CHAPTER 21

1.2K 152 6
                                    

"Jadi hari ini mau masak apa?"

Adam mendekati Mitha yang sedang serius mengiris wortel dan beberapa sayuran lain. Adam mengistirahatkan dagunya dipundak Mitha. Tangannya melingkar erat dipinggang Mitha yang ramping.

"Gimana aku bisa masak kalo kamu nempel kaya koala gini mas?"

"Ck ... kamu ini. Aku kan kangen." Adam mendarat kecupan dipipi Mitha lalu mengeratkan pelukannya.

"Dih alay. Tiap hari ketemu juga." Mitha memukul perut Adam, kemudian bergeser dari posisinya untuk mengambil wadah plastik kemudian memasukkan sayuran yang sudah dipotong kedalamnya.

"Kamu ninggalin aku sendirian hampir dua jam tau nggak?"

"Tau. Terus?"

"Ck dasar nggak peka. Ya kan kangen."

Mitha menghentikan aktifitasnya kemudian melirik Adam sejenak, "kamu kaya ABG tau nggak. Umur udah mau 24 juga."

"Biarin." Adam menarik kursi dari meja makan kemudian meletakkannya di tempat dekat Mitha berdiri.

"Ngapain duduk disini, mas?"

"Ngeliatin kamu masak. Masak apa sih?"

"Capcay kuah, goreng nugget, sambel terasi, ayam goreng tepung."

"Banyak banget."

"Kan buat Sarah sama Rio juga. Mereka kesininya pasti belum sarapan itu."

Adam manggut-manggut mengerti, "jam berapa mereka kesini?"

"Jam sembilan katanya. Ada yang penting gitu katanya."

"Sarah lagi hamil kali."

"Heh! Sembarangan." Vera melotot ke arah Adam. Adam hanya meringis tanpas dosa.

"Kamu mau nggak aku hamilin."

"Mau dong. Tapi nanti ya nunggu sah."

"Sekarang aja biar cepet."

Mitha melempar potongan bawang ke arah Adam yang dibalas dengan sebuah pukulan di pantat Mitha.

"Mas! Sana ah . Ganggu aja kamu ini."

Adam sudah siap ingin melemparkan banyolannya yang lain namun terpotong ketika mendengar suara bel dari pintu depan.

"Itu Sarah sama Rio mungkin."

"Masih jam setengah delapan mas. Bukan kayanya."

"Yaudah biar aku aja yang buka ya."

Adam beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu depan. Mitha kembali fokus ke sayuran yang menunggu untuk dieksekusi. Samar-samar Mitha mendengar suara percakapan Adam dengan seseorang. Laki-laki. Namun Mitha kurang begitu jelas mengenalnya.

Siapa ya?

"Mas, ada siapa?" Mitha berteriak dari dapur sambil mencuci sayuran yang sudah selesai dipotongnya.

Hening.

Mitha yang mulai penasaran kemudian meninggalkan sayurannya sejenak dan berjalan menuju pintu.

"Mas, ada siap-- oh Radith. Masuk masuk. Tumben pagi-pagi kesini?"

Mitha yang mendapati Radith sedang memandang Adan dengan tatapan tidak senang mencoba mencairkan suasana.

"Eh mau makan sekalian nggak? Bentar lagi paling Rio sama Sarah dateng."

Radith tersenyum kemudian mengangguk, "boleh."

"Yaudah lo masuk dulu ya."

"Okay."

Radith berjalan ke ruang keluarga meninggalkan Mitha dan Adam sendirian di teras depan. Adam menatap Mitha dengan tatapan -kamu ngapain suruh dia masuk- membuat Mitha sedikit senewen.

TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang