CHAPTER 8

1.7K 193 12
                                    

"Serius?"

Mitha mengangguk sambil terus meminum es jeruknya.

Sarah menggebrak meja membuat Mitha terlonjak kaget dan tersedak, "Anjir!"

"Apaan sih sar? Ngagetin aja."

"Enak banget ya jadi lo. Luput gak jadi pacar ternyata kakak. Ganteng gitu. Semoga lo gak khilaf terus tidur sama kakak lo sendiri ya."

"Astaga sarah. Otak lo rusuh kaya Demo '98"

"Jiaahh. Jayus abis. Eh .. tapi kalo gue udah gak tahan kali punya kakak kaya gitu. 'Basah' terus tiap hari."

Mitha menepuk keningnya, sarah bener-bener mulutnya kaya motor 2 tak. Kotor!

"Saronah, jangan ember ya tentang Adam dan gue. Males gue ditanya-tanya."

"Lo panggil gue saronah, gue sebarin pake toa biar sekampus tau."

Mitha menyeringai lebar dan dibalas dengusan oleh Sarah.

"Eh ... eh abang lo sama mantan lo tuh," Sarah menunjuk ke arah yang di maksud. Mata Mitha mengikuti. Mitha melambai ke arah Adam dan Rio yang dibalas dengan senyuman oleh mereka.

"Ahelah Mitha. Lo punya 2 singa gagah. Iri gue."

Mitha hanya tertawa mendengar celetukan Sarah. Adam berjalan ke arahnya, mengecup keningnya dan duduk disebelah kanannya. Di lanjutkan dengan satu pelukan erat dari Rio dan Ia duduk di sebelah kirinya.

"Anget banget tuh Mitha dikempit dua cowok begitu," Sarah menggerakkan alisnya naik turun, yang dibalas dengan lemparan tempat tissue oleh Mitha. Adam hanya tersenyum sambil mengeluarkan rokok dari saku celananya dan menawarkannya kepada Rio. Rio menyelipkan satu batang rokok dibibirnya.

"Kamu udah makan?" Adam melingkarkan tangannya di pundak Mitha.  Mitha hanya mengangguk.

"Eh, Dam itu arah jam 3. Cakep. Namanya Wanda," Rio menarik tangan Adam sambil menghembuskan asap rokoknya ke arah yang di maksud.

Celetukan Rio membuat Mitha melirik tajam kemudian memukul kepala Rio, membuat Sarah dan Adam tertawa.

"Jangan ngajarin Adam yang aneh-aneh. Gue potong burung lo ntar."

"Yah Mitha janganlah. Nanti kita gak bisa bikin Rio Junior."

Mitha mendengus kesal.

"Eh, tapi lucu kali ya. Lo cantik, gue ganteng. Anak kita pasti luar biasa menawan."

"Najis lo, yo!" Mitha memukul perut Rio.

"Sarah, udah makan ?" Suara Adam yang berat membuat Sarah gelagapan.

"Hah ? Oh ? Gue ? Lo nanya gue ? Udah tadi sama Mitha," Sarah terlihat canggung. Wajahnya memerah. Mitha menggelengkan kepalanya sambil tertawa.

"Yah, Sarah. Ditanya udah makan apa belum aja udah tersipu malu, apalagi di ajak kencan. Mimisan kali dia."

"Gue lempar kursi bentar lagi. Liat aja."

Keempat sekawan itu tertawa. Larut dalam kebersamaan. Yang ada hanya tawa dan saling menggoda. Tanpa mereka sadar seseorang berdiri dari kejauhan, menatap mereka dengan tatapan menahan Amarah dan cemburu.

Radith.

⚫️⚫️⚫️

"Coba kamu input aja dulu itu judulnya, Mitha. Siapa tahu nanti di acc kan ? Paling tidak kamu sudah selangkah lebih maju kalau udah nemu judul yang pas," Pak Ridwan yang merupakan Pembimbing Akademik Mitha membubuhkan tanda tangan di KRS Mitha.

TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang