CHAPTER 2

2.9K 262 19
                                    

"Eh Mith ... Mitha," sarah datang menghampiri Mitha dengan setengah berlari, memanggil nama Mitha. Namun, yang dipanggil hanya diam sambil mengangkat satu jarinya mengisyaratkan untuk diam dan berhenti berteriak.

"Mitha!" sarah menggoyangkan pundak Mitha, membuat Mitha mau tidak mau menoleh.

"Apaan sih sarah? Berisik. Ini perpustakaan," Mitha menyingkirkan tangan sarah dari pundaknya.

"Eh ada anak baru ya, transferan dari UNDIP. "

Mitha menyipitkan matanya, "Lah terus hubungannya sama gue?"

Saran menarik kursi di sebelah Mitha dan duduk disebelahnya, "Ih ganteng Mith. Lo kenalan dong terus kenalin ke gue "

"Ya kok gue. Ogah. Gue tau orangnya aja engga," Mitha mengalihkan pandangannya dan kembali berkonsentrasi ke buku yang sedang dibaca sambil memainkan tutup bolpoin dengan giginya.

"Mitha ... ih! Ayo dong. Lo kan anak BEM pasti punya alasan buat ngobrol sama dia. Ajakin demo atau apa gitu."

Mitha terdiam, mengerutkan dahinya, "Lo waktu Tuhan lagi pembagian otak dimana sih? Bego banget. Masa iya diajakin demo, yang bener aja. Lagian gue udah gak aktif, kan gue udah tingkat akhir. Bego emang lo ini," Mitha kembali memperhatikan buku yang sedang dipegangnya sambil menggelengkan kepala tidak mengerti. Sarah yang gemas memukul bagian belakang kepala Mitha.

"Sakit Anj--asmara," Mitha menggosok-gosok kepalanya, "apaan sih lo? Gak jelas."

"Ayolah Mith ... sekali ini aja tolongin gue. Ya, Mith. Lo mah enak punya pacar 2, lah gue satupun takde," Sarah menirukan gaya upin ipin.

"Bacot lo sampah. Gue sabunin nih mulut lo. Iya udah sono keluar. Gue sibuk. Entar kalo ketemu deh gue kasi tau Lo ya."

"Beneran ya? Janji? Sumpah? Demi apa?"

"Gue tabok buku harry potter nih!" suasana perpustakaan yang sepi membuat suara Mitha yang meninggi terdengar menggelegar .

"Paramitha Lysandra! jangan berisik ya," tegur salah satu pengawas perpustakaan. Sarah tertawa geli melihat Mitha tertunduk malu.

"Ya udah. Nanti kabarin gue ya. Eh ga usah, nanti gue yang samperin lo. Makasih Mitha cantik," Sarah membungkuk dan mencium pipi Mitha .

"Anjir!! Sarah Najis !!" Mitha menggosok pipinya yang baru saja di cium oleh Sarah.

"PARAMITHA LYSANDRA! Jangan berisik!!"

"Lo tuh yang berisik," Mitha mendengus kesal, merapikan bukunya dan keluar dari perpustakaan.

⚫️⚫️⚫️

"Mitha ... gue nungguin lo dari tadi diparkiran. Ternyata disini. Ayo pulang," Rio menarik tangan Mitha menuju parkiran.

"Eh ... eh ... apaan nih? Ga usah gue bisa naik taxi," Mitha berusaha melepaskan tangannya dari Rio namun Rio malah menggenggamnya lebih erat. Lebih tepatnya hampir mematahkan pergelangan tangan Mitha.

"Yo ... lepas ... sakit."

"Lo pulang sama gue SEKARANG!" Rio berkata sambil menunjukkan ibu jarinya ke arah wajah Mitha.

"Gak usah pake nunjuk-nunjuk kalo ngomong. Lo bukan Ir. Soekarno. Satu-satunya orang yang boleh berbicara sambil nunjuk-nunjuk cuma bung Karno. Ngerti ?" Mitha menarik tangannya dengan kasar, tangannya sudah hampir terlepas Namun Rio berhasil langsung menarik tangan Mitha kembali.

"Elo --" Belum sempat Rio meneruskan kata-katanya mereka sebuah tangan mencengkeram bahunya membuatnya mau tidak mau melepaskan tangan Mitha dan menoleh ke belakang.

TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang