya?" Mitha terkekeh.

"Sialan lo, gue kemarin gak belajar karena gue kedatangan tamu bokap gue. Belajar sih tadi pagi. Tapi, gak masuk."

"Alah alasan," Mitha mengibaskan tangannya.

"Lah beneran serius. Gue disuruh ngajak ngobrol anak temennya papa biar gak bosen. Masa iya gue tolak."

"Cowok?"

"Boro-boro. Cewek cing. Males gue. Enak ya jadi lo, Mith. Baca sejam aja udah hafal semuanya. Anak IPS Sejati."

"Hah! Baru tau? Paramitha Lysandra." Mitha membusungkan dadanya sambil meletakkan telapak tangannya di dada.

"Eeeemm ... sombong dia. Sombong," Radith menarik rambut Mitha.

"K E N Y A T A A N W O Y!"

Ketiganya tertawa, membuat suasana tegang setelah ujian menjadi sedikit cair.  Radith melingkarkan tangannya dipundak Mitha, Mitha menyandarkan kepalanya dipundak Radith .

TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang