"Kamu jadi berangkat kapan ke Belanda?" Suara Adam mengagetkan Mitha yang sedang membereskan barang-barang di kamarnya.
"Eh, ngagetin aja. Itu-iya bulan depan kayanya. Karena sebelum kuliah nanti bakal ikut kursus bahasa belanda tiga bulan," Mitha menjawab pertanyaan Adam namun matanya tetap tidak teralihkan dari barang-barang yang sedang di tata.
"Bukannya Global Criminology pake bahasa inggris ya kurikulumnya bukan bahasa belanda."
"Ck ... nggak papa. Toh KUHP sama KUHPer kita juga belanda yang bikin. Sapa tau nanti juga berguna disana."
"Iya juga sih." Adam manggut-manggut setuju.
"Eh, Mitha. Abis master nanti jadi ambil PKPA?"
"Lah jadilah! Masa nggak, rugilah. PKPA kan cuma sebulan."
"Sekolah mulu dong ya kamu. Master di utretch setahun dua tahun lah, terus PKPA terus magang 2 tahun . Berarti kamu kelar-lar sekitar 4 tahunan ya?"
"Iya tapi nggak papa. Udah cita-cita jadi advokat kaya Papa. Lah kalo magang gampang itu mah. Magang aja dikantor Papa," Mitha tertawa yang dibalas dengan lemparan bantal ke arah Mitha.
"Lah kan bener punya papa advokat harus dimanfaatkan dong. Nggak perlu susah cari nama, ya kan bener kan oke kan?"
Adam yang mendengar hanya manggut-manggut tanda setuju. Memang ayah tirinya adalah seorang Advokat yang cukup tersohor.
"Eh, Mitha."
"Hmm."
"Aku kok khawatir kamu disana sendirian?" Rio berjalan mendekat dan duduk di tepian kasur sambil menatap Mitha yang sedang duduk dibawah.
Mitha mendongak, "khawatir kenapa deh?"
"Ya khawatir aja. Kamu sendirian. Bawa muhrin gih, biar ada yang jagain."
"Eh maksud kamu, aku nikah dulu gitu?"
"Haha nggak gitu juga kali adek manis. Tapi, gimana ya? Khawatir serius."
"Kakakku lebih manis kalo khawatir ternyata. Mau dong di khawatirin tiap hari," Mitha tertawa geli melihat Adam yang membenturkan kepalanya ke atas bantal geli melihat tingkah Mitha.
"Aku serius Mitha. Gimana nanti kalo ada yang macem-macem sama kamu?"
"Kamu lupa kalo aku ikut thai boxing?"
"Ck ... seriuslah. Kamu jangan keseret pergaulan yang nggak bener ya?"
Mitha menggeleng pelan kemudian bangkit dan berjalan menghampir Adam yang masih duduk di kasurnya, "aku disana sekolah. Lagian program Global Criminology itu cuma setahun. Paling lama aku di sana cuma satu setengah tahun. Mentok dua tahunlah."
"Sebenernya Rio sih yang lebih khawatir dari aku. Takut kamu kecantol bule katanya."
Mitha tertawa mendengar penjelasan dari Adam, "iya? Dia bilang begitu? Ck .. aneh-aneh aja. Bilangin kalo aku masih cinta produk indonesia."
Mitha duduk disamping Adam, mengambil bantal yang kemudian diletakkannya di atas pangkuannya dan menopang dagunya, "aku malah khawatir nanti kamu disini sendirian. Siapa yang ngurusin makan kamu ya? Sarah nggak bisa masak. Dia bisanya ngomel sama makan doang."
"Aku ikut ya?" Adam tersenyum.
"Hah? Kamu ngapain disana nanti? Aneh-aneh aja kamu ini," Mitha mencubit pipi Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE
General Fiction(END - BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE) I was your cure But you were my disease I was saving you But you were killing me ••• Copyright © 2016 . All Right Reserved